'BUNDAAAAAA'
Hari libur yang tenang itu mendadak menjadi berisik karena Jaemin yang secara tiba-tiba berteriak sambil turun dari kamarnya. Mencari bunda.
'Aa sayang, kenapa? Kok teriak teriak gitu sih? Kasian tetangga keganggu denger suara teriakan kamu.'
'Suara Didi masih lebih parah dari Aa, bun', katanya protes.
'Oke, jadi apa?'
'Kakak'
'Kakak? Kenapa Kakak?'
'Masa Kakak--'
'Gak usah didengerin, bun. Biasa', Jeno menyeletuk sambil makan roti panggang selai coklatnya.
'Mas diem. Gak usah ikut ikut', jawab Jaemin sambil mendelik ke arah Jeno. Jeno yang ditatap seperti itu hanya mengendikkan bahunya tidak peduli.
'Jadi?'
'Bunda--'
'BUNDA, BUNDAAAAA'
Belum sempat Jaemin menjawab, Renjun ikut turun sambil meneriakkan kata 'bunda'.
'Huft. Sekarang apa?'
'Gimana? Bunda setuju sama Kakak, kan?', ucap Renjun
'Setuju apa?', bunda kebingungan. Bagaimana tidak? Dua anaknya itu tiba-tiba saja muncul dengan ketidakjelasan mereka. Mengacaukan acara sang bunda yang tengah memegang microphone hendak berkaraoke.
'Belum juga ditanyain. Kakak pabo', ujar Jaemin kepada Renjun.
'Aa yang pabo.. kenapa belum ditanyain?', Renjun menjawab.
'Bunda, sarapan Adek mana?', si bungsu yang tiba-tiba datang membuat semua menoleh. Entahlah, hari ini memang semua suka serba tiba-tiba, ya.
'Udah, sayang. Sana Adek makan aja, ya.. oiya, Didi mana?'
'Masih nge-game sama Abang', jawab Jisung seadanya sambil berjalan ke ruang makan. Sepertinya bayi bunda benar-benar kelaparan.
'Haduh. Mas, tolong dipanggil dong Abang sama Didi-nya. Suruh sarapan'
'Oke, bun', patuh Jeno lalu berjalan naik ke arah kamar Haechan.
'Udah, bun?', ucap Renjun merasa diabaikan. (Wkwk xD)
'Eoh?'
'Padahal kita duluan yang ngajak bicara bunda tadi', lanjut Jaemin.
'Oke, oke maafin bunda. Jadi apa? Setuju apa?'
'Itu--'
'Gak usah diladenin itu duaan, bun. Gak penting. Kek bocah aja emang'
Terdengar suara yang menginterupsi Renjun (lagi).'Iya, bun.. emang gak penting. Gak usah digubris. Bahkan Kakak sama Aa lebih bocah dari Adek', tambah satu suara lagi.
Ah, ternyata dua saudara yang tadi dipanggil Jeno akhirnya turun juga dan ikut nimbrung memotong kesempatan dua saudara lain yang berusaha mendapat perhatian bunda.
'Abang lagi.. gak usah ngurusin masalah kita'
'Didi juga'
'Cepetan, mau bilang apa? Waktu bunda udah habis nih malah gak jadi mau karaoke gara-gara kalian'
'Sampe mana tadi, ya?', Jaemin mencoba mengingat.
'Ah.. sampe Kakak pabo. Iya, pabo''Yaudah sih gak usah diulang ulang pabonya', Renjun kesal.
Jaemin tak peduli dan kembali menatap sang bunda.'Bunda, jawab jujur'
'Ha?'
'Lebih populer mana Ryan sama Moomin?'
'Moomin kan, bun? Iya, kan?', ini tentu saja suara Renjun.
'Ryan ya, bun?', sudah pasti ini Jaemin.
'Apasih? Makhluk apaan Moomin sama Ryan? Temen kalian? Mereka artis, ya?', tanya sang bunda.
'Ryan itu karakter yang ada di ktalk itu loh, bun. Yang coklat coklat. Nah, kalo Moomin itu kudanil', suara Haechan dari ruang makan.
'Bukan sih. Moomin mah sapi', Chenle ikut berkomentar.
'Loh? Adek kira dia badak', Jisung menutup argumen soal siapa Moomin.
'DIAM', teriak Renjun dan Jaemin bersamaan.
Jeno, Haechan, Chenle, dan Jisung pun terdiam. Melanjutkan makan.'Bunda pilih mana, bun?'
'Gak tau', jawab bunda.
'Aaaahh.. salah satu aja, pliiisss'
'Gak keduanya kalo gitu, karena bunda sukanya Doraemon, oke? udah, sana.. bunda mau karaokean', final bunda.
'AH, BUNDA GAK ASIK'
---
Long time no see, yorobun..
Lama banget ini book ga apdet, ya, hehe..
Maafin, lagi gaada waktu karena banyak hal (ya gaada ide juga sih aslinya mah) ㅠㅠChapter ini terinspirasi dari 'pertengkaran gemas'-nya Taeyong dan Doyoung soal Digimon atau Naruto, wkwk.. habis itu jadi kepikiran buat versi Dream di sini.. lagian gemes banget ih ngeributin hal kaya gitu kenapasih😩😭
Okay, happy reading and stay health, everyone.. 💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bunda
FanfictionBunda punya anak 6, cowok semua. Ganteng banget lagi, tapi tengil nya buat bunda pusing. Tiap hari berantem mulu, emang dasarnya mereka suka buat rumah jadi rame. Collaboration with @sativaoryza804