09. Kelindan bernama Cemburu

59 9 0
                                    

"Bagaimana laporannya pak? " Ujar Bima ketika laki laki yang terduduk di depannya masih sibuk tenggelam dengan berkas berkas dihadapannya

Si lelaki memandangi Bima sesaat kemudian tersenyum

"Progressmu bagus, Bim... Aku bisa bantu promosimu " Ujar sang atasan hangat

Bima terdiam mendengar kata kata atasannya... "Kenapa tiba tiba sekali... " Bingungnya dalam hati

"Anyway, Dara gimana kabarnya? " Senyum sang atasan dengan wajah yang sulit dimengerti oleh Bima

"Kami berbicara saat tak sengaja bertemu di gala dinner... Dia... Ponakanmu? " Ujar sang Boss...

Bima menarik napas panjang "adik sepupu... Dia adik sepupuku " Ujar Bima berdusta...

Sang atasan tersenyum sesaat "dia menyenangkan.... Ajak dia saat acara kantor...aku senang bertemu dengannya... "

Dahi Bima sedikit mengerenyit mendengar nada bicara atasan....

"Menyenangkan? " Ujarnya tak sengaja bergumam...

"Sepertimu... Anak muda yang penuh gagasan... Liar" Senyum sang atasan lagi... Bima dengan cepat mengangguk... Ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya

"Dan untuk laporanmu... Aku gak menemukan kesalahan... Keep up the good work would you?" Ujar sang atasan

Bima mengangguk rikuh dan memohon diri...

"Salam sama Dara ya bim... " Ujar sang atasan sebelum Bima menutup pintu dibelakangnya

"Ba... Baik pak... " Lirih sang lelaki dengan nada khawatir

Apaan sih ini ra? Pikirnya kesal

*********
"Lo harusnya oper ke gue Ra... Lo bek... Bukan Striker... " Kesal Dharma siang itu di lapangan tempat eskul bola sedang latihan...

"Ma... Maaf kak... Gak kepikiran.... " Ujar si lembut ragu...

"Ato lo sengaja pengen tampil? Bola itu team effort Ra... Gak kayak bikin bento bisa semau maunya... " Ujar Dharma dalam amarah... Teman temannya yang lain berusaha menahan amarah kapten tim mereka itu... Udara makin menunduk pias

"Dia cuma ngambil kesempatan kan? " Ujar sebuah suara dingin di pojok ruangan

"Gue lagi mencoba mendisiplinkan Junior Chan...lo jangan masuk dulu... " Bentak Dharma makin meledak

"Kita perlu komando... Tapi kita juga perlu fleksibel dalam bermain... Pola lo udah terlalu usang dan kebaca tim lawan Ma... Dara yang sebenernya bikin kita lebih fleksibel dan gak kebaca... Dan ini baru pertandingan pertamanya... Lo sebagai kapten harusnya keep up... Lebih banyak belajar sama Udara mungkin? " Sahut Chandra tak kalah keras... Mereka sama sama merangsek maju dengan gerak gerik siap saling pukul

"Dara itu gemulai... Bukan Fleksibel" Desis Dharma kejam sambil memandang si lelaki manis penuh kebencian... Entah kenapa ada rasa yang tidak dia bisa jelaskan jika melihat bocah berfreckles itu... Dan dia selalu ada di mana mana membuatnya makin tidak nyaman

"Kenapa lo takut banget sama Dara sih? Lo takut ketularan... Ato lo takut lama lama napsu sama dia? " Ejek Chandra yang tidak terima Dharma menghina Udara begitu rupa....

Dharma yang emosi tak sadar meninju pipi Chandra yang seketika jatuh... Lalu kemudian berdiri dan menerkam Chandra... Suasana lapangan siang itu menjadi sedikit lebih ramai.... Akhirnya anggota tim yang lain bisa melerai mereka dan membawa Dharma yang masih emosi menjauhi lapangan... Kini di lahan hijau terbuka itu hanya ada Chandra dan Udara... Keduanya penuh luka... Dara karena melerai dan Chandra karena membela

the eternity origins : menjadi Dara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang