Chapter 02 : Istilah Maksa

1.2K 129 47
                                    

Masih OSPEK Hari Pertama
Lapangan Kampus, Pukul 15.03

Menjelang sore, kegiatan OSPEK sudah akan berakhir. Seluruh mahasiswa baru dikumpulkan di lapangan untuk berdoa bersama-sama sebelum mengakhiri kegiatan, dilanjutkan dengan sedikit pengumuman tentang kegiatan OSPEK besok.

"Baik adik-adik, untuk kegiatan OSPEK besok diharapkan membawa barang-barang yang tadi diminta ya! Sudah dicatet kan?!" Seru salah satu kating yang bertugas sebagai MC. Ia tersenyum saat mendapat jawaban 'sudah' --dengan huruf 'A' dipanjangkan-- yang kompak dari para maba.

"Bagus. Tetap semangat dan sampai besok adik-adik!" Ucap kating itu lagi, mengakhiri kegiatan dengan ceria.

Sementara para maba masih setia duduk di lapangan, saling bertanya-tanya maksud dari istilah-istilah aneh yang tadi disebutkan.

"Hah, Pembantu Dibayar Menitan apaan dah?" Richard mengerutkan dahinya bingung. Meskipun Ia seumuran dengan para senior itu --karena gap year selama 2 tahun-- Ia tidak pernah mendengar istilah semacam itu.

"Ini juga, buah janda apaan?" Giliran Ziva yang juga bingung, menggeleng-gelengkan kepalanya karena istilah yang tidak etis tersebut.

"HAHAHA, disuruh bawa monyet gila!" Sekarang Samuel yang tertawa keras karena nama salah satu barang di daftar tersebut.

"Lo mah enak, Sam, ga usah bawa, cukup nyerahin diri aja," ledek Lyodra diiringi tawa dari teman-temannya, pertanda setuju.

"HAHAHAH BENER!"

Sementara Sam hanya mendengus kesal sebelum ikut tertawa bersama teman-temannya itu.

Ziva mengalihkan perhatiannya pada Lyodra yang lagi senyam-senyum menatap ke arah lain. Ia penasaran, apa Lyodra sudah tau arti nama gak jelas ini apa?

"Lo udah tau, Ly?" tanya Ziva.

"Mana saya tau, saya kan ikan," jawab Lyodra menirukan meme yang sedang terkenal saat itu sambil mengangkat bahunya.

Tawa mereka terdengar kembali, kecuali Ziva yang cemberut kesal karena pertanyaannya tidak ditanggapi serius.

"Ooh, jadi senyumnya karena hal lain nih?" Sam menghentikan tawanya, beralih menggoda Lyodra yang kini memperhatikannya.

"Acieeeee.... Lyodraa!" Richard ikut menggoda gadis yang paling muda diantara mereka itu. Hanya mendapat tatapan datar dari Lyodra, seolah berkata 'apaan sih'.

"ADIK-ADIK SILAHKAN PULANG!" Bentak senior dari pengeras suara mengagetkan para maba yang masih duduk di lapangan, tak terkecuali Lyodra dan kawan-kawan.

Disengaja pasti, bukankah itu pekerjaan senior OSPEK? Membentak-bentak maba dengan alasan untuk menguatkan mental, sebuah alasan yang bodoh dan tidak logis.

"Iya-iya, jangan ngegas dong!" Lyodra mengusap telinganya, lalu berdiri sambil menggendong ranselnya di bahu kiri.

Mereka beranjak meninggalkan lapangan kampus dengan malas, masih membicarakan istilah-istilah aneh tadi.

"Ooh, ini nih maksudnya," ujar Lyodra sambil menunjukkan chat panjang dari kontak yang dinamai 'Latah dan Suka Ngutang' di ponselnya, itu adalah terjemahan istilah-istilah aneh tadi.

Ziva melongo melihat terjemahan istilah-istilah itu, sangat tidak masuk akal menurutnya. Sementara Sam dan Richard malah terkikik gara-gara salah fokus ke nama kontaknya. Tentu saja mereka tahu. Itu pasti Isyana, kakak Lyodra yang juga berkuliah di Kampus ini.

"Yaudah, kita belanja bareng aja yuk!" Ucap Richard sambil merangkul bahu Lyodra dan Sam, kenapa hanya dua? Karena kalau merangkul bahu Ziva sulit, harus membungkuk dahulu.

Chasing By The Past | Lyodra x TiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang