Confrontation

794 91 44
                                    

Javin main ke Shanghai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Javin main ke Shanghai

Javin telah membawa Jeno pulang, mami senang, Haekal pun kembali bergabung ke meja makan, Javin merasa keadaan telah kembali normal.

Javin pun bertandang ke luar Negeri, ke Shanghai tepatnya, dia hanya membuat-buat alasan saja ketika meminta izin ke orang tuanya jika akan menengok bisnis waralabanya, yang sebenarnya Javin tengah rindu.

Ya, dia rindu pada teman dekatnya. Winter Li.

Javin tidak memberitahu Winter tentang keberangkatannya, menurutnya biar jadi surprise, keduanya masih berkomunikasi intens sejak pagi, membahas berbagai topik mulai dari cuaca, bisnis, fashion sampai dinosaurus, se-random itu topik mereka.

Dia mengetahui alamat apartemen Winter di Shanghai, beberapa hari yang lalu Javin menanyakannya, dia beralasan agar tidak tersesat saat datang bermain ke Tiongkok untuk menemui Winter.

Winter sempat bertanya kapan Javin akan main ke Shanghai, dan dia hanya menjawab saat ia tak lagi sibuk, wanita itu merasa kesal dan menutup telepon lebih awal. Meskipun telepon terputus, komunikasi berlanjut ke bertukar pesan.

Javin mendarat di Shanghai pukul tujuh malam, dia dijemput oleh mobil pihak hotel yang telah di-reservasinya, tetapi Javin minta untuk diantarkan ke tempat lain dan bukannya ke hotel.

Javin berhenti di depan gedung apartemen Winter yang terlihat elite, sembari masuk dan naik lift, dia mengirim pesan dari Winter, menanyakan keberadaan wanita itu dan langsung dijawab bahwa wanita itu tengah ada di rumah, baru pulang kerja.

Javin tersenyum dan menelepon Winter, ia telah sampai dan memencet bel apartemen wanita itu, di saat yang sama Winter mengangkat panggilannya.

"Hallo!"

"Hai, sedang apa?" Tanya Javin, sekali lagi ia memencet bel rumah Winter.

"Sebentar ya, ada tamu!"

"Abaikan saja!" Kata Javin.

"Mungkin ibuku, tapi nggak biasanya beliau datang di jam seperti ini!"

"Atau jangan-jangan teman pria-mu datang berkunjung?"

"Siapa yang kamu maksud? Kamu? Hah?"

Pintu terbuka, Javin melihat Winter berada di balik pintu, masih memegang ponsel di telinga dan menatapnya dengan mulut terbuka.

Javin tersenyum manis, "benar kan? Teman pria-mu yang datang!"

"Oh my God!" Winter menutup mulutnya yang menganga, merasa terkejut dengan kedatangan Javin.

Can We Be Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang