Depan Kampus
Pukul 13.17 WIBPara mahasiswa yang sudah lolos tes audisi dan tes wawancara UKM musik kemarin, kini sedang menunggu bus untuk membawa mereka ke tempat kegiatan malam keakraban atau biasa disingkat makrab.
Kegiatan itu mungkin akan berlangsung selama 3-4 harian. Singkatnya seperti persami waktu SMA, hanya saja yang mendampingi adalah kakak tingkat dan mungkin akan dibumbui kegalakan-kegalakan seperti biasanya disamping bersenang-senang.
Para mahasiswa tentu saling berbincang sembari menunggu, tak terkecuali Richard yang mencoba membuat teman-temannya ikut bermain permainan seberapa greget lo, versi habis wawancara UKM.
"Kemarin gue wawancara," ujar Richard mengawali dengan gaya dibuat sok keren.
Macam-macam respon temannya, ada yang menguap tak tertarik, ada juga yang pura-pura tertarik. Yang benar-benar tertarik? Tidak ada.
"Waktu katingnya nggebrak meja sok-sok galak," ucap Richard terputus. Sengaja agar teman-temannya penasaran.
"Gua kasih tahu nadanya, hahaha!" Lanjut Richard seraya tertawa bangga.
Pendengaran Richard memang bagus, sangat peka terhadap nada hingga bisa menebak nada apa yang keluar dari bunyi benda di sekitar. Karena itulah semuanya mengangguk-angguk, cukup kagum.
"Hmm, boleh lah boleh," ucap Mahalini sambil bertepuk tangan pelan. Memasang muka sedikit kagum.
"Kalo ini nadanya apa Bang?" tanya Ziva polos sambil memukul perut gembul Richard cukup keras, membuatnya mengaduh kesakitan.
"S, alias sakit Jipah!" jawab Richard sambil menjitak Ziva, membuatnya langsung ditatap galak oleh Mahalini dan Tiara, selaku Mama dan Bibi Ziva.
"Jangan jitak Jipa!" seru Mahalini galak.
"Kan dia duluan Buk," bela Richard.
"Ya tapi gausah jitak-jitak dong!" Tiara bersekutu dengan Mahalini. Kebawa drama Mahalini yang pura-pura emosi.
Mereka adu mulut, saling menyalahkan. Novia berusaha melerai, tapi Samuel malah menyemangati mereka, bertepuk tangan, "Gelud gelud gelud!"
Sedangkan Ziva, sang penyebab pertengkaran malah dengan santainya duduk manis sambil menyeruput susu kotak milik Lyodra.
Kok gak marah?
Biasanya Lyodra akan memarahinya bila mengambil minuman favoritnya itu. Merasa aneh, Ia pun melirik ke arah Lyodra yang terlihat tak peduli. Bahkan meski Tiara yang duduk di sampingnya sedang adu mulut dengan Richard, Ia masih saja sibuk mengotak-atik radio tua miliknya.
Tak kunjung selesai karena Ia memperbaikinya hanya dengan tangan kanan, tangan lainnya sedang dimainkan Tiara yang kini meremas-remas jari Lyodra sebagai penyaluran rasa kesalnya pada Richard.
Dasar bucin.
"Lagi emosi kan? Coba pukul." Lyodra menyuruh Tiara memukul radionya sebab merasakan gadis di sampingnya ini sedang kelebihan energi, sangat bersemangat adu mulut dengan Richard.
Sebaiknya disalurkan untuk hal yang bermanfaat, memperbaiki radio rusak misalnya.
Tapi Tiara malah menatapnya tajam, menghempas tangan Lyodra kuat hingga buku-buku jari Lyodra mengenai radio itu keras, membuat sang korban mengaduh dan mengibas-ngibaskan tangan kirinya.
"Udah tengkarnya? Lanjut, lo gimana Ly?" Novia buru-buru mengalihkan topik agar tak terjadi adu mulut lagi.
Mereka memang sudah biasa adu mulut. Itu hanya bercanda, tapi kelihatannya seperti beneran. Terbukti sekarang mereka akrab lagi, menatap Lyodra polos, menunggu ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing By The Past | Lyodra x Tiara
FanfictionBuku #2 dari Series: Andil Masa Lalu Ini hanyalah kisah tentang Lyodra dan Tiara. Dua gadis dengan bayangan masa lalu yang sama-sama traumatis meski berbeda luka. Berbekal perasaan senasib dalam trauma itulah, mereka mencoba saling bantu memulihkan...