Angkasa's Family

1.1K 106 116
                                    

Leon Angkasa & Calista Angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leon Angkasa & Calista Angkasa

.

Leon dan Calista lahir hanya berjarak tiga bulan. Leon lahir lebih dulu di awal tahun dari Ibunda Lia dan Ayah Jeno. Sementara Calista melihat Dunia pertama kali di Shanghai dari Mami Winter dan Papi Javin.

Karena jarak usia keduanya yang tidak banyak, ditambah orang tua mereka yang akur, mereka dibesarkan bersama - sama, tidak jarang keduanya dipakaikan baju kembar dan orang - orang akan mengira jika keduanya memang saudara kembar.

Leon tinggal bersama Ayah dan Ibunya di rumah utama keluarga Angkasa yang diwariskan pada Jeno. Lia pun bertugas mengurus rumah itu karena kedua mertuanya jarang pulang ke Indonesia setelah Ayah mertua pensiun dari perusahaan.

Jeno menggantikan Ayahnya memimpin perusahaan bersama Haekal yang kini sudah menjadi CEO di perusahaan cabang.

Ayah Sean dan Mami Dimitri menikmati hari - hari tua berdua, menjelajah Dunia. Hari ini di Bali, Minggu depan menetap di Swiss, kemudian kembali ke Amerika. Hidup orang kaya memang selalu enak.

Lima belas tahun berlalu, Lia menjalani hari - harinya sebagai ibu rumah tangga yang tidak terlalu repot. Anaknya sudah masuk SMP, sangat pintar dan bertanggung jawab terhadap sekolahnya, Leon sangat berprestasi, nilainya selalu nyaris sempurna. Lia sampai - sampai tidak bisa mengeluhkan putranya yang terlihat tidak punya kekurangan.

Padahal kadang - kadang Lia ingin seperti ibu pada umumnya yang menceritakan perihal kegiatan les putranya yang rewel, atau minimal seperti Winter yang mengeluhkan keinginan Calista yang beragam dan aneh - aneh.

Minggu lalu Calista mau pindah ke rumah yang mirip istana Rapunzel. Absurd sekali memang, tapi karena Calista adalah anak tunggal Winter dan Javin, serta merupakan cucu perempuan satu - satunya keluarga Angkasa, keinginan Calista itu terwujud. Javin membangunkan menara Rapunzel di belakang rumah untuk anak itu.

Leon tidak pernah minta apapun, bahkan mainan pun tidak pernah minta, anak itu lebih suka pada buku dan beranjak remaja, antusias anak itu untuk main di luar rumah makin menipis. Leon lebih suka duduk bersama Ayahnya di perpustakaan dan membaca buku di pagi hari.

Hari ini Lia mendapati putranya pulang sekolah dengan muka tertekuk. Leon memang bukan tipe anak ceria yang selalu tersenyum, anak itu mirip seperti Ayahnya yang diam, tenang dan cenderung selalu mendung alias datar dan cemberut.

Tapi mode cemberut Leon hari ini berada di level yang berbeda. Setelah mencium tangan Lia yang menyambut di depan pintu, anak itu bergegas naik ke lantai dua dan masuk kamar. Meninggalkan Calista yang ikut pulang ke rumah utama dan memeluk Lia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can We Be Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang