STEP. 09

7 2 0
                                    

Aku bisa menjadi orang yang dekat di matamu, tetapi tidak di hatimu.

Sedangkan dia, selalu menjadi orang yang dekat di hatimu meski raga kalian saling menjauh.

- - -

Jeong memarkirkan mobilnya, sedangkan Ji Yoo masih tertidur.

Untuk beberapa saat Jeong hanya melihat Ji Yoo yang tertidur dengan pulas. Dia tidak tega untuk membangunkannya.

Lalu tiba-tiba Ji Yoo terbangun.

"Huamm~" Ji Yoo menutup mulutnya saat dia sadar sudah membuka mulutnya dengan lebar.

"Maaf, aku jadi tertidur."

"Enggak apa-apa. Sepertinya kamu sangat kecapaian sampai-sampai ketiduran."

"Iyaaa... lumayan. Oya, kita di man-" Ji Yoo menghentikan pertanyaannya saat dia akhirnya melihat pemandangan di luar mobil.

"Kita di pantai?" tanya Ji Yoo dengan tidak percaya sekalipun pantai sudah ada di depan matanya.

"Iya, pantai Anmok." jawab Jeong dengan santainya.

"Anmok? Itu artinya kita ada di Gangneung? Seonbae menyetir sendiri dari Seoul sampai ke sini?" Ji Yoo masih tidak percaya dan terheran-heran.

"Iya, begitulah. Tapi aku lebih heran sama kamu, yang enggak terbangun sama sekali selama perjalanan. Sampai-sampai baru sadar sekarang kita lagi ada di mana."

Jeong tertawa setelah meledek Ji Yoo, sementara Ji Yoo memasang muka masam.

"Tadinya aku mau bawa kamu ke tempat yang dekat. Tapi karena khawatir tempatnya terlalu banyak orang, jadinya aku bawa kamu ke sini." jelas Jeong, "Ayo, kita turun."

Setelah melepas sabuk pengaman, Jeong dan Ji Yoo pun turun dari mobil.

Dan beruntungnya, seperti yang dikatakan oleh Jeong, pantai ini sedang sepi pengunjung.

Jeong dan Ji Yoo mulai berjalan-jalan di tepi pantai.

Suara debur ombak dan hembusan angin membuat rasa kantuk Ji Yoo langsung hilang.

"Gimana perasaan kamu sekarang? Apa sudah lebih baik?" tanya Jeong.

Ji Yoo menghela nafas, "Iya, sepertinya sudah lebih baik. Terima kasih sudah bawa aku ke sini. Dan aku juga minta maaf karena sudah merepotkan seonbae."

"Enggak kok, sama sekali enggak repot. Aku bawa kamu ke sini juga sekaligus untuk menghibur diriku sendiri. Rasanya sudah sangat lama aku tidak pergi ke pantai."

"Ya, sepertinya baik aku maupun seonbae. Kita sama-sama butuh waktu untuk menghibur diri, alias melarikan diri."

Ji Yoo benar-benar menikmati pemandangan yang ada di hadapannya. Sementara Jeong diam-diam memperhatikan wajah Ji Yoo yang terlihat sudah kembali ceria.

"Boleh aku tanya sesuatu?" Jeong kembali bertanya karena ingin tahu akan sesuatu.

"Tanya apa? Ah... pasti ada hubungannya dengan kejadian tadi ya?"

"Mmm... iya. Tapi kalau kamu merasa keberatan untuk cerita juga enggak apa-apa."

Ji Yoo kembali menghela nafas namun kini terasa lebih berat.

"Keluarga aku, atau mungkin lebih tepatnya ayah, dia enggak pernah mendukung aku jadi model. Kakek dan ibu juga sebenarnya enggak begitu suka aku jadi model. Tapi asalkan aku tidak membuat masalah, kakek dan ibu membiarkan pilihan aku ini. Sementara ayah..."

Ji Yoo menundukkan kepalanya lalu memainkan kaki kanannya di atas pasir.

"Setiap kali pekerjaanku sebagai model dibahas, ayah enggak pernah mengatakan hal yang baik. Keluarga yang seharusnya menjadi orang-orang yang paling mendukung aku. Malah menyambut dingin semua prestasi yang aku dapat dengan kerja keras. Bo Mi, Ba Ram, dan Ji Hoon. Cuman mereka bertiga, orang-orang terdekat aku yang selalu mendukungku selama ini."

Back to Yoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang