Tengkar??

907 129 2
                                    

Warning !!!
Cerita ini dapat menyebabkan rasa gemas dan greget yang berlebihan.

---

Jeno membuka pintu dengan kasar dan langsung masuk tanpa mengucap apapun membuat Bunda yang sedang menonton TV menjadi terkejut.

"Udah pulang, Mas? Yang lain mana?", tanya Bunda.

Jeno tidak menjawab. Dia hanya menatap Bunda dan langsung naik ke atas ke arah kamarnya.
Bunda yang melihat ada sesuatu aneh dari putranya yang terkenal kalem itupun menjadi bertanya tanya. Kenapa? Apa ada masalah? Masalah apa?

"Bunda, Kakak pulaaaangg", suara Renjun terdengar dari luar.

"Oh, Kakak juga udah pulang?", tanya Bunda ke Renjun.

"Iya, bun.. kan Kakak juga udah di rumah, kkk"

"Huft.. iya, iyaa"

"Em, Kak.. Bunda boleh tanya sesuatu?"

"Tanya apa, bun?"

"Itu si Mas kenapa, ya? Tadi dia pulang langsung buka pintu aja gak ngucap apapun. Bunda juga tanya tapi cuma diem dianya langsung naik ke kamar"

"Hah? Beneran, bun? Mas? Mas Jeno?", tanya Renjun tidak percaya. Sepertinya dia juga tidak tahu sih alasan mengapa Jeno seperti itu.

"Iya, makanya bunda tanya Kakak.. apa ada masalah tadi di sekolah?"

"Lah Kakak gak tau, bun. Tadi Kakak main ke tempat game sama Yangyang, makanya gak tau deh", jawab Renjun.

"Ooh.. jadi tadi gak ke sekolah tapi malah main game, ya???", kata Bunda sambil menatap Renjun dan menyilangkan tangannya di dada.

Renjun yang baru sadar kalo dia mengaku ke bundanya secara tidak langsung pun hanya bisa merutuk di dalam hati.

Pabo.. Renjun pabo !! Ngapain sih pake ga sengaja ngaku?? Ngapain juga tadi segala ngikut Yangyang ke game center?? Salah Yangyang ngajakin.

Lah malah nyalahin Yangyang.

Oke, balik ke Renjun yang ditatap Bunda. Mendengar ucapan Bunda tadi, dia hanya memandang Bunda sambil terkekeh dan menampakkan giginya yang gingsul.

"Heheh.. itu, bun.. tadi kelasnya Mr. Lee kosong, makanya Yangyang ngajak ke game center bentar. Yangyang yang ngajak, bun.. bukan Kakak", Renjun mulai beralasan.

"Yang lain juga kok, bun gak cuma berdua. Habis itu kita balik ke sekolah. Beneran deh"

"Bunda gak marah, kan?", tutupnya.

Bunda hanya menghela nafas.

"Kalo ayahmu tau, awas aja", ujar Bunda.

"Ya bunda jangan cerita ayah sih.. ya ya yaaaa"

Bunda memutar bola matanya malas.

"Yaudah, sana bebersih"

"Yeay !! Sayang bunda", ujar Renjun lalu mencium pipi Bunda dan langsung menuju kamarnya.

Sepeninggal Renjun, Bunda kembali memikirkan apa yang terjadi pada Jeno.

Baru saja Bunda ingin ke kamar Jeno untuk menanyakan, Jaemin pulang. Di belakangnya ada Haechan. Chenle sama Jisung? Mereka gak ikut pulang.

"Hello, bundaaa.. Aa pulang", ujar Jaemin.

"Iya, sayang.. Didi sama Adek mana?", tanya Bunda.

"Mau ngerjain tugas kelompok di tempat Felix katanya, bun", jawab Jaemin.

"Oh", Bunda mengangguk.

Oiya.. Haechan gak ada suaranya, ya? Iya, dia emang bukan salah satu yang menyapa Bunda tadi. Padahal biasanya juga dia yang paling berisik. Sama seperti Jeno tadi, dia langsung masuk rumah dan menuju kamar.
Bunda kembali bertanya tanya. Ini dua anaknya kenapa?

"Tadi di sekolah gak ada apa apa, kan?", Bunda bertanya kepada Jaemin.

"Gak ada sih, bun. Apaan.. yang ada mah tadi Mr. Kim ngeselin banget suruh ngrangkum dari halaman 10-100", ujar Jaemin.

"Tapi kok Abang keknya kesel gitu, ya? Tadi Mas juga pas pulang langsung aja dia ke kamar. Ditanya malah diem. Kakak tadi juga bunda tanya gak tau", kata Bunda.

"Lagi tengkar kali, bun..", jawab Renjun yang tetiba ikut bergabung.

"Tengkar? Sama siapa?", Bunda bingung.

"Ya mereka berdua, si Mas sama Abang", lanjut Renjun lagi.

"Tengkar ngapain coba? Tadi pagi aja masih biasa kok"

"Soal cewek mungkin?", celetuk Jaemin.

"Heh, ada ada aja si Aa. Bunda kan bilang gak boleh pacar pacaran dulu. Bukan kali, ah"

"Ya terus apa dong, bun? Kita juga gak tau", ujar Renjun.

Bunda terdiam dan memikirkanya. Apa iya itu dua anak lagi tengkar?

---

Hellooow.. ketemu lagiii
Semoga ga bosen, yah.. hehe
Jadi, ini idean random banget tetiba pen buat Jeno sama Haechan tengkar, huhu..
Okaaay.. happy reading !! 💚💚

Collaboration with sativaoryza804

Dear BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang