Hari telah berganti, Wei Wu Xian dengan perlahan membuka matanya dan saat sadar, dirinya tengah berbaring di sofa kamar miliknya sendiri. Dengan gerakan lamban dan malas, Wei Wu Xian memijat pelipisnya yang sedikit pusing.
"Hah~ pasti dia mengambil alih tubuhku. Semoga tidak ada hal buruk terjadi" gumamnya kecil namun tiba-tiba matanya membulat dengan kesadaran penuh menatap pintu kamarnya yang tertutup "astaga! Lan Zhan" dengan sedikit berlari, Wei Wu Xian berniat mencari Lan Wangji, dirinya sedikit khawatir apakah Lan Wangji baik-baik saja atau terluka? Ahh Wei Wu Xian menggeleng kecil, dia tidak mungkin melukai mate nya kan?.
Tok Tok Tok
Sesampainya di depan kamar Lan Wangji, Wei Wu Xian langsung mengetuk pintunya dengan tergesa-gesa.
Merasa tidak ada sautan, Wei Wu Xian yang kalut langsung menerobos masuk dan seketika tubuhnya membeku.
Disana...
Di depan matanya...
Lan Wangji hanya tengah mengenakan handuk di pinggangnya, rambutnya bahkan masih basah menetes membuat Lan Wangji tampak se.... urgh segera Wei Wu Xian menggeleng kepalanya untuk berpikir liar dan tanpa sadar pipinya sudah bersemu merah.
Lan Wangji sendiri terkejut karena baru saja selesai mandi, pintu kamarnya diketuk dengan ritme tergolong cepat seolah menyiratkan kepanikkan orang yang mengetuknya, maka dari itu Lan Wangji dengan terburu-buru melilitkan handuk di pinggangnya dan menuju kopernya yang berada di sisi ranjang untuk mencari pakaian namun kecepatan kilat tangan Wei Wu Xian mendahului.
Melihat wajah Wei Wu Xian yang memerah namun tidak kunjung membuang muka cukup menjadi hiburan pagi bagi Lan Wangji, dirinya yang semula terkejut malu kini justru menyeringai dengan ide jail? Entahlah, watak baru atau katakanlah hobi baru – menggoda calonnya?
"Ekhem, apa perlu ku buka handuk ini agar kau lebih puas memandang?" goda Lan Wangji dengan wajah flat pada Wei Wu Xian yang masih mematung dengan tatapan mata menuju tubuh setengah telanjangnya.
Wei Wu Xian masih bungkam dan entah dorongan setan darimana, kaki Wei Wu Xian melangkah mendekat pada Lan Wangji membuat Lan Wangji tiba-tiba menyesal menggodanya dan kini dirinya salah tingkah, merasa bingung harus berlaku bagaimana.
Mata Lan Wangji membulat ketika tangan hangat Wei Wu Xian dengan lembut mengusap dada dan perut rotinya, membuat gelenyar aneh yang bahaya. Telinga Lan Wangji sudah sangat merah. Dirinya bahkan sempat berpikir sosok di depannya ini jiwa yang mana? Apakah yang 'dulu' karena yang 'sekarang' kan pemalu? Tapi siapapun jiwanya, Lan Wangji masih lah seorang pria matang dewasa, sulit menahan gejolak ketika sentuhan lembut 'memancing' dilakukan omeganya.
Sebelum kehilangan kewarasan, Lan Wangji mencengkram pundak Wei Wu Xian "Wei Ying! Sadar atau jangan salahkan aku bila kau ku klaim saat ini juga" desisnya.
Seketika Wei Wu Xian tersentak "ha.. hah?" dengan linglung Wei Wu Xian mendongak menatap Lan Wangji.
Lan Wangji menggeram karena telapak tangan Wei Wu Xian masih menempel ria dengan dadanya "perhatikan tanganmu Wei Ying".
Wei Wu Xian dengan polos langsung menatap tangannya dan bukannya langsung dilepas namun justru terkekeh linglung "tubuhmu pas Lan Zhan. Kau sangat...."
Blush
Mata Wei Wu Xian melotot ketika akal sehatnya menamparnya, dengan cepat menarik tangannya dan melangkah mundur. Astaga! Rasanya dirinya ingin melempar dirinya ke danau Yunmeng. Oh harga dirinya sangat terluka.
Sudah sangat malu, Wei Wu Xian langsung memutar badan dan berlari cepat meninggalkan Lan Wangji yang menatapnya datar? Padahal bila ditelisik lebih jauh, salah! Lebih lama, senyuman Lan Wangji sangat lebar, oh ini pertama kalinya gigi putih bersih rapih itu terlihat utuh.
Lan Wangji merasa gemas dengan tingkah Wei Wu Xian yang ini. Bukankah dirinya beruntung karena 2 jiwa dalam tubuh mate nya memiliki karakter yang berbeda? Bagaimanapun karakternya, Lan Wangji menyukainya.
Baru saja Lan Wangji membuka kopernya, teriakan nyaring menggema dan saat itu juga Lan Wangji tertawa karena tidak dapat menahannya lagi. Sebenarnya dirinya cukup bingung kenapa respon Wei Wu Xian sangat lama sekali tapi biarlah, hiburan di pagi hari.
Mood di pagi hari akan menentukan mood mu seharian.
***
Wei Yuan dan Xue Yang menatap Lan Wangji dan Wei Wu Xian bergantian. Ke empatnya kini sedang berada di meja makan karena memang Wei Yuan dan Xue Yang pulang pagi tadi tapi mereka bingung karena Wei Wu Xian sedari tadi menunduk dan Lan Wangji sendiri menatap datar kearah Wei Wu Xian.
"Emm apa Xian ge memiliki kesalahan fatal? Kenapa meja makan ini rasanya seperti persidangan?" celetuk Xue Yang yang sudah tidak sabar dengan atmosfer mencurigakan ini.
Wei Yuan mengangguk menyetujui "apa kalian melakukan sesuatu hal yang berujung menerbitkan kecanggungan seperti ini?".
"TIDAK!! / tidak" jawab Wei Wu Xian dan Lan Wangji bersamaan namun dengan ekspresi yang berbeda dimana Wei Wu Xian memekik sedangkan Lan Wangji menjawab santai.
Mata Xue Yang menyipit "mulut kalian berkata tidak tapi tubuh kalian yang lain berkata ya".
Wei Yuan ikut menyipitkan mata seperti Xue Yang tapi diiringi sedekap dada "apa kalian melakukan hal tak senonoh selama kami tak disini?".
Blush
Wajah Wei Wu Xian kembali memerah padam, spontan langsung menundukkan kepalanya lagi. Lan Wangji yang melihat itu tersenyum tipis dan karena ingin segera menghentikan kecurigaan 2 adik tercinta Wei Wu Xian, dengan jujur Lan Wangji menjawab "bukan hal besar. Kakakmu hanya melihatku selepas ku mandi lalu menyentuh dada dan perutku. Itu saja".
"APA???!!" teriak Wei Yuan dan Xue Yang lalu menatap tajam Wei Wu Xian menuntut penjelasan.
Oh great! Pemilihan kata yang bagus! Wei Wu Xian merutuki Lan Wangji dalam hatinya.
"Kak, kenapa kau menjadi mesum? Katakan! Kau Xian ge ge ku atau dia?" tanya Wei Yuan tidak sabar.
"Aku tidak mesum! Aku tidak ingat kenapa aku menyentuhnya. Tubuh sexy nya menarikku begitu saja" bela Wei Wu Xian yang membuat Wei Yuan dan Xue Yang menganga tidak percaya, alasan konyol macam apa itu?.
Lan Wangji sendiri berusaha menahan tawanya namun tak dipungkiri telinganya memerah. Dirinya tidak menyesal telah berolahraga membentuk otot sempurna. Tubuhnya ternyata mampu memberikan magnet pada Wei Wu Xian.
Xue Yang menghela nafas kasar menghadapi kepolosan Xian ge nya dan keambiguan manusia datar di depannya "sudah sudah! Ada hal penting yang harus kita bahas. Tengah malam tadi, ada yang menyusup ke perusahaan dan berusaha membobol arsip penting perusahaan, tidak hanya itu saja, bahkan penyusup itu menaburkan banyak racun di pantry karyawan dari garam, gula, kopi, bahkan air mineral".
Seketika atmosfer ceria berubah menjadi dingin. Bahkan Wei Wu Xian yang polos kini mendatarkan wajahnya percis seperti saat menghadiri rapat para pengusaha itu. Beginilah dia, bila menyangkut keluarganya, sikapnya akan langsung berubah 180 derajat. Perusahaan Wei adalah peninggalan orangtuanya dan Wei Wu Xian tidak akan memafkan siapapun yang berusaha menghancurkannya.
Wei Wu Xian menyeringai "ahh dia ingin bermain dengan anak remaja ini ternyata".
Lan Wangji sempat tersentak dengan perubahan drastis respon Wei Wu Xian namun ketika melirik Xue Yang dan Wei Yuan yang bersikap biasa saja, Lan Wangji mulai mengerti. Ternyata baik jiwa sekarang maupun dulu tetap ada kesamaan yang tidak hilang.
TBC
____
Maaf ya updatenya lama, karena draft cerita-cerita ku hilang :'( jadi harus ketik ulang dan bahkan inget ulang alurnya. Mana buat ceritanya banyak jadi alurnya tumpang tindih, aku bahkan harus baca ulang ceritaku sendiri dulu biar inget lagi :'(
Dan otak mumet nya pun harus diseleraskan dengan pekerjaan juga tugas kampus jadi makin kejar-kejar waktu. Maaf dan mohon pengertiannya ya. Lagi siapin skripsi juga :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Eyes (WangXian FanFic)
FanfictionWei Wu Xian buta namun dirinya tidak sepenuhnya tidak dapat melihat. Walau buta, mata indahnya mampu membuat seorang tuan muda Lan kedua jatuh cinta padanya. *** Nama karakter meminjam tokoh dari "The Grandmaster Of Demonic Cultivation" Lan Wangji ...