11 (Nangis lagi)

0 1 0
                                    

Apakah harus mati dulu jika ingin dihargai? Kalau benar pasti banyak orang normal yang memilih mati

Valencia berjalan sendirian menuju kantin, dia lapar dan perlu asupan makanan untuk menjalani hari-hari yang sudah kelewatan batas ini

"Buk chocopay nya satu sama Aqua yang sedang satu, berapa buk?" Tanya Valencia

"5 ribu"

Valencia langsung memberikan uang sesuai nominal yang dipinta oleh penjaga kantin itu, setelahnya Valencia langsung keluar dari kantin berjalan menuju kelasnya

"Valencia!!"

Valencia menoleh dan mendapati seorang siswi yang mendekati dirinya, "Kenapa?" Tanyanya

"Ikut aku dulu!" Ucapnya sembari menarik tangan Valencia

Valencia yang kaget hanya bisa diam tanpa melakukan apapun, "Mau kemana?" Tanyanya

"Udah diem ajah!, Jangan banyak tanya!"

Valencia dibawa oleh siswi itu ke taman belakang sekolah
"Mau ngapain kesini?" Tanyanya

Siswi itu tiba-tiba berlari meninggalkan Valencia yang masih mematung ditempat

Byurrrrr

"Akhhh!!"

Valencia meringis ketika ia disiram dengan tiba-tiba, air matanya kembali mengalir, sesaknya kembali menyelimuti dadanya, luka apalagi ini?

"Kenapa?" Tanya Valencia pada Mawar yang menatapnya dengan tatapan yang sangat sinis

"Karna kamu itu suka caper!!, Dan cari muka!!" Ucap Jelita

Valencia menangis sesenggukan sebab lukanya sembari menganga lebar, "Kenapa kalian jahat sama aku?" Tanyanya dengan nada yang sangat pelan

"Gak apa-apa cuman gabut ajah" ucap Mawar

"Mana nih, pahlawan kesiangan kamu? Kok gak muncul?" Ucap Jelita

Valencia menatap mereka satu persatu, disitu banyak sekali teman satu kelas dengannya tapi kenapa tidak ada yang mau membantu dirinya? Apakah ia sekotor itu? Apakah ia najis?

"Kalian gak punya hati!!!" Gumam Valencia

"Terserah sih, yang penting aku masih punya harga diri!"

"Hahahah, gak kayak kamu sasimo!! Sana sini mau!!"

Valencia, menatap tangannya yang penuh akan lumpur dan berbau menyengat, bajunya sudah sangat basah, terlebih banyak laki-laki disini dan itu teman sekelas yang sering Valencia bantu

"KALIAN GAK PUNYA HATI!!!!, KALIAN NGELIAT PEMBULLYAN DIDEPAN MATA KALIAN SENDIRI, TAPI KALIAN GAK BERNIAT UNTUK NOLONG SEDIKITPUN!!!!" Teriak Valencia, baru kali ini ia melampiaskan seluruh sesak di dadanya

Semuanya terdiam, terlebih Mawar yang sekarang sudah menjambak rambut Valencia dan dibantu oleh Jelita

"Sakittt, akhhhhh!!" Ringis Valencia

"Udah-udah" ucap Ardi, ketua kelas

"Gak usah iku campur!!!" Ucap Jelita

"Kamu, gak pantes dibilang cewek!!" Ucap Ardi geram dengan sikap Jelita yang seakan-akan ia pemilik sekolah

"Mati ajah kamu!!!" Ucap Mawar menambah jambakan dirambut Valencia

"UDAHHHH!!!!!" Teriak Ferli

Beberapa laki-laki mulai membantu melepaskan Valencia dari jeratan Mawar dan juga Jelita, dan mereka berhasil dilepaskan

Aku Baik-baik SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang