Dive Into You

731 94 29
                                    

Javin tersenyum melihat video yang dikirimkan oleh Jeno, video yang menampilkan pertengkaran dua saudara kembar mereka yang lain, Jeno mengatakan jika Rendra dan Haekal bertengkar karena kelaparan dan butuh Javin di rumah untuk memasak, Javin diminta pulang lebih awal.

Tapi hari ini Javin mungkin akan lembur, ada pertemuan tamu VIP di hotel dan Javin bertugas memasak hidangan untuk perjamuan, lagipula ada-ada saja Jeno, di rumah mereka juga ada asisten rumah tangga yang bertugas masak, tak mungkin Haekal dan Rendra perlu menunggunya pulang untuk makan malam, Javin memang jarang sekali ikut sesi makan malam keluarganya karena jadwal kerjanya.

Javin melihat para asisten dapur sedang menyiapkan bahan masakan, makanan yang diminta oleh manager untuk dihidangkan adalah makanan Indonesia, Javin akan memasak banyak menu hari ini.

Javin membuka lokernya, di sana ada sepasang sepatu wanita, itu milik Winter Li yang sampai sekarang belum ia kembalikan, bagaimana bisa Javin mengembalikannya saat dia tak tahu alamat wanita itu? Javin sebenarnya bisa meminta pada manager hotel dengan sedikit beralasan, tapi dia ingin meminta kontak Winter Li secara pribadi, dan entah kenapa Javin begitu percaya diri bisa bertemu dengan wanita itu lagi.

Javin mengganti bajunya dengan seragam koki, mengenakan apron dan memanggil semua anak buahnya untuk berkumpul di dapur, mereka berada di depan kompor masing-masing, siap untuk memasak hidangan tamu VIP.

Kegiatan memasak sangat menyenangkan bagi Javin, ia memberi instruksi kepada timnya untuk memasak makanan pembuka dan penutup, sedangkan ia sendiri akan memasak main dish, hidangan utama.

Hidangan utamanya adalah lobster lokal yang dikirim dari Nusa Tenggara. Javin memasaknya dengan bumbu kuning yang memiliki cita rasa sedikit asam dan sangat kaya rempah, bumbu-bumbu khas Indonesia.

Manager mengabarkan jika pertemuan telah dimulai, hidangan pembuka akan keluar lima belas menit lagi dan lima belas menit kemudian main course juga harus sudah siap untuk disantap.

Semua tepat sesuai waktu yang ditentukan, acara malam itu sukses dan Javin memberi pujian pada timnya, setelah selesai memasak, Javin menghirup udara malam di teras samping dapur, melihat langit yang dihiasi bintang-bintang malam ini.

Javin melepas apron-nya, hendak pergi ke loker untuk mengganti bajunya untuk pulang, tapi saat berbalik ia mendapati seseorang yang dipikirkannya sejak beberapa hari berdiri dengan senyum yang otomatis membuat Javin tersenyum, Javin bahkan mengira dia sedang berhalusinasi karena terlalu kelelahan.

Akan tetapi ketukan sepatu wanita itu membuyarkan pemikiran Javin, ini kenyataan, Winter Li berjalan ke arahnya, ikut menyandarkan diri di pagar teras dan menatap bintang, membuat Javin ikut mendongak menatap langit juga.

"Sepatu saya ada di kamu ya?"

Javin tersenyum, dia mengangguk sebagai pembenaran.

"Itu sepatu kesayangan saya yang seharusnya saya pakai di acara hari ini, tapi karena ada di kamu jadi saya pakai sepatu yang lain."

Javin menunduk dan melihat sepasang sepatu hitam yang dipakai oleh Winter. Sepatu hitam polos yang memiliki logo dari brand kelas Dunia, Javin paham betul karena maminya juga sering mengenakan koleksi dari merk yang sama.

"Saya pulang ke Shanghai besok," katanya, itu membuat Javin terkejut, "makanya saya mau minta sepatu saya sekarang!"

Javin sedikit merasa kecewa, entah kenapa dia merasa wanita itu tak memiliki sedikitpun ketertarikan padanya, tak seperti perasaan yang Javin rasakan pada wanita itu.

Can We Be Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang