Chapter 21 : Menghapus Ragu

138 19 12
                                    

"Akhirnya kelar..." suara lelah Ziva mengudara setelah keluar dari kelas salah satu dosen killer. Fenomena langka alias sial di fakultas seni ini.

Lyodra cuma senyum kecil sambil make helm, sesuatu yang bikin Samuel sama Richard yang jalan di sampingnya bingung. Makin bingung saat Lyodra naik dan ngegas motornya ke arah berlainan dengan mereka.

"Lho, keluar kan lewat sana?" Novia bingung, tapi nggak digubris. Tetep aja Lyodra nyelonong ke arah lain, bikin Novia sama Ziva melongo.

"Nov... Nov... masa gak ngerti? Beban UAS udah kelar, ya saatnya nge-date sama Mbak Pacar lah." Samuel menjawab enteng sambil naik ke jok motor Richard.

"Mbak Pacar atau Mbak Istri ya? Soalnya waktu itu gue denger dia dilamar..." Richard menambahkan sebuah fakta yang bikin temen-temennya melotot.

Dan 3... 2... 1...

"DILAMAR?!"

Tuh, kan. Heboh berjamaah. Mereka langsung mengelilingi cowok tambun yang masih ada di atas motor itu, bahkan Samuel yang tadi ada di jok belakangnya, tiba-tiba udah ada di depannya dengan mata melotot.

"Iya. Gue denger waktu berak. Waktu kalian keluar buat belanja." Richard mencoba menjelaskan.

"Siapa yang ngelamar?" Samuel menggebu-gebu.

"Tiara lah, masa Lyodra? Dia kan masih gamon waktu itu."

Novia ber-oo ria. "Berani juga ya, Tiara. Gua kira dia tipe yang malu-malu."

"Terus terus, gimana?" Ziva milih menimpali daripada komentar.

"Malah diketawain sama Lyodra," ucap Richard enteng, langsung bikin ketiga temennya yang di hadapannya berubah ekspresi jadi datar.

"Ck, bocah goblok." Ziva berdecak kasar. Tangannya langsung mengambil handphone di saku dan memencet beberapa tombol untuk mengirim sebuah pesan suara.

***

"Pulang lewat mana lo?!"

Ngingg...

Kuping Lyodra langsung denging kenceng begitu pesan suara itu dia buka. Gimana gak denging, orang suara Ziva kayak lumba-lumba, melengking jauh menembus cakrawala.

Tapi diabaikannya emosi sebab ada hal lain yang lebih penting ingin Ia lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ini. Hanya ingin bertemu seseorang. Kangen, sedikit. Dan ada hal yang harus dibicarakan, banyak.

Ini masih pukul tiga siang, tetapi mendung. Tiara pelan berjalan melalui halaman sambil menikmati pemandangan hijau dari tanaman-tanaman di sekitar Kampus. Ia menghirup udara bersih yang langka di Ibukota itu dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Lumayan untuk refreshing setelah minggu UAS.

Bahkan beberapa hari lagi sudah libur semester, tak terasa. Liburan itu juga sangat singkat, hanya 2 minggu, menyebabkan Tiara harus mendengar omelan Mahalini pagi tadi. Sekarang, gadis itu pasti sudah enak rebahan di Kosnya.

Iya, Mahalini tadi cepet-cepet. Katanya ngantuk gara-gara nemenin Nuca war KRS lewat telpon sampe jam 2 malam. Dipikir-pikir, cepet banget ya Fakultasnya Nuca itu, udah war KRS aja. Fakultasnya Tiara aja baru selesai UAS. Kalau soal KRS, Tiara yang notabene maba dan masih mau semester 2 sih tenang-tenang aja, kabarnya KRS-nya masih paket, baru akan rebutan jika sudah semester 3 ke atas.

"Anak Kos mau pulang?"

Sebuah suara yang lumayan lama tak didengar membuat Tiara mematung sejenak. Senyum senang langsung menghiasi bibirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chasing By The Past | Lyodra x TiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang