11.La Famiglia

44 8 0
                                    

"Gimana villanya Ma? " Lirih Gia sebelum mengunyah rotinya pagi itu di meja makan....

"Mama mikir untuk ganti cat... Plafon satu dua sudut retak dan bolong.... Kita harus kesana sesekali.... Biar pelan pelan bisa diperbaiki.... " Timpal sang Mama

"Buat apa kami ikut... Kau selalu menikmati kesendirianmu di sana kan? " Ujar laki laki yang masih asyik membaca koran paginya

"Ya bukan gitu..... Kalo kita lihat bareng bareng kan sama sama enak... Biar Mama gak dituduh bohong soal renovasinya..... " Lanjut Mama lagi

"Papa masih ngambek karena mama gak mau temenin dia ke gala dinner demi menyepi sebentar di villa......" Ujar Gia dalam tawanya

Sang Papa tersenyum dingin dan meneguk tehnya .....teringat dengan siapa yang ditemuinya di Hotel megah di tengah jakarta itu dan apa yang sejenak terjadi di toilet mewahnya.

"Melihat senyum sumringahnya,kayaknya kehadiran mama gak penting ....ketemu cewek seksi mungkin?" Timpal perempuan yang lebih dewasa ....

Sang laki laki tertawa renyah dan meraih tangan perempuannya kemudian mengecupnya dalam dalam "Pilihan minuman mereka marvelous....kalo cewek seksi kan cuma kamu...." ujarnya kemudian

Gia pura pura cemberut dengan pandangan terluka "cuma mama?" Ujarnya kesal

"That would be to weird kalo Papa bilang kamu seksi kan gorgeous....?" Ujar sang ayah ...

"Yeah ....gorgeous sudah cukup...." Ujarnya mengangkat bahu

Sejenak Handphone di tangan perempuan yang lebih tua bergetar ...dipandanginya layar yang berkedip kedip itu

Dara.......

"Siapa ma?" Lirih sang laki laki menyelidik

Sang perempuan dewasa sejenak menggeleng "ga...gak tau ....nomor asing......gak pentinglah" ujarnya seraya memutus panggilan itu

********
Di bibir .......

Kata kata itu terus terngiang di telinga Dharma ....masak sih ? Mungkin dia salah liat ....lagian itu kan malem ...mungkin banget dia udah cape ....dia butuh istirahat

Lo cium dia di bibir .... kenapa harus kaget sekali ada yang cium dia dibibir kesal hatinya menghakimi

Dharma tak sengaja mengacak acak rambutnya kesal

"Kenapa nak?" Ujar sebuah suara memecahkan lamunannya .mmm

"Bapak" lirih Dharma masam

"Bingung kayaknya ..." Senyum sang ayah Arif

Dharma pelan pelan mengangguk

"Ada apa?" Ujar sang ayah seraya mengacak rambut si muda

"Ada masa lalu...." Lirih Dharma

"Ada dara ....?" Timpal sang Ayah

Dharma terbengong lalu pelan pelan mengangguk takut takut ....

Sang ayah terdiam dan menarik napas panjang

"Wajar ....kalian dulu gak terpisahkan...." Ujar sang ayah kemudian

"Syukur ya sempat terpisahkan " gumam Dharma kesal

Sang ayah memantik rokoknya dan menawarkan pada putra tercintanya ....Dharma mengambil satu batang dan menyulutnya mereka merokok di dalam diam

"Kau bilang tadi ,sempat?" Suara sang ayah memecah kesunyian

"Dia masuk sekolahku sebagai anak baru ...kelas dua ..." Ujar Dharma takut takut

"Bukannya kalian seumuran?" Dahi Ayah mengerenyit

the eternity origins : menjadi Dara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang