Sowon masih tinggal bersama keluarga Lee. Dia tidak bisa pergi begitu saja, dan lagi pengacara ayahnya meminta mereka untuk berkumpul hari ini. Walaupun tidak tertarik, Sowon terpaksa harus mengikutinya.
"Noona, kemarilah..."
"Pengacara itu sudah datang?."
"Belum. Aku ingin memperlihatkan sesuatu pada noona."
Yewon membawa Sowon ke sebuah kamar.
"Ini... apa?."
"Ini hadiah-hadiah yang appa beli saat hari ulang tahunmu dan juga saat dia ingat padamu. Aku harap ada yang kau suka. Appa payah soal hadiah. Jadi aku tidak akan memaksamu untuk membawa semuanya."
Yewon meninggalkan Sowon sendirian di kamar itu. Sedangkan Sowon, mau tidak mau membuka satu persatu dari hadiah itu, ada sekitar 20 kotak. Walaupun tidak ada yang dia suka dari hadiah itu, tapi dia mengambil semua surat yang tersimpan dari setiap kotak.
"Ada yang kau suka, eonni?."tanya Yerin tiba-tiba muncul
Sowon mengeleng, "Anni..."jawabnya jujur
"Yakk, tak bisakah kau berpura-pura sedikit saja?. Dan setidaknya ambil 5 barang yang akan berguna!."Yerin pura-pura marah"Ck... kau tahu bagaimana aku, Ye..."
Yerin tersenyum kecil, tapi matanya juga jeli melihat setumpuk surat yang Sowon pisahkan. "Benar juga, kau punya banyak uang, meskipun setahunan ini menganggur. Barang-barang ini pasti tidak berharga dimatamu."sesalnya
"Kau bisa ambil semua ini, kalau mau?."
"Shireo... itu untukmu."
"Kalau begitu jual saja..."Yerin melupakan sejenak sopan-santunnya pada kakak iparnya ini, dan memukul kepala Sowon.
"Arghhh..."ringis Sowon, "Yakk, kalau berdarah bagaimana?."keluhnya
"Cih... mulut sadismu lebih berbahaya daripada tanganku. Jadi mana mungkin kepalamu berdarah.""Pengacara abonim sudah datang, kau di tunggu di bawah."
"Kenapa tidak bilang sejak tadi?."Sowon merapihkan meja, dan mengambil semua surat. Sebelum ke bawah, dia menyimpan surat-surat itu di kamarnya.
"Masih saja pura-pura tak peduli. Ck... dasar..."dumel Yerin pelan
Sowon bergabung dengan yang lain-nya. Dan hanya mendengarkan saat pembacaan surat warisan. Tapi setelah mendengar tentang bagiannya, dia langsung protes.
"Aku tidak bisa menerimanya."ujar Sowon setelah mendengar saham perusahaan yang diwariskan padanya
Jieun yang duduk disebelah Sowon langsung meraih tangan Sowon dan mengusapnya pelan. "Wae?."tanyanya lembut
"Hanya tidak bisa. Setelah semua yang aku lakukan. Mana bisa aku menerima semua itu?."jelas Sowon, dia bahkan sampai sekarang masih enggan menerima saham dari perusahaan ibunya. Bagaimana bisa dia menerima saham dari ayahnya?
"Ayahmu dan kami tidak keberatan sama sekali. Kamu tetap bagian dari kami. Di terima ya?."bujuk Jieun lagi
Sowon tetap mengeleng menolak...
"Tuan Lee sudah memperhitungan hal ini. Nona Sowon pasti akan bersi keras untuk menolak. Tapi kami masih punya penawaran yang lain."
Sowon mendesah pasrah, kenapa mereka selalu memaksanya?.
"YeSo Holdings, anda pernah mendengarnya?."tanya pengacara itu pada Sowon
"Nan molla!!. Sudah ku bilang, aku tidak pernah tertarik dengan yang namanya perusahaan keluarga."jawab Sowon mulai tak sabar
"YeSo holdings, yayasan yang di bangun tuan Lee sejak 10 tahun yang lalu. Yayasan ini aktif melakukan kegiatan sosial untuk anak-anak yatim piatu dan para orangtua tidak mampu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mom...
Random"Aku memang menyukai penyanyi Kim Taeyeon, tapi bukan berarti aku menyukainya sebagai ibuku..." "Rasanya baru kemarin aku memeluknya. Tubuh rapuh yang dulu aku dekap erat, sekarang lebih tinggi dariku."