We Fall Apart

767 100 39
                                    

Yasmine adalah orang Indonesia pertama yang Jeno temui saat di Amerika, mereka berdua bertemu dan berkenalan di acara gathering mahasiswa Indonesia yang kuliah di Harvard

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yasmine adalah orang Indonesia pertama yang Jeno temui saat di Amerika, mereka berdua bertemu dan berkenalan di acara gathering mahasiswa Indonesia yang kuliah di Harvard.

Kala itu dia melihat Yasmine mengenakan dress biru laut, mengenakan tas branded dan rambutnya berwarna pirang, aksen Bahasa Inggrisnya sangat American hingga membuat Jeno mengira seorang bule nyasar masuk ke acara perkumpulan mahasiswa Indonesia.

Tapi setelah mendengar nama dan asal Yasmine, mereka langsung akrab karena sama-sama berasal dari Jakarta.

Yasmine bercerita jika dirinya menempuh pendidikan SMA di Belanda kemudian berkuliah di Harvard, dia menyatakan tidak pernah pulang ke Indonesia sejak memutuskan menetap di Belanda kemudian pindah ke Amerika.

Yasmine adalah wanita yang cerdas dan supel, mudah bergaul dan punya teman dimana-mana, membuat Jeno ikut mengenal banyak orang. Mereka makin dekat, makin sering bertemu, apalagi ternyata mereka tinggal di gedung apartemen yang sama.

Intensitas pertemuan mereka terjadi hampir setiap hari, mereka memang tak memiliki kelas yang sama, akan tetapi selalu berangkat dan pulang kuliah bersama.

Sebagai orang yang telah lebih dulu hidup jauh dari orang tua di Negara orang, Yasmine tentu lebih berpengalaman, wanita itu mengajarkan Jeno banyak hal, mulai dari cara bergaul dan bersosialisasi, Yasmine adalah orang yang meminta Jeno mewarnai rambut menjadi blonde.

Karena menurut Yasmine, Jeno terlihat bule seratus persen saat berambut terang.

Orang-orang pun sependapat dengan Yasmine, semua orang yang ditemuinya tak menyangka dia adalah orang Indonesia asli. Mereka bahkan membantah jika Jeno pasti punya darah campuran.

Rutinitas Jeno setiap hari pasti bersama Yasmine, mereka akan berangkat pagi-pagi sekali dan makan di kedai sandwich yang selalu menyediakan potongan harga setiap jam enam sampai jam setengah tujuh.

Pada jam istirahat kelas pun mereka bertemu di perpustakaan untuk belajar bersama. Pada akhir pekan, mereka main bersama, nonton bioskop dan hunting foto yang bagus untuk feed Instagram.

Yasmine adalah teman pertama Jeno memasuki klab malam dan meneguk alkohol.

Sebagai anak perantauan elite, yang uang bulanannya selalu berlebih dan tak pernah telat dikirim oleh orang tua. Jeno dan Yasmine juga sering menjelajah bagian lain Amerika pada libur semester.

Di suatu waktu, mereka memutuskan untuk pergi ke Los Angeles, mereka menggunakan penerbangan dan tiba di sana pukul enam sore, langit sudah petang, mereka tak mendapatkan pemandangan sunset hari itu. Tak masalah, masih ada hari esok, Jeno menenangkan Yasmine yang menyesal tak berangkat dengan penerbangan yang lebih awal.

Jeno mencari hotel di aplikasi tour yang ada di ponselnya, dia hendak memesan dua kamar hotel saat dua orang berpakaian polisi mendatanginya dan Yasmine yang ada di tepi jalan, baru saja keluar dari bandara.

Can We Be Friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang