H A P P Y R E A D I N G !
Nusantara. Sekolah yang tidak pernah ada dalam list impian Alara. Sewaktu menengah pertama Alara sama sekali tidak menginginkan sekolah di Nusantara, sekolah itu sangat dihindarinya. Bahkan ketika kelas akhir, saat guru bertanya akan melanjutkan menengah atas kemana, Alara dengan yakin mengatakan akan ke SMA Negeri.
Meski teman-temannya termasuk Sivanya dan Rinai sangat bersemangat ingin sekolah di Nusantara bahkan seharian itu hampir sebagian murid heboh menceritakan apapun yang ada di Nusantara, mulai dari eskulnya, gedung, bahkan tak lupa para muridnya yang katanya visual semua. Tapi sekali lagi Alara tidak berminat.
Selain karena biaya masuk yang mahal, kedua kakaknya juga bersekolah disana. Adira dan Adrian. Maka Nusantara bukanlah tempat yang tepat untuk Alara.
Akan tetapi takdir senang sekali bermain-main dengannya, Mama sudah mendaftarkan Alara ke Nusantara tanpa sepengetahuan si empunya. Dua minggu sebelum tahun ajaran baru dimulai Mama baru memberitahu Alara, padahal Alara sudah mendaftar ke sekolah Negeri sendiri. Ditambah dengan kedatangan Adrian dan Adira yang akan kembali menetap di rumah lama.
Sesuatu yang amat mengejutkan bagi Alara. Ia juga masih ingat ucapan Mama kenapa mendaftarkannya di sekolah yang sama dengan kedua kakaknya. Katanya biar bisa berangkat-pulang bareng dan mengawasinya pun sekalian.
Alara ingin tertawa kala mengingat itu, 'berangkat-pulang bareng?' Kedua kakaknya saja tidak mau murid lain tau mereka punya ikatan darah.
Dan beginilah nasib Alara sekarang bersekolah di sekolah yang jelas-jelas Alara hindari. Harus berurusan dengan orang-orang populer yang membuatnya jadi pusat perhatian yang sangat bukan dirinya sekali sebagai seorang introvert. Sedikit salahnya juga sebenarnya.
Memang Alara akui jika di Nusantara banyak sekali lelaki tampan, baik kakak kelas maupun satu angkatan. Mata tidak akan kehilangan pemandangan indah. Alara baru menyadarinya, mungkin karena terlalu banyak menghalu cowok fiksi dan menstandarkan ketampanan itu seperti Na Jaemin jadi ia tidak menyadari banyak lelaki lokal yang tak kalah tampan.
Omong-omong tentang populer, Nusantara punya banyak cowok populer dari berbagai bidang. Tetapi yang Alara tahu dari Rinai, cowok yang paling sering dibicarakan di kantin itu ada tiga.
Pertama ada Hirsam Dewangga, ketua klub Journalistic.
Kedua ada Adrian Baskara, si kapten basket.
Dan ketiga ada Pranadza Laksaraga, ketua klub fotografi.
Ketiganya punya posisi masing-masing dalam kepopuleran. Alara akui ketiganya memang tampan tapi untuk Nadza, Alara sedikit meragukannya. Tampan saja tidak cukup kalau menyebalkan seperti Nadza.
"Al," panggil Sivanya. Alara mengalihkan pandangannya pada Sivanya, alisnya mengernyit menatap Sivanya yang mengaduk-aduk es cendol miliknya dengan lesu.
"Hm," balas Alara menaikkan alisnya bingung
"Dih sok dingin," cibir Sivanya.
"Apa?" tanya Alara ketus.
"Dih sok judes."
Alara memutar kedua bola matanya kesal. "Iyah sayaaang."
"Dih jijik gue dengernya Al," cibir Sivanya.
Alara menghela nafas berat. "Aya naon atuh, mèni gandeng."
Wajah Sivanya yang lesu tiba-tiba merekah membuat Alara merinding melihat perubahan itu, Sivanya tidak punya kepribadian ganda kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadrela'S || Winter ft Jaemin
Teen FictionSeandainya Alara diberi pilihan walau pilihannya antara mati tragis atau hidup tragis. Alara akan dengan yakin memilih mati dengan tragis. Biarlah, setidaknya ia hanya merasakan sakit saat kematiannya saja. Namun, sayangnya Alara harus dihadapkan ta...