Botol Tupperware Bunda

4.3K 481 6
                                    

Warning!!!
Cerita ini dapat menyebabkan rasa gemas dan greget yang berlebihan.

---

Bunda menggaruk kepalanya yang terasa gatal. Mencoba mencari sesuatu dari dalam lemari dapur.

"Bunda nyari apa?" tanya Jaemin pada bunda.

Jaemin mengambil air minum dari kulkas. Duduk di kursi meja makan dan meminum air dingin itu.

"Nyari botol A' .. " Bunda menghela nafas dan duduk dikursi sebelah Jaemin.

Jaemin menutup kembali botol minumannya, "botol apa?"

"Botol tupperware, A' .. "

Jaemin mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia beranjak dari duduknya, "yaudah, Aa' bantu nyari, ya, bun?"

Bunda mengangguk, "coba cari diruang keluarga, atau di kamar-kamar.. terserah deh, pokoknya bantu nyari, ya, A' .."

Jaemin berjalan meninggalkan dapur, meninggalkan bunda yang merasakan pening di kepalanya.

---

Renjun dan Jeno menatap Jaemin bingung, pasalnya dari tadi Jaemin membuka lemari, menunduk mengintip dibawah lemari dan kembali membuka lemari yang lain.

"Kamu nyari apa, A'?" Jeno mengecilkan volume televisi.

Jaemin menghela nafas lelah dan duduk dikarpet.

"Nyari botol tupperware nya bunda.. "

"Botol nya warna apa?" tanya Renjun.

"Gak tau.. "

Renjun memutar bola matanya malas. Jeno menepuk keningnya pelan.

"Kamu nyari botol tupperware nya bunda, tapi gak tau warna apa. Sedangkan bunda punya banyak botol tupperware dan warna nya beda-beda.. " Renjun menggelengkan kepalanya.

Jaemin menggaruk tengkuknya merasa bodoh. Ia berdiri, "yaudah, mau tanya bunda dulu.. "

---

Chenle memasuki rumah bersama Jisung, keduanya menatap ketiga kakak mereka yang grasak-grusuk mencari sesuatu.

"Nyari apa, mas?" tanya Jisung pada Jeno yang berada di sebelah lemari dekat tangga.

"Nyari botol tupperware nya bunda yang warna ijo, dek.. "

Chenle membulatkan matanya yang sipit, "wahhh, gawat nih. Itu kan botol ijo kesayangannya bunda.. "

Jisung membelalak kaget, "iya, yaudah aku ikut bantu nyari, mas.. "

Jeno menganggukkan kepalanya.

Kelima nya sudah mencari di seluruh ruangan yang ada di rumah, mulai dari kamar, kamar mandi, dan gudang.

Chenle merebahkan tubuhnya di sofa, "botol nya ilang kemana, sih? "

Jisung sudah hampir terlelap di karpet bawah sofa.

Jeno meregangkan tubuhnya yang terasa lelah.

Renjun meminum air yang ia ambil dari kulkas.

Jaemin memakan cemilan yang ia ambil dari toples diatas meja makan.

Bunda datang menghampiri kelima anaknya, "gimana? Ketemu gak botolnya?"

Jaemin menggeleng polos masih memakan cemilan.

Bunda menghela nafas kasar.

Tiba-tiba Haechan datang dan langsung duduk di sofa tempat Chenle membaringkan tubuhnya.

"ADOOOHHHHH... " Chenle berteriak membuat Jisung terbangun.

"Kenapa sih, di?" Jisung mengerjapkan matanya.

"Kaki aku di dudukin sama abang.. sakit nihh.. " Chenle memegang kaki nya.

Haechan cengengesan tanpa merasa bersalah.

"Dari mana kamu, bang?" tanya Renjun duduk di pegangan sofa.

"Sekolah dong.. "

"Ini udah terlambat dari jam kamu pulang sekolah, bang.. " Jeno menimpali.

"Hehe, tadi tuh main dulu sama temen-temen.. "

Bunda menatap Haechan, "bang, kamu tau botol tupperware nya bunda yang warna ijo? Botol tupperware kesayangannya bunda.. "

Haechan terdiam sejenak, mencoba mengingat-ingat.

"Botol ijo?" Haechan teringat, ia mengambil botol itu tanpa bilang bunda. Ia membawa nya kesekolah tadi, pamer dengan teman-teman nya bahwa ia punya botol tupperware warna ijo. Entahlah apa maksudnya ia pamer.

"Kamu tau?" tanya Jeno.

Jisung, Chenle, dan Renjun menatap Haechan penuh tanda tanya. Jaemin masih memakan cemilannya dan menatap ingin tau pada Haechan.

"Emmm, anu, bun.. "

Bunda mengerutkan dahi nya menatap Haechan, "apa?"

"Tadi abang bawa kesekolah. Dan kayaknya ketinggalan di laci, deh, bun.. " Haechan menunduk merasakan mata bunda yang bagaikan laser. Terasa seperti ingin meledakkan tubuh Haechan.

"Kenapa kamu bawa kesekolah tapi gak bilang dulu sama bunda?"

"Maaf, bun.. "

Bunda menghela nafasnya untuk yang kesekian kali nya. Merasa kesal tetapi ia tak bisa marah.

"Besok jangan lupa dibawa pulang.. " Bunda segera beranjak meninggalkan ruang keluarga menuju kamar bunda.

"Haduhhh, bunda marah lagi.. " Haechan memukul kepalanya beberapa kali.

Renjun menepuk pundak Haechan, "makanya, kalo mau pinjem barang tuh bilang dulu sama yang punya.. " Renjun berjalan meninggalkan ruang keluarga menuju dapur.

"Gimana, nih?" Haechan bingung sendiri.

"Beliin aja botol tupperware warna ijo buat bunda.. " Jisung berucap tenang dan kembali merebahkan tubuhnya di karpet.

"Ide bagus.. "

---

Bunda menatap bungkusan pemberian Haechan. Haechan tersenyum menatap sang bunda.

"Ini apa?" Bunda mendudukkan dirinya ditempat tidurnya.

"Emmm, abang beliin sesuatu buat bunda.. coba deh, bunda buka.. "

Bunda menatap bungkusan itu, lalu mulai membuka nya. Menatap tak percaya pada isinya.

"Abang beli dimana ini?" Bunda memegang botol tupperware warna ijo pemberian Haechan.

"Ya pokoknya, deh.. bunda suka?" tanya Haechan masih dengan posisinya berdiri disebelah bunda.

Bunda tersenyum menatap Haechan, "bunda suka.. makasih.. tapi abang gausahlah beliin bunda botol baru, asal botol yang lama dikembaliin aja.. tapi kalo dibeliin baru juga gapapa sii.. "

Haechan menganggukkan kepalanya, "besok aku bawa pulang botol bunda yang ketinggalan di kelas.. "

"Makasih bang.. "

Akhirnya, bunda tersenyum lagi. Haechan menghela nafas lega. Setidaknya dengan uang jajannya yang habis jadi impas dengan senyuman bunda.

---

Collaboration with sativaoryza804

Dear BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang