Nasgor Asin

356 48 12
                                    

Warning !!!
Cerita ini dapat menyebabkan rasa gemas dan greget yang berlebihan.

---

"Ayah pulang"

Terdengar pintu dibuka dengan suara seorang laki laki yang diyakini itu adalah ayah dari para bocil kematian di rumah yang lumayan besar itu.

Eh, tapi sebentar.. kenapa sepi sekali? Ayah tidak salah masuk rumah, kan? Dia bukan masuk ke rumah tetangga sebelah, kan?

Karena heran saja biasanya pasti ada suara entah piring pecah atau apapun di rumahnya, mengingat para penghuninya yang kebanyakan adalah para bocah yang tidak bisa diam.

Orang yang dipanggil Ayah itu akhirnya masuk ke dalam, menuju ruang tengah.
Dan apa yang didapatinya di sana?

Makanan?
Minuman?
Uang yang banyak?
Artis idola?
Atau apa?

Oh, ternyata kosong.

Oke, dia lanjut ke lantai dua rumah itu. Kamar para bocahnya. Iya, anak anaknya yang sangat super duper sekali pangkat seribu itu.

Ayah memeriksa satu persatu kamar anak anaknya. Sesampainya di kamar Jeno, dia berhenti. Oh, ternyata semuanya di sini.

"Ada apa ini, kenapa di sini semua? Pantes Ayah dateng sepi banget"

"Eh, Ayah.. kapan dateng?", tanya Haechan sambil menoleh demi mendengar suara Ayahnya.

"Hmm.. baru aja. Kenapa ini?"

"Mas Jeno", ucap Jisung.

"Kenapa sama Mas?"

"Mas tadi pulang sekolah tetiba jatuh, Yah.. mau pingsan gitu. Gatau juga Kakak", jawab Renjun.

"Tadi Mas ngeluh katanya pusing gitu sama kabur pandangannya"

"Terus sekarang Mas di mana?"

"Ke dokter, periksa sama Bunda dianter Mark hyung", kata Jaemin.

"Oiya, Bunda gaada juga, ya Ayah sampe lupa"

"Huuuuu.. katanya si paling bucin, ternyata yang dibucinin aja dilupain", celetuk Haechan.

Mendaratlah satu boneka boba ke atas kepala Haechan setelah ia selesai mengucapkan kalimat itu. Haechan hanya meringis sambil menatap ayahnya.

"Yaudah, sekarang kita tunggu aja mereka di bawah. Semoga tidak terjadi apa apa sama Mas"

"Iya, Ayah.. tapi boleh ga Ayah tolong bikinin nasi goreng atau apapun itu? Didi lapeeerrrr", celetuk Chenle yang daritadi diam.

"Ooh, kamu daritadi diem tuh karena laper? Kirain Ayah emang lagi mode kalem aja"

"Ayah nih ga peka", ucap Chenle lagi.

"Iya, ya.. bisa bisanya Bunda nikah sama Ayah", Renjun ikut berkomentar.

"Padahal orangnya ga pekaan kek gini", Jaemin menambahkan.

"Belum lagi suka pergi lama", sang bungsu Jisung menyuarakan isi hatinya juga.

"Suka nge-ghosting juga jangan lupa", tutup Haechan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang