part 14 (Siapa yang jahat?)

0 1 0
                                    

Aku hanya pura-pura utuh, padahal sebenernya aku hanyalah puing-puing yang tidak akan pernah utuh lagi, sehancur itu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku hanya pura-pura utuh, padahal sebenernya aku hanyalah puing-puing yang tidak akan pernah utuh lagi, sehancur itu!

Abdi menatap layar laptopnya, banyak sekali kenangannya dengan gadis kecilnya, yang kini sedang merasakan betapa pahitnya masa-masa menjelang dewasa, ia sangat takut gadis kecilnya terluka olehnya dan lebih takut lagi gadis kecil nya terluka oleh keadaan.

Kenyataan memang tidak bisa diubah menggunakan apapun, bahkan jika ia ingin menukar apapun dihidupnya untuk sang gadis kecil, itu tidak akan merubah kenyataan sedikitpun, benar, dewasa adalah kesakitan yang paling nyata, anak kecil yang dipaksa melihat betapa kejamnya dunia orang dewasa.

"Dulu, kamu selalu senyum lebar kayak gini, tapi kenapa wajah sedih dan kecewa yang aku lihat? Padahal aku sudah sangat merindukan wajah ceria itu" gumamnya sembari melihat wajah senyum lebar milik Valencia

Abdi tertawa kecil, "Gadis kecil yang dulu pengen banget cepet dewasa, apa kini udah nyesel pernah berkata seperti itu?, Dulu juga aku pernah bilang sama kamu, kalau dunia luar itu gak akan pernah ada rasa nyamannya, dunia dewasa itu, dunia penekanan yang sangat nyata, bahkan orang yang sudah benar-benar dewasa pun ingin kembali ke masa kecil mereka."

Abdi menutup layar laptopnya, ia menatap jendela yang sedang menampilkan hujan yang sangat deras, rencananya hari ini Abdi ingin mengajak Valencia untuk healing, namun sepertinya semesta juga tidak mendukung rencananya itu, ia melihat layar ponselnya ingin menelpon Valencia namun pergerakannya tiba-tiba berhenti, Abdi menarik nafas dalam lalu membuangnya kasar.

"Kamu pasti lagi butuh waktu untuk sendiri" gumamnya, sembari kembali menatap kosong ke jendela, hujan tambah deras dan perasaan yang sudah sangat kacau dan tidak karuan, perpaduan yang sangat ingin membuat orang menghilang dari dunia ini.

🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Valencia keluar dari kamarnya setelah seharian mengurung diri dikamar, ia melewati ruang tamu, namun ia tiba-tiba berhenti, sebab ia melihat ibunya sedang menangis.

Valencia tidak ingin menghampiri, sebab ia yakin. Ibunya ingin waktu untuk sendiri.

Valencia kembali melanjutkan jalannya menuju dapur, perutnya harus diisi, walaupun bathin sudah tidak utuh lagi, namun setidaknya fisik masih bisa bergerak bebas, karna dia masih sayang pada dirinya sendiri.

Valencia duduk dikursi meja makan, "Gak tau lagi, aku harus ngapain didunia ini" gumamnya sembari meneguk air putih yang ada di atas meja

Valencia menggelengkan kepalanya, heran dan bingung saja, kenapa bisa dia diberikan takdir kayak gini?, Apa yang bakalan ada dimasa depannya, sehingga ia diberikan alur yang sangat-sangat mengecewakan dan melelahkan, apakah ia akan bahagia dimasa depan ataukan ia harus kembali merasakan sakit?, Ia merasa bahwa didunia ini tidak ada orang yang menyukainya, lantas untuk apa ia hidup didunia? Apakah ia harus menjadi babu untuk menghabiskan masa SMA nya? Apakah itu harus?

Aku Baik-baik SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang