STEP. 11

4 3 0
                                    

Perasaan cinta dapat berubah saat kau mulai merasa ragu.

Apa dia masih mencintaimu?

Apakah kau juga masih mencintainya?

Dan apakah perasaan cinta itu tak akan pernah berubah?

- - -

Ji Hoon sedang duduk di kafe seorang diri. Beberapa kali dia melihat jam tangannya. Dia pun terus menatap pintu kafe, seperti sedang menunggu kedatangan seseorang.

Untuk mengurangi rasa gugupnya Ji Hoon menyeruput secangkir kopi. Saat seorang pria paruh baya terlihat memasuki kafe, Ji Hoon langsung berdiri untuk menyambut orang tersebut.

"Kamu pasti sudah lama menunggu ya?" sapa kakek Ji Yoo.

"Tidak. Saya juga baru saja sampai."

Kakek Ji Yoo pun duduk di kursi yang berseberangan dengan Ji Hoon.

"Maaf sudah mengganggu kamu seperti ini. Kamu pasti terkejut karena aku tiba-tiba menelepon." ujar kakek.

"Tidak apa-apa, Seonsaeng-nim."

"Kamu boleh panggil aku 'kakek', agar lebih nyaman."

"Ah, iya... kakek. Apa kakek mau pesan sesuatu? Biar saya pesankan."

"Tidak perlu. Setelah ini aku akan pergi menemui seorang teman, jadi aku hanya akan mengobrol sebentar saja. Mmm... kamu pasti tahu apa yang akan kakek bicarakan kan?"

"Iya, Kakek."

"Kamu juga pasti sudah tahu yang terjadi di keluarga kami dari Ji Yoo. Kalian memang sudah besar, dan sebagai orang yang sudah tua, tidak seharusnya mengatur hidup anak-anaknya. Tetapi sebagai orang tua, sudah tugas kami untuk mengingatkan, agar mereka tidak melakukan kesalahan dan lainnya. Dan... Ji Hoon-ah."

"Iya, Kakek."

"Apa kamu ingat, dengan janjimu saat kita pertama kali bertemu dua tahun yang lalu?"

Ji Hoon sedikit menundukkan kepalanya, lalu dia pun menjawab, "Iya, saya ingat. Saya berjanji akan bekerja keras agar menjadi orang sukses. Dan... akan menikahi Ji Yoo."

"Kesuksesan itu tentu saja bukan hanya tentang memiliki banyak uang. Saat kita memiliki sebuah pekerjaan yang dapat dijadikan pegangan. Dan kamu percaya pada diri sendiri, kesuksesan itu pasti akan datang padamu."

Ji Hoon mendengarkan perkataan kakek Ji Yoo dengan saksama.

"Kakek tahu Ji Yoo tidak pernah mempermasalahkan status atau pekerjaan kamu. Kakek sendiri dan orang tua Ji Yoo juga tidak pernah mempermasalahkannya. Kami hanya khawatir, suatu saat nanti hal itu akan menjadi masalah bagi kalian berdua. Inti setiap hubungan antara dua orang adalah saling mengimbangi dan mengerti. Saat salah satu terlihat lebih tinggi dari satunya, yang lainnya akan merasa tertinggal. Karena itu kalian harus saling percaya dan menjaga komunikasi dengan baik. Kamu mengerti maksud kakek kan?"

"Iya, saya mengerti."

"Kakek harap kamu tidak salah paham dengan maksud pembicaraan ini. Kakek mendukung hubungan kalian berdua. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Namun jika rasa cinta kalian berdua benar-benar kuat, hubungan kalian pun akan sama kuatnya."

"Iya, Kakek."

"Sepertinya dari tadi hanya aku saja yang banyak bicara."

"Ah, tidak apa-apa."

"Kalau begitu sepertinya sudah waktunya aku pergi."

Saat kakek berdiri dari tempat duduknya, Ji Hoon pun ikut berdiri.

Back to Yoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang