Chapter 05 : Caca

905 95 26
                                    

Kampus, masih di hari yang sama

Ini OSPEK hari terakhir, singkat memang, hanya dua hari tapi tetap saja mampu membuat Lyodra kesal. Bagaimana tidak kesal, pagi tadi digeplak kating, dibentak-bentak, lalu baru saja Ia dilempar bungkus susu oleh gadis aneh bernama Tiara hingga membuat kerahnya bau susu karena terkena cipratan susu tersebut.

Lyodra jadi sedikit menyesal telah mengenal gadis aneh itu.

Anehnya, Lyodra baru kesal sekarang. Saat kejadian tadi Ia malah hanya melongo, tak mampu berkata-kata apalagi protes. Bau susu yang terciprat di kerahnya ditambah bau keringatnya yang seperti bayi itu membuatnya merasa seperti anak bayi yang ketumpahan susu.

Saat Ia menoleh ke arah Tiara untuk sekadar menatapnya kesal, ingin protes atas dagunya yang sedikit sakit, juga kerahnya yang sedikit lengket akibat cipratan susu, Tiara malah memalingkan muka, pura-pura tidak menyadari tatapan kesal dari Lyodra.

Hal itu membuat raut muka Lyodra semakin muram, hingga beberapa kali dipelototi kating-kating sok galak yang suka memaksa para maba untuk terus tersenyum.

"Iya Kak, saya senyum nih!" Lyodra berucap agak keras sambil memaksakan senyum semanis mungkin, sengaja menyindir kating yang dari tadi mondar-mandir sambil sesekali meliriknya itu.

Kating itu kemudian berdehem, lalu melirik ke arah lain. Tepatnya ke arah perkumpulan otak setengah yang sedari tadi mengobrol, tidak memperhatikan kating yang sedang berbicara di depan, menjelaskan tentang organisasi-organisasi yang ada di universitas mereka.

Lyodra dan teman-temannya juga ikut menoleh setelah terdengar kata 'cabe' dari arah mereka bertiga. Ia mengerutkan kening saat mereka tertawa dengan santainya, mengabaikan tatapan tajam kating yang sedari tadi memelototi mereka.

"Positive thinking aja, mungkin lagi ghibah," celetuk Novia, teman SMA Lyodra yang juga berkuliah di Kampus yang sama dengannya. Kalimat Novia diangguki oleh Samuel dan Richard yang duduk di samping Novia.

Hmm, Noviyanti memang suka benar.

Merasa diperhatikan oleh mata setajam silet, Tiara buru-buru berucap keras, "tambah bawang merah, putih terus garem gula biar makin enak!"

Ooh, ngomongin sambel ternyata.

Begitulah kira-kira batin kating tersebut, manggut-manggut maklum sebelum kemudian melangkah pergi menuju bagian lain lapangan.

Sebenarnya, bukan bicara tentang sambal, tapi mereka sedang berbicara mengenai kebarbaran Mahalini saat dihina oleh kating, juga perkenalannya dengan Tiara.

Flashback On

Saat itu Tiara sedang duduk di ruang auditorium, menunggu seminar dimulai. Seperti kebanyakan anak rajin lainnya, Ia memilih untuk duduk di depan lalu mengeluarkan pulpen juga buku OSPEK miliknya, bersiap-siap untuk mencatat materi seperti yang ditugaskan.

"Yang itu bibirnya merah banget, kek cabe." Sebuah suara setengah berbisik terdengar oleh Tiara dari mulut dua orang kating yang lewat di depannya. Ia buru-buru mengusap bibirnya karena takut bahwa dialah yang dibicarakan oleh kating-kating tersebut.

"Cabe matamu! Ini fanta ya wahai kating maha benar."

Chasing By The Past | Lyodra x TiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang