part 13 (Hari baik?)

1 1 0
                                    

Valencia masuk kelasnya dengan raut wajah datar, ia sudah tak ingin terus-terusan diinjak layaknya sampah, ia tak mau itu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Valencia masuk kelasnya dengan raut wajah datar, ia sudah tak ingin terus-terusan diinjak layaknya sampah, ia tak mau itu!

Valencia langsung duduk dikelasnya, dan mendengarkan materi sampai pulang, sebab jadwal hari ini pulang nya cepat

Valencia membereskan alat-alat nya dan langsung keluar dari kelas, ia sangat malas untuk melihat wajah mereka, ada sedikit rasa benci yang sudah tertanam di hati Valencia.

Valencia kaget, ketika ia keluar kelas ia menemukan Fahri yang menunggu nya didepan kelas, "Kenapa kak?" Tanyanya

"Gak apa-apa, cuman mau ngeliat kamu ajah, btw manusia yang gak tau diri itu udah keluar?" Tanya Fahri

Valencia menghendikkan bahunya, ia tak peduli.

Fahri terkejut melihat wajah Valencia yang bisa dikatakan sangat dingin dan kaku, terlebih sikapnya yang sangat dingin, Fahri yang berada didekatnya juga merasakan takut

"Kamu kenapa?" Tanya Fahri

"Gak apa-apa kak, cuman mau pulang ajah, soalnya disini udaranya gak enak" ucap Valencia

Sekali lagi Fahri terkejut mendengar ucapan Valencia, apakah Valencia sudah sadar sekarang?

"Yaudah, ayok. Aku antar kamu pulang!" Ucap Fahri

"Gak perlu kak, makasih" ucap Valencia sembari berjalan meninggalkan Fahri yang masih terdiam ditempat

Fahri menoleh kearah kelas Valencia dan masih mendapati para manusia yang tidak tau diri itu, "Hey, kalian semua. Hati-hati yah soalnya yang kalian usik terus udah menunjukkan sifat aslinya, waktunya kalian menuai apa yang udah kalian tanam!" Ucap Fahri diakhiri tawanya

🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Abdi masih setia menunggu didepan teras rumah Valencia, menunggu kedatangan Valencia dari sekolahnya

Dan benar saja, tak lama Valencia datang dengan raut wajah datar, dan itu membuat Abdi heran, biasanya Valencia akan selalu ceria jika melihat dirinya, apakah ia melakukan kesalahan?

Abdi menghampiri Valencia, "Kenapa dek? Ada masalah disekolah?" Tanya Abdi

"Gak ada bang, cuman lagi males ajah, oh iya Abang kapan datangnya? Maaf gak nyambut"

"Gak apa-apa, gimana kalau kita ke pantai? Kamu mau kan?" Ucap Abdi

Valencia menggeleng, "Maaf bang, tapi aku lagi capek banget hari ni, lain kali ajah yah bang" ucapnya

Valencia langsung masuk kedalam rumahnya tanpa menoleh kearah Abdi, sebab ia sudah benar-benar lelah untuk hari ini.

Jika dihitung, mungkin sudah berapa kali Valencia mengucapkan kata lelah hari ini, ia tak bohong!. Tuntutan dan tekanan yang ia dapatkan membuatnya terus merasa tidak nyaman, hari ini begitu banyak cobaan dan peristiwa buruk yang terjadi, bolehkah ia menangis saja hari ini?

Valencia langsung masuk kedalam kamarnya, dan menguncinya dari dalam, ia langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur, saksi bisu bagaimana hancurnya Valencia setiap malamnya

"AKHHHHHH!!!" Teriak Valencia

"KENAPA!!!, KENAPA SEMUANYA GAK PERNAH BERPIHAK SAMA AKU!!! KENAPA????"

"KENAPA, SEMUANYA JAHAT SAMA AKU!!!!, AKU CAPEK!!!"

"KENAPA, HIDUP ITU GAK ADIL!!!, KENAPA??!!!!"

Valencia terus menangis sampai kesegukan, kenapa dunia tidak sadar bahwa ia sudah lelah dengan drama ini? Kenapa? Apakah ia tak pantas untuk bahagia? Benarkah?

"Kenapa? Apa lebih baik aku mati ajah?. Aku udah benar-benar capek!"

Valencia merasakan bahwa dadanya sudah sangat sesak, ia tak tahan lagi dengan semua ini, apakah ia harus selalu seperti ini? Apakah semesta tidak lelah, memperlakukan dirinya seperti ini?

Tanpa diketahui oleh Valencia, diluar sana Abdi mendengar seluruh perkataan nya, Abdi juga merasakan apa yang dirasakan oleh Valencia, siapa yang tega menyakiti hati gadis kecilnya?

"Siapa yang ngebuat kamu kayak gini?" Gumamnya sembari menatap jendela kamar Valencia yang tertutup rapat

🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Dari kejauhan, Fahri membuntuti Mawar dan Jelita yang baru saja pulang sekolah

Motornya ia percepat, karna ia tak ingin kehilangan jejak 2 manusia itu.

Fahri mengikuti mereka hingga pantai, tanpa basa-basi Fahri langsung menghampiri mereka berdua yang sedang duduk atas motornya

"Wah, banyak banget job, hari ini?" Sindir Fahri

Dapat Fahri liat kalau 2 anak manusia itu kaget dengan kedatangan Fahri, namun mereka mencoba bersikap biasa saja.

"Kenapa kak?" Ucap Mawar

"Kenapa apanya?, Otak kamu itu masih gak sadar apa gimana sih? Kamu bener-bener gak capek apa? Ngurusin hidup orang?! Berlaku kayak ratu tapi aslinya?. Gak capek? Aku yang ngeliat sifat kamu ajah udah capek banget, jangan sok kecakepan! Kalian berdua Dimata aku itu gak jauh berbeda dari perempuan murah. Bahkan perempuan murah ajah lebih ada harga dirinya daripada kalian!" Ucap Fahri dengan sangat kasar, ia sudah tak memikirkan bagaimana menyakitkannya perkataannya, sebab ia juga sudah sangat geram melihat tingkah laku mereka berdua.

"Dia duluan yang, ngatain kami kak!" Ucap Jelita

"Okey, kalau dia ngatain kalian, tapi itu nyakitin fisik kalian enggak? Udah deh jangan sok merasa tersakiti, aku tau gimana kebusukan kalian berdua diluar sekolah! Aku tau!, Jangan cuman karna wajah Kelly kalian, kalian merasa udah paling cantik! Enggak!!, Kadang aku heran, apasih yang mau dibanggain sama kalian? Cantik enggak, pinter enggak, harga diri ajah gak punya, btw kalian berdua udah dipake berapa kali?" Ucap Fahri dengan sinis

Mawar mengelap air matanya, "Kakak gak pantes, buat berkata kayak gitu!, Sampai kapanpun aku bakalan tetap benci sama Valencia!!" Ucapnya

"Yaudah, aku gak nuntut kamu buat gak benci sama dia!, Aku cuman mau kamu untuk gak usah gangguin dia! Bisa?, Keliatan banget rendahnya!"

"Kak, kami gak serendah itu!' ucap Jelita

Fahri meludah mendengar pekarangan Jelita, "Gak guna banget!, seharusnya kalian tuh kasian sama orang tua kalian!, Jujur ajah aku rasanya udah sesak banget ada disekeliling kalian berdua!" Ucap Fahri dan berjalan meninggalkan Mawar dan Jelita yang masih mematung dimotornya

Fahri pergi dari pantai itu, ia merasa sesaknya kambuh lagi, ia bukannya ingin menyakiti hati Jelita dan Mawar hanya saja ia sangat terluka jika melihat Valencia diperlakukan seperti itu, itu tidak pantas, Fahri tidak tau siapa sebenernya yang memulai permasalahan, cuman cara mereka sangat salah.

Fahri memberhentikan motornya, ia mengambil obat dari dalam tas miliknya dan langsung memakannya, dan tak lupa juga ia meminum air mineral yang selalu ada ditasnya

"Ya Allah, maaf. Aku bukannya mau menyakiti mereka, mereka sudah sangat keterlaluan, maaf jika caraku sudah sangat keterlaluan" gumamnya, namun dalam hati terdalam Fahri tidak ada rasa menyesal melainkan rasa puas yang mendominasi.

 Aku bukannya mau menyakiti mereka, mereka sudah sangat keterlaluan, maaf jika caraku sudah sangat keterlaluan" gumamnya, namun dalam hati terdalam Fahri tidak ada rasa menyesal melainkan rasa puas yang mendominasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Baik-baik SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang