2000
Dara memandangi jalan berdebu dari jendela angkot yang dinaikinya dari Kalideres .....tahun tahun berlalu dengan tidak terlalu menyenangkan .....1998 resesi dimulai .... para penyumbang lebih memilih untuk berkonsentrasi pada sumber penghasilan mereka dibanding tetek bengek tentang menyumbang ke Panti Asuhan dalam situasi ekonomi yang Melesu ini .....bahkan setelah 2 tahun keadaan tidak pernah kembali seperti dulu
Sejenak Dara mengetuk langit langit angkot dan memintanya untuk berhenti ....Dara lalu turun setelah membayar ongkosnya ....dengan menarik napas panjang Dara berjalan memasuki gerbang Panti Asuhan Bangunan Tua itu terlihat makin tua ....karyawan karyawan terpaksa dikeluarkan ....begitu juga anak anak yang sudah terlalu dewasa ....mereka terpaksa mencari makan sendiri walaupun masih diperbolehkan tinggal di sana....
Dara menarik napas panjang....akhir tahun SMP .....dia sudah tidak bisa dibilang anak anak ....dengan sedikit keberanian dia akhirnya memilih untuk menjadi joki three in one di Jakarta ....tidak banyak tapi itu cukup untuknya ..cukup untuk bantu bantu Ibu Agatha yang makin menua
***********
"Kamu gak perlu begini Ra...." lirih Ibu Agatha di Malam dimana mereka biasa berbicara sambil mencuci piring piring kotor ...sejenak Dara memandangi wajah wanita yang sekarang terlihat lebih tua itu ....tahun tahun ini sungguh berat dan dunia tidak bermurah hati pada Ibu Agatha ....."Cuma kontribusi kecil Ibu ....lumayan untuk tambah tambah beli lauk" ujar si Pria tanggung ...tangannya menyerahkan tumpukan kumal lima ribuan yang didapatkannya di jalan pada perempuan setengah baya itu
"Ibu sudah begitu baik ....aku harus ..errr" kata kata Dara terputus, Ibu Agatha mengelus rambutnya
"Membalas?" timpal perempuan tua itu
Dara mengangguk pelan
"Kamu gak ngerti ra..." lanjut Agatha sambil tersenyum, Udara terduduk di depan kursi goyang Tua tempat Agatha duduk merajut, tangannya pelan pelan memijat kaki sang Ibu kepala panti asuhan itu
"Apa yang Dara gak ngerti Ibu?... Apa yang Dara perlu tahu..? " Ujar laki laki muda itu dengan wajah berbinar
"Kamu bagian hidup Ibu... Kamu tanggung jawab Ibu...dibalas ato nggak.. Itu gak penting lagi... Biarin ibu lakuin bagian Ibu... " Ujar sang perempuan hangat
Dahi Dara sedikit mengerenyit "kalo begitu Ibu egois " Ujar si Muda yang masih memijat kaki perempuan Tua yang masih merajut itu
"Kok gitu?? " Bingung Agatha seketika
"Hanya Ibu yang boleh merasa berhasil? Boleh merasa tenang? " Lanjut Dara lirih... Tangannya dengan terampil terus memijat kaki Agatha
"Tentu Ibu senang sekali kalo Anak anak Ibu Berhasil... Apalagi kalo Dara berhasil" Tolak perempuan itu dengan halus... Lamat lamat terdengar suara burung malam bersahut sahutan
"Ya udah biarkan Dara berhasil sama Ibu.. Selamanya Dara gak akan bisa balas kebaikan Ibu... Ibu yang menyelamatkan Dara dari kardus minyak goreng dan semut semut itu... Jadi biarin Dara berhasil dengan buat seneng Ibu... Buat seneng aja... Bukan buat balas budi... " Ujar si Pemuda... Walaupun dengan nada yang sama menyenangkannya, sejenak terdengar api dari suara renyah si muka bintik itu...
"Ra... " Lirih Agatha gagap
"Dara gak mau bales bu... Dara gak bisa bales... Selamanya Dara gak bisa bales.... " Lanjut Dara perlahan
Agatha terdiam dan mengelus lembut rambut Pria tanggung itu
********
...... Aku janji... Aku akan sering berkunjung.....
![](https://img.wattpad.com/cover/297691551-288-k553085.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
the eternity origins : menjadi Dara
General FictionCerita seorang laki laki bernama Dara , si lembut yang jatuh dalam ketidakjelasan dunia dan mereka yang tak sadar tergoda olehnya ...dia bukan iblis ...tapi tawarannya selalu terlalu manis