# Prolog #

911K 48K 6.8K
                                    


SEBELUM MULAI MAKAN BIASAKAN BERDOA
SEBELUM MULAI MEMBACA BIASAKAN FOLLOW DULU

Boleh absen dong kalian dapat cerita ini dari mana? 

Coba absen juga kalian dari mana?
Kali aja satu suku dan bangsa.
Eyke dari Lombok.

Yang datang dari tiktok, tolong dong gais jangan di lompat langsung ke ending,
Alangkah baiknya menikmati alur ceritanya, biar dapat feel.

*
*

*
*

Okey.. enjoy ya🥰

Happy reading

*
*
*
*
*

Aku tak membenci hujan
Karena hujan adalah cerita Tuhan yang diturunkan antara mendung dan titik air

Aku tak membenci hujan
Aku hanya tak suka
Ketika hujan memaksaku mengenang rasa
Mengajakku bercanda dengan dawai kepedihan
Lantas menyadarkanku dalam hampa dan kesendirian.

Aku tak membenci hujanAku hanya tak sukaKetika hujan memaksaku mengenang rasaMengajakku bercanda dengan dawai kepedihanLantas menyadarkanku dalam hampa dan kesendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * * * *

"Launa. Aku adalah anak dari seorang lelaki bejat yang lebih keji dari binatang."

"Walau pun begitu Rang. Kamu harus ingat. Kamu adalah anak yang terlahir dari rahim seorang wanita yang hebat."

"Tapi wanita hebat itu menyesal telah melahirkanku Launa. Dia pikir, aku hanya aib yang tak lebih dari setumpuk sampah busuk. Kata mereka, bayi yang baru lahir itu suci. Lalu kenapa mereka menyebutku dengan sebutan anak haram? Kenapa aku harus anak haram? Sedangkan aku baru saja membuka mata?"

"Tidak ada yang namanya anak haram Rang. Yang haram itu adalah perbuatan mereka."

* * * * *

Kamu tahu kenapa aku menyukai senja Launa? Karna aku dan senja sama."

"Dalam senja. Aku bisa melihat gambaran diriku begitu jelas. Sinar senja yang begitu redup dan memilukan. Seakan tidak jauh berbeda seperti halnya hidupku yang selalu berteman dengan kepedihan. Senja hanyalah metamorfosa pelengkap siklus alam. Antara terangnya siang dan sunyinya malam. Begitu juga denganku. Aku hanya pelengkap siklus kehidupan, yang sama sekali tidak berharga."

"Mungkin sebagian dari mereka berpikir. Jika aku adalah berlian yang hidup dalam etalase mewah dan megah. Namun Tuhan dan semesta tahu. Jika aku hanyalah kerikil kecil di sebuah jalan setapak yang sepi."

"Launa. Tolong jangan kasihani aku. Tapi cintai aku selayaknya. Jangan berdiri di depan seraya memandangku dengan tatapan iba. Tapi berjalanlah di sampingku dan temani aku menyusuri jalan setapak yang sepi ini."

"Launa. Jika suatu hari nanti Tuhan mengizinkan kita untuk bersama. Aku ingin melamarmu di bawah temaram langit senja. Di temani deburan ombak dan sayup-sayup burung yang mengepak berirama."

"Launa Felicia Damaris. Bersediakah kamu menemaniku hingga penghujung usia?"

******

Adalah Karang Samudra Daneswara. Lelaki tampan bermata sendu sang pembenci hujan.

Karang adalah sulung dari dua bersaudara. Ia mempunyai adik lelaki bernama Biru, Laut Biru Daneswara. Sebuah nama yang indah seperti nama yang ia miliki.

Karang dan Biru di lahirkan dari rahim seorang wanita bernama Andira Deepa. Seorang wanita cantik, pintar dan terkenal. Ia adalah mantan artis yang beralih profesi menjadi seorang penulis. Andira adalah lambang seorang wanita sukses indonesia.

Karang dan Biru di besarkan dalam keluarga yang terbilang kaya. Namun itu semua tak serta merta membuat Karang hidup bahagia.
Harta yang melimpah, derajat yang tinggi, berbanding terbalik dengan hidupnya yang penuh dengan duka dan airmata.

Biru bisa mendapatkan kasih sayang  dari Ibunya setiap saat. Andira menyayanginya lebih dari apapun. Namun tak demikian dengan si sulung. Ia berbeda. Ia diperlakukan tak sama. Karang adalah anak yang tak pernah diharapkan kehadirannya.

Karang adalah anak yang terlahir dari kebiadaban seorang lelaki yang tega memperkosa Andira delapan belas tahun silam.

* * * * * *

LAUNA :
Samudraku. Kamu adalah lelaki terindah yang Tuhan ciptakan dalam gemercik air hujan. Yang tak pernah tahu apa arti kata membenci. Kamu adalah kesempurnaan dalam kejamnya liku kehidupan.

PRAMANA:
Karang anak Papa. Maafkan Papa jika hidup yang kamu miliki terlalu nestapa untuk kamu jalani seorang diri.
Maafkan Papa. Jika tangis kesendirianmu tak pernah Papa sadari, meski teriakanmu lantang terdengar sampai ke langit malam.
Karang Samudra. Bisakah kamu memaafkan Papa?

BIRU :
Jangan pernah merasa sendiri. Karena di dalam Laut selalu ada Karang. Dan Samudra akan selamanya berwarna Biru. Tak penting apa kata mereka. Karena Karang Samudra dan Laut Biru akan selalu bersama.

ORION :
Kamu terlalu baik untuk seseorang yang hidup dengan berjuta rasa sakit.

LUKKA :
Kamu bukan hanya seorang sahabat. Melainkan malaikat dengan sayap patah dengan penuh sayatan kehidupan.

JONNY :
Rang. Terima kasih untuk setiap tangan yang selalu kamu ulurkan tanpa pamrih.

THALIA :
Lupakan semua yang menghimpitmu walau hanya sesaat. Berbahagialah Rang. Meski bahagia itu hanya datang sekali saja.

♤ ♤ ♤ ♤ ♤

Yukkk cari jawabannya di part-part selanjutnya

TOLONG BANTU RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR DONG.
SEPI BANGET YANG KOMEN. PADAHAL KATANYA BAGUS.

Satu vote dan komen dari kamu sangat berarti buatku.

Happy reading ya guys

Semoga betah ya menemani
perjalanan hidup Karang sampai ending.

Aku Tak Membenci Hujan [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang