18.peter,Paul and Mary (part two)

58 5 6
                                    

"rumah hantu udah ...  tong setan udah .....komidi puter udah" tunjuk Chandra di salah satu sudut keramaian pasar kaget malam itu .....

"kita belum makan martabak lho...." Ujar Dharma yang memandangi Dara yang masih asyik dengan gemblongnya "Sabar ....meledak nanti perut Dara" timpal Chandra gemas ....

"Lagian udah cukup kok gemblong ini ....kenyang gue....jangan terlalu nyusahin...." Cengir Dara memandangi dua pria tanggung itu ..... Suasana riuh rendah pasar malam di lapangan bola kawasan hankam itu sama berbinarnya dengan mata dara yang sejak tadi tidak lepas dari keantusiasan

"Lagian kenapa harus martabak sih ?" Bingung Chandra , Dara terkekeh dan berpandangan dengan Dharma penuh arti

"Dulu waktu di panti kami sering disuruh Ibu Agatha ambil sembako tiap sore ke warung kelontong untuk kepentingan panti" mulai  Dharma

Dara mengangguk sesaat ....."Dharma dorong dari kiri ,Dara dorong dari kanan ....sejenak kami berhenti di perempatan mengendus bau martabak...." Senyumnya

"Dan gue janji suatu saat nanti gue akan beliin Dara martabak telor terenak yang pernah dia makan" senyum Dharma dengan mata berkaca kaca

"Dan kalo gue bisa dan kuat nunggu sampe dia kembali ....gue juga bisa dan kuat tunggu itu martabak " senyum Dara seraya mencubit hidung mancung Dharma ....

"Jadi ini kalian ...kembali?" Timpal Chandra dengan pandangan menerawang memandangi keramaian di hadapannya

Sejenak Dara memandangi Dharma yang salah tingkah "Ndak Kak Chandra ....Dharma udah baik baik aja ....gue gak mau dia rusak kayak gue....." Senyumny patah hati

"Ra...ayolah....." Kesal Dharma seraya meninju lembut lengan si tampan dengan wajah berbintik

"Nggak ....gue gak merasa inferior ....gue cuma mau Lo jadi elo dan gue gak mau kehadiran gue malah bikin Lo jadi mundur...." Senyum Dara kemudian

"Sebelum Om Bima kecelakaan gue udah berpikir untuk menyudahi ini semua ....gue settle sama om Bima....gue hidup biasa aja jadi pelajar dengan sampingan bikin bento .....jalanin hidup mudah nan membosankan " lirihnya memandangi langit penuh bintang

"Mungkin membosankan ...tapi lebih mudahkan?" Timpal Dharma lagi

Keadaan lengang sesaat ..... "Dan sebelum semuanya jadi terlalu mudah dan membosankan .....kita bisa melakukan sesuatu....." Timpal Chandra kemudian

"Ngerampok bank?" Timpal Dara bodoh yang seketika mendapatkan tempelengan ringan dari si gempal

"Amer....." Ujar Chandra dengan mata berkilauan seraya berlari meninggalkan dua pemuda yang terduduk bingung

"Mabok?" Bingung Dara

"Hanya akan sedikit pusing besok ....selebihnya ....happy kita paripurna....." ujar Dharma tersenyum

"Dan kita gak akan saling meninggalkan lagi kan?" Ujar Dara memandangi Dharma dalam dalam

"Gak akan...." Lirih si tampan seraya menawarkan genggamannya ....mereka berdua kemudian berlari beriringan mengikuti Chandra menjauhi keramaian itu dan menghilang dalam gelapnya malam

*********
"Aku punya tawaran yang gak mungkin kamu tolak......." Ujar Laki laki yang terduduk di sebelah ranjang Bima sambil tersenyum misterius.....

Bima terdiam ....perlahan pikirannya sudah bisa terangkai ....pisau itu ....komitmen itu ... Bis yang tiba tiba mengerem itu . ....

"Apa maksud Bapak?" Bingung Bima kemudian ......

"Seluruh biaya pengobatanmu sudah kubayar .....aku sudah mencari informasi dari rekan rekan dan atasanmu di Nusantara Mas ....pekerjaanmu sebagai Internal Auditor di perusahaan sangat cemerlang .....dan karenanya aku meng-arrange pelatihan lebih dalam untukmu di kantor pusat kita di Chiang Mai .... " ujar laki laki tua itu menjelaskan ......

the eternity origins : menjadi Dara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang