Part 33

391 55 5
                                    

Setelah Sowon tenang, mereka akhirnya berbaring bersama di kamar Sowon.

"Kamu ini manusia. Wajar kalau hatimu berubah-ubah."

"Jangan-jangan dia melakukan ini, untuk membuat hatiku tidak tenang."

"Sayang, dengan kamu berpikiran seperti ini, kamu tidak akan pernah tenang."

Taeyeon mencoba sabar, orang mabuk akan terus bicara ngawur sampai dirinya merasa lelah. Jadi Taeyeon akan menunggu sampai Sowon lelah dan tertidur.

"Eomma..."
"Wae?."

"Eomma pernah mendengar cerita tentang orang yang mendapatkan donor organ akan membawa kepribadian dari pendonornya?."

Taeyeon mengeleng tak tahu...

"Seandainya Yewon yang melakukannya saat itu, aku pasti akan ketularan pintarnya Yewon. Itu tidak akan menjadi masalah."

"Sayang. Tidur saja sekarang. Sudah malam."

"Sebelum jadi model. Aku tidak pernah mau tampil. Tapi saat itu, setelah sekali mencoba aku tiba-tiba ketagihan. Dan akhirnya jadi seperti sekarang. Dan eomma juga tahu 'kan, tahun lalu aku ikut project film. Walaupun hanya sebagai pemeran pendukung, tapi tiba-tiba aku suka. Aku bahkan ingin dapat peran yang lebih... Dia juga dulu seorang model dan aktor. Aku sekarang bekerja seperti dia... aku takut, aku takut sifat-sifat buruknya juga akan datang padaku."

Taeyeon tak bisa berkata apa-apa, dia kembali memeluk Sowon karena anaknya itu kembali menangis.

"Suuutt... sifatmu tidak akan pernah berubah. Kamu akan tetap menjadi dirimu sendiri. Soal pekerjaan, ini hanya kebetulan saja. Seperti yang sering eomma katakan, perubahan adalah hal wajar yang terjadi. Karena kita ini manusia."

Sowon sudah bernafas lebih teratur, dia sepertinya sudah lebih tenang lagi dan lelah.

"Sayang, sepertinya ini tekanan dari pekerjaan, kamu jadi lelah tidak jelas. Lingkungan kerjamu mulai tidak sehat. Kontrak kerjamu sebentar lagi beres 'kan?."

Sowon mengangguk sebagai jawaban...

"Kita pulang saja. Jeonju. Kita bisa sering ke tempat kakek-nenekmu. Jangan tanda-tangani kontrak lain sampai kamu siap. Kalau sampai kamu punya pekerjaan baru, itu lebih baik. Kamu tidak akan dihantui rasa takut lagi."

"Pulang?. Itu artinya kita akan semakin dekat dengan dia."

"Kalau dia macam-macam lagi. Dia akan langsung di penjara. Kamu ingat perjanjian kita 'kan?."

Sowon mengangguk lagi... "Ne... ayo kita pulang eomma. Aku rindu haraboji dan halmoni."

******

"Eomma..."panggil Winter sambil berjalan mencari ibunya

Dia mengelilingi penjuru rumah, tapi tidak menemukan ibunya. Satu-satunya tempat yang belum dia datangi adalah kamar kakaknya.

"Apa eonni pulang kemarin malam?."gumamnya bertanya-tanya

Ternyata benar, ibunya ada disana tertidur bersama sang kakak. Winter ikut berbaring bersama mereka, lalu memeluk Taeyeon.

Taeyeon terusik, dia akhirnya bangun. Dia sekarang dihimpit oleh kedua putrinya. Taeyeon menoleh ke belakangnya.

"Waeyo?."
"Anni, aku juga ingin memeluk eomma saat tidur."
"Ini sudah pagi, sayang. Ayo bangun."
"Sekarang hari libur."
"Kalau begitu peluk saja eonni. Eomma harus membuat sarapan untuk kita."

Taeyeon akhirnya bangun dan membiarkan kedua anaknya kembali tertidur.

Dia cuci muka, kemudian mulai sibuk membuat sarapan. Dia juga menelepon Yul.

My Mom...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang