California And You

771 98 40
                                    


California, Negara bagian Amerika Serikat yang memiliki sejuta daya tarik.

Hollywood, pantai-pantai indah, surganya selancar dan fenomena matahari terbenam yang menakjubkan. Museum, teater dan pancake yang legit.

Keluarga Angkasa mendarat dua jam yang lalu di Bandara Internasional Los Angeles, langsung menuju rumah milik keluarga Angkasa yang ada di Beverly Hills.

Sampai di sana mereka beristirahat, meredakan jet lag dengan tidur dan kemudian makan. Di sore harinya, Javin tiba, putra Angkasa yang satu itu bertandang ke Los Angeles melalui Tiongkok.

Javin tidak sendiri, dia turut serta membawa Winter ikut bergabung liburan bersama keluarganya.

"Cantiknya!" Mami Dimitri girang bukan main, beliau memeluk Winter setelah gadis itu mencium tangannya.

"Nah, Javin udah bawa pasangan, yang lain kapan?" Mami Dimitri melirik Rendra yang mendengus kesal setelah mendengarnya dan Jeno yang tetap memasang wajah datar.

Winter yang memiliki pekerjaan sebagai seorang pebisnis langsung nyambung duduk dan berbincang bersama mami dan ayah, mereka membicarakan nilai saham, nilai pertukaran mata uang hingga investasi Dunia.

"Sayang banget ya, Selena nggak bisa ikut liburan kali ini!" Kata mami.

Rendra langsung menoleh menatap Haekal yang enggan menanggapi dan memilih untuk mengalihkan pandangan ke luar ruangan melalui dinding kaca, menatap kolam renang luas yang berhadapan dengan pemandangan bukit hijau di kejauhan, sangat indah.

Tentu indah, biaya perawatan rumah ini sangat mahal. Meskipun tak sering dikunjungi, ayah tetap menggelontor dana untuk mempekerjakan beberapa orang untuk menjaga dan merawat rumah.

Haekal tengah bermasalah dengan Selena tetapi tak menceritakannya kepada mami, padahal di antara kembar empat, anak itu adalah yang paling terbuka kepada mami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haekal tengah bermasalah dengan Selena tetapi tak menceritakannya kepada mami, padahal di antara kembar empat, anak itu adalah yang paling terbuka kepada mami.

Haekal masih berharap hubungannya dengan Selena masih bisa tertolong, dia tak bisa membayangkan jika harus kehilangan Selena, itu membuatnya linglung dan memerlukan waktu lama untuk memikirkan tindakan macam apa yang harus ia ambil untuk kedepannya.

Dia tidak bisa diam dan menjauh terus, dia harus menghadapinya, akan tetapi Haekal takut menemui Selena, dia takut datang hanya untuk diputuskan.

Haekal yang biasanya sangat merecoki urusan percintaan saudaranya kini merasa tak begitu antusias menggoda Javin saat saudaranya itu membawa seorang wanita ke liburan keluarga.

Haekal tengah pelik dengan masalahnya sendiri.

Dia mendengarkan anggota keluarga lain berbincang dengan wanita bernama Winter Li, bahkan Karina tampak langsung cocok dengan wanita itu, pembahasan mereka juga sampai pada Selena, membuat Haekal makin merasa sesak karena rindu.

Dia merindukan Selena setengah hidup, bukan setengah mati.

"Kenapa Selena nggak ikut sih, Kal?"

Mami bertanya kembali, alasan Haekal minggu lalu memang absurd, dia berkata jika Selena sedang sakit datang bulan dan punya banyak pekerjaan yang tak bisa ditinggal, dia bersujud karena maminya tidak bergerak sendiri menelepon Selena dan menanyakannya.

Can We Be Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang