Jika menurut mu menangis bisa membuat mu tenang, maka menangis lah itu bukanlah suatu kelemahan
"Jadi aku harus gimana?" Tanya seorang gadis remaja pada seorang perempuan paruh baya, yang notabenya adalah ibunya sendiriAura yang gadis itu rasakan ditempat ini sangatlah mengerikan, kegelapan dimana-mana seolah-olah kegelapan adalah bagian yang paling penting dalam rumah ini
"Kamu sudah berjanji pada ibu, untuk membalaskan dendam ibu sama mereka, dan kamu harus menepati janji itu" ucap perempuan paruh baya itu
Gadis itu menatap nanar pada seorang perempuan yang adalah ibunya itu, "Bu, hidup tanpa dendam itu lebih baik" ucap gadis itu
"Kamu ingin melihat ibu mati?" Tanya perempuan paruh baya itu dengan dingin
Gadis itu menangis menatap ibunya, "Enggak bu, ta-tapi, aku udah capek bu dengan semua ini, aku ngerasa bahwa tindakan kita selama ini udah salah" ucap gadis itu
"Kamu gak sadar? Kita hidup susah sekarang semuanya gara-gara mereka!" Ucap perempuan paruh baya itu dengan mata yang berisi api dendam yang membara, "Mereka harus mendapatkan balasan atas perbuatan mereka" lanjutnya
"Bu, kita gak bisa menentang takdir, kita gak bisa bersikap seolah-olah kita selalu benar bu, ini semua akan selalu menyakiti ibu, jika ibu gak bisa berdamai dengan keadan apalagi dengan masa lalu" ucap gadis itu sembari mengenggam tangan ibunya
"Disini sakit" ucap perempuan paruh baya itu sembari menepuk dadanya dan menatap anak gadisnya dengan tatapan seolah-olah mengatakan bahwa ia sangat merasa kecewa dan tersakiti
Gadis itu mengalihkan pandangannya, ia tak sanggup menatap ibunya yang seperti kehilangan gairah hidup, "Aku akan selalu mencoba bu, tapi apa yang kita harapkan dari orang yang sama sekali gak bersalah? Kita menunggu apa bu?" Ucap gadis itu dengan resah
"Menunggu, saat dimana ibu akan mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi milik ibu, dan mendapatkan apa yang memang sudah menjadi hak milik kamu" ucap perempuan paruh baya itu dengan nada yang sangat menyakinkan
Gadis itu menatap ibunya dengan diam, ia tak bisa membantah, dan sudah seharusnya seorang anak membahagiakan orang tuanya, entah itu benar dan salah, bahagia atau tidaknya dia dimasa depan, ia harus tetap percaya akan apa yang sudah tertuliskan oleh semesta.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Fahri menghempaskan handphone nya ke ranjang, ia menatapi sekeliling nya, kamar asrama yang tak terlalu luas, dan dia sendirian.
"Akhhh!!!, Kenapa aku harus berada ditempat seperti ini? Sedangkan mereka bahagia dirumah sana!" Ucap Fahri dengan nada frustasi nya
Entahlah, setiap memikirkan rumah lamanya, ia terus terbayang-bayang oleh keberadaan ibunya dan juga seorang laki-laki penghancur rumah tangga orang tuanya, sangat lucu jika dipikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Baik-baik Saja
Fiksi PenggemarHaii!!! Kisah ini adalah kisah tentang bagaimana kerasnya hidup seorang gadis yang menjadi korban bullying disekolah nya, saking kerasnya tekanan itu membuatnya menjadi orang yang sangat berbeda, menjadi sosok yang tidak dikenal oleh orang lain bahk...