H A P P Y R E A D I N G !
"Idnan sama Arta berantem gara-gara adkel? Kok bisa sih, bentar-bentar deh, Arta tuh kelas berapa yah? Gue kayak gak asing sama namanya. Tapi seinget gue di Nusantara gak ada yang namanya Arta, kan?"
Adira tengah ber-video call dengan temannya. Gadis cantik itu tengkurap di kasur dengan guling sebagai penyangga dagu sementara wajahnya menghadap langsung ke depan laptop.
"Katanya sih murid baru gitu, dia masih kelas 10. Kalau gak salah 10 IPS, gak tau IPS berapa, pokoknya di fanbase sekolah lagi rame banget. Lo juga liat sendiri 'kan"
Adira mengetuk-ngetukkan jarinya di pipi, kebiasaannya saat berpikir. Arta dan Idnan berkelahi karena adik kelas? Ia sudah lihat betapa banyak orang yang membicarakan kejadian pulang sekolah tadi. Sebenarnya jika itu hanya masalah adik kelas saja tidak akan seramai ini, namun karena ini menyangkut salah satu orang yang lumayan berpengaruh di Nusantara, si ketua pecinta alam yang hobinya masuk ruang bk itu, yang kata orang-orang si 'cowok minim ekspresi' bertengkar dengan adik kelas karena seorang perempuan?
Adira merutuk, mendadak jiwa-jiwa penasarannya berkobar tidak tahu waktu. Adira sangat penasaran siapa perempuan itu.
Melirik sang adik yang berada di lantai tengah memainkan ponselnya, Adira berdehem pelan.
"Al, tahu Arta gak?" tanya Adira langsung.
"Al siapa? Nama gue Kanin woy!"
Adira terperanjat, dia tidak sadar jika panggilan itu masih terhubung, segera saja Adira kembali menampilkan wajahnya di layar.
Gadis itu terkekeh canggung. "Barusan ada tetangga berisik di luar, biasalah," dalih Adira gelagapan.
Wajah dilayar itu mengangguk paham. Tidak ingin memperpanjang.
"Secantik apa sih adkel itu sampe buat Idnan sama si Arta berantem?"
"Mana gue tau, besok tanya-tanya aja sama orang yang ada di kejadian," jawab gadis di seberang sana.
Adira mengangguk-anggukan kepalanya. Tanpa Adira sadari, Alara di bawah sana meremat selimutnya erat. Gadis itu menggigit bibirnya gelisah, dia takut.
Jika Adira tahu dia lah yang jadi penyebab pertengkaran Idnan dan Arta, Adira pasti akan menghinanya dan mencacinya habis-habisan.
Lalu bagaimana jika esok ia jadi bahan gosip siswa-siswi Nusantara. Demi apapun Alara tidak siap telinganya memanas karena ujaran-ujaran kebencian nantinya.
"Lo gak deket sama Idnan, kan?"
Pertanyaan tiba-tiba dari Adira membuat Alara tersentak sebelum akhirnya ia menggeleng cepat.
"Mana mungkin gue deket sama cowok kayak Idnan," elak Alara ogah-ogahan.
"Tapi waktu itu lo pernah boncengan sama Idnan, apa namanya kalau gak deket?" cerca Adira.
"Terpaksa."
-Sadrela's-
Sudah seperti yang Alara duga, koridor sekolah ramai dengan gosip-gosip mengenai dirinya, Idnan dan Arta. Beruntung Alara sudah datang pagi-pagi buta, alasannya yah karena untuk menghindari adanya orang-orang yang tahu siapa 'Adkel yang direbutkan itu'.
Alara mendesis mendengar julukan itu, memangnya ia barang sampai direbutkan seperti itu. Lagipula Alara tidak ingin direbutkan baik oleh Arta maupun Idnan.
Andai saja kemarin Alara tidak berlama-lama di perpustakaan, tidak perlu meminjam novel, mungkin ia tidak akan pulang telat, tidak akan bertemu Idnan, dan kejadiaannya tidak akan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadrela'S || Winter ft Jaemin
Fiksi RemajaSeandainya Alara diberi pilihan walau pilihannya antara mati tragis atau hidup tragis. Alara akan dengan yakin memilih mati dengan tragis. Biarlah, setidaknya ia hanya merasakan sakit saat kematiannya saja. Namun, sayangnya Alara harus dihadapkan ta...