Warning!!!
Cerita ini dapat menyebabkan rasa gemas dan greget yang berlebihan.---
Bunda mengecek kamar setiap anaknya, memastikan semua nya sudah tidur apa belum. Di depan kamar Jeno, Bunda mendengar suara game, pasti Jeno belum tidur. Bunda menghela nafas nya pelan, mengetuk pintu kamar Jeno dan membuka pintu. Menatap anak nya itu dengan senyuman.
"Mas? Asik main game sampe lupa sekarang jam berapa?" Bunda duduk di atas kasur dekat Jeno.
Jeno tersenyum sampai mata nya menyipit, dan sering dikatakan saudara nya menghilang.
"Mas gabisa tidur, Bun. Jadinya mas main game aja. Bunda kenapa belum tidur? Hayooloo.."
Bunda terkekeh mendengar ucapan Jeno, "Bunda kan ngecek kalian, tidur apa belum. Ternyata mas belum tidur, hm?" tangan Bunda mengusap rambut Jeno dengan sayang.
"Gimana kalo bunda usapin rambut mas sampe mas tidur? Mas susah tidur Bunda.." bibir nya mem-pout dan itu membuat Bunda gemas.
"Iya, tapi Bunda ada satu permintaan ke mas, boleh?"
Jeno menganggukkan kepala nya, "apa Bun?"
"Besok antar Bunda ke bandara ya.."
Jeno tersenyum dan kembali mengangguk, "siap Bunda.."
Jeno mencium pipi Bunda dan merebahkan dirinya diatas kasur, bersiap untuk tidur. Bunda mengusap rambut Jeno sampai Jeno tertidur. Tak lupa Bunda menghidupkan lampu tidur di atas nakas sebelah ranjang Jeno. Kening Jeno dicium Bunda, setelah itu Bunda beranjak untuk keluar kamar Jeno dan tak lupa mematikan lampu kamar.
Selamat malam, mas Jeno.
---
Gagal sudah untuk mengejutkan anak-anak kesayangan Bunda ini. Pasti mereka tau dari Jeno.
Ya, mana tega Jeno membohongi saudara-saudara nya, jadi ia bilang saja kalau ia dan Bunda mau ke bandara.
Lihat, Chenle dan Jisung yang paling heboh.
"AHAHAHAHAH, YESS PASTI BANYAK OLEH-OLEH!!!" seru Chenle.
Haechan menutup kedua telinga nya, "aduhhh didiii, bisa ga sih kecilin volume suara kamuu.."
Chenle meringis, dan setelahnya tertawa bersama Jisung, membuat Renjun menghela nafas nya pasrah. Bisa apa dia? Yang ada tambah ramai mobil ini.
"Sayang, jangan keras-keras suara nya ya.." Bunda menengok ke belakang, tepatnya di jok tengah tempat Haechan, Jisung dan Chenle duduk. Dibelakang nya ada Jaemin yang sibuk bermain game dan Renjun yang memperhatikan ketiga saudara nya yang heboh sendiri. Jeno? tentu saja menyetir :)
Chenle mengangguk, "iya Bunda."
Setelah itu, kedua anak bontot Bunda duduk anteng, membuat Haechan menghela nafas lega, "syukur.."
"Aa masih sibuk game?" tanya Bunda membuat Jaemin seketika mem-pause game nya.
"Apa Bunda?"
"Kurangin game nya dulu, Aa."
Jaemin mengangguk dan menaruh handphone nya dalam tas.
Kini mobil mereka sudah terparkir di parkiran bandara. Bunda dan keenam anaknya keluar dari mobil. Masuk ke ruang tunggu bandara untuk menunggu kepulangan orang yang mereka sayangi.
Oh iya, mobil sudah penuh karena semua anaknya ikut ke bandara. Bagaimana dengan dua orang yang akan tiba nanti? Aduh Bunda pusing. Naik taxi saja kali ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bunda
FanfictionBunda punya anak 6, cowok semua. Ganteng banget lagi, tapi tengil nya buat bunda pusing. Tiap hari berantem mulu, emang dasarnya mereka suka buat rumah jadi rame. Collaboration with @sativaoryza804