Rumah Lyodra ramai sore ini. Teman-temannya sedang berkumpul, membicarakan rencana pentas seni kampus yang rutin diselenggarakan dari tahun ke tahun.
"HAH? Danus semua?!"
Ngegas, ciri khas Lini mengawali pembicaraan. Tapi bagaimana tidak ngegas kalau semuanya didaftarin di divisi danus sama Richard. Padahal Lini udah bilang daftarin di divisi publikasi.
"Ya maaf Lin, gue kasian sama Kakaknya. Apalagi waktu itu lagi PDKT kan," pelan Richard dengan lesu.
Mau bagaimana lagi, saat itu Ia kasihan pada kating manis itu karena tak ada yang mendaftar divisi danus. Ditambah Ia menyimpan rasa. Bahkan keinginannya untuk mendaftar di divisi konsumsi juga Ia korbankan.
Apapun demi gebetan, waktu itu.
"Tapi PJ-nya gue kok." Richard masih menunduk, agak menyesali keputusannya. Tapi bagaimana lagi semua sudah terlanjur.
"Ya harus itu. Tapi sekarang udah jadian 'kan?" tanya Lini meringsut mendekat pada Richard. Mengesampingkan masalah salah daftar tadi. Lebih kepo masalah hati temannya itu.
Richard menggeleng. Kali ini kepalanya semakin Ia tundukkan, "Marganya sama kaya gue, Lin," ucapnya pelan.
"Yahh...."
Sorakan itu langsung terdengar, kecewa berat.
Sebagai orang Batak, memang sulit kalau sedang jatuh cinta, tapi tak bisa bersatu karena semarga. Sakit, tapi bagaimana lagi sudah aturan adat.
"Tolol lu ah, makanya jangan asal deketin." Samuel menepuk pundak temannya yang nampak kurusan itu. Pantas kurusan, ternyata lagi patah hati.
Mahalini mengangguk setuju, "Kalo endingnya ga bareng ngapain lo PDKT? Buang-buang waktu, bego," ucapnya menusuk.
Tawa khas Richard menggema sedih menanggapi ucapan Lini. Teman-temannya juga. Namun tidak dengan Lyodra yang hanya meraih gelas, menelan pahitnya sendiri.
Ah iya, mereka lupa ada yang terluka lebih berat karena sudah jatuh terlalu dalam.
Atmosfer menjadi canggung. Tiara yang sadar itu buru-buru mengalihkan topik pembicaraan, "Udah-udah. Danusan selain dari ngamen mau ngapain?" tanyanya.
Dapat dipastikan untuk mencari dana mereka akan ngamen entah dimana, mereka kan anak musik.
"Open BO aja lah, langsung ketutup dananya." Samuel menimpali dengan canda, sukses mengurai tawa yang membuat atmosfer tak lagi sendu.
"Sampe pintu surga juga ikut ketutup," celetuk Novia spontan, tak habis pikir akan ide cemerlang temannya itu. Lagi-lagi mengundang tawa.
"Kok ketawa? Tobat lah, tobat!"
Seruan Novia barusan malah membuat gema tawa di ruangan itu semakin keras. Bahkan Richard sampai tersedak.
"Ketawa banget gue, huhuhu..."
Tersedak sampai nangis, sebenernya. Baper lagi. Masih merenungi nasib, diantara ratusan marga kenapa si doi harus memiliki marga yang sama dengannya?
Kasian, tapi kalau bercanda terus diskusinya nggak selesai-selesai. Karena itu Ziva menepukkan kedua tangannya membuat semua terdiam.
"Kita jualan makanan aja. Tapi yang bikin nagih apaan ya?" tanya Ziva serius, mengetuk-ngetukkan telunjuknya pada dagunya yang imut.
"Rendang! Eh bakso enak juga kayanya. OH steak deh steak, udah lama gue gak makan babi." Richard menyahut cepat, panjang dan lebar. Begitu denger makanan langsung sedihnya ilang.
"Ih, babi. Mending juga seblak!"
"Mending menu seribu satu telor!"
"Risol lah! Danusan itu ciri khasnya risol. Gak risol gak danusan."
![](https://img.wattpad.com/cover/242319874-288-k337572.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing By The Past | Lyodra x Tiara
FanficBuku #2 dari Series: Andil Masa Lalu Ini hanyalah kisah tentang Lyodra dan Tiara. Dua gadis dengan bayangan masa lalu yang sama-sama traumatis meski berbeda luka. Berbekal perasaan senasib dalam trauma itulah, mereka mencoba saling bantu memulihkan...