20. datang tak selalu tuk tinggal, kembali tak selalu tuk pulang

49 7 0
                                    

Dara sesaat menarik napas panjang memandangi taman di rumah sakit kawasan Jakarta Selatan itu ....makin siang keadaan menjadi makin ramai

"Aku pikir aku bisa menyuapi om Bima dalam damai....ternyata ya masalah lagi ....." Ujarnya memandang laki laki tua di sebelahnya sambil mencibir

Sang lelaki tua sejenak terkekeh ringan "mengingat jalan hidupmu dan melihat pertemuan ini ....kupikir ini bukan masalah" ujarnya kemudian

Dara memutar matanya "masalah lah ...idup udah penuh drama begini ....tambah lagi satu kakek kakek yang patut diduga adalah satu satunya darah dagingku di dunia ....eh penuh drama juga ....susah ini pak Roberto ....susah...." Ujarnya sambil menggelengkan kepalanya

"Namaku Gordon Nak ....Roberto siapa deh?" Bingung si Tua

"Mulut mulutku aku mau panggil Udin ....Jaja ...Armando.....terserah aku lah" galak si bocah dengan imut....

"Yeah ....itu bukan masalah besar...." Lirih Gordon seraya tertawa masam ....

"Kalo aku panggil Opa ...?" Lurus Dara serius....

Sang laki laki tua tampak terdiam sesaat "that would be nice nak ....sungguh kehormatan buatku....." Lirihnya hangat ....

Dara mengacungkan tangannya menawarkan jabatan "well senang berkenalan dengan opa..." Ujarnya kemudian ....

Gordon tersenyum dan menerima jabatan erat tangan Dara ...

"Dan tentang kematian Ibuku di rel kereta rawa buntu...." Lanjut Dara lagi ....

"Yeah ....bagaimana dengan itu?" Timpal Gordon lagi ....

"Opa ....Masinis?....." Lanjut Dara bertanya

"Nggak....." Sahut Gordon

"Kepala stasiun....?"

Gordon menggeleng .....

"Direktur KAI?" Cecar Dara lagi

"Apa lagi itu ..." Jawab si Tua .....

"Menteri perhubungan?" Tanya Dara lebih lanjut ....

"Tidak nak ....tidak ....aku bukan Mereka ...apa maksudmu?" Gordon ganti bertanya

"Nah " ucap Dara sambil mengangguk angguk

"Nah apa?" Dahi Gordon berkerenyit

"Kalo Opa bukan pemilik jabatan jabatan yang tadi ....berarti nggak...... Opa tidak bertanggungjawab atas kematian Ibuku di rel kereta rawa papan....satu satunya tanggung jawab Opa adalah antarkan aku ke depan Pusaranya ...aku rindu sekali ...." Cerocos Dara dalam senyuman.....

Gordon terdiam seraya mengangguk ringan "dan bantu Dara untuk pertama kali merasakan pelukan seorang kakek, boleh?" Lirih si bongsor kemudian......dengan sigap Gordon menarik tubuh bocah yang lebih tinggi darinya itu dan membawanya dalam pelukan erat....

"Dara gak sendirian Opa..... Dara gak sendirian....." Ucap bocah itu dalam tangisan sesenggukan di pelukan sang kakek ...dia merasa lega ...amat lega .....

***********

Bima sesaat memandangi pelukan kedua laki laki beda usia itu dari balkon kamar rawatnya sambil menarik napas panjang ..... sejenak disuapnya bento yang Dara bawa .....bocah itu .....aku pasti akan merindukan bocah itu dan bento keparatnya

"Aku memintamu untuk Diklat lebih dalam di headquarter group kita di Chiang Mai....setelahnya kau bisa pegang Nusantara Mas ....aku sudah tua ....aku ingin membayar waktu yang terbuang dengan cucuku ....bersama Udara...." Ujar Gordon beberapa saat sebelum Dara datang

the eternity origins : menjadi Dara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang