Luar Hypermarket
16.36 WIBTiara dan Lyodra berjalan keluar Hypermarket, dengan Tiara berjalan di depan Lyodra. Masing-masing dari mereka menenteng satu kantong plastik berbeda ukuran. Tentu saja lebih besar plastik Lyodra.
Ting!
Suara notifikasi dari ponsel Tiara yang membuatnya berhenti melangkah, beralih menatap ponselnya.
"Eh, kok di-cancel," ucap Tiara kecewa mendapat informasi bahwa driver yang dipesannya melalui sebuah aplikasi berwarna hijau tiba-tiba membatalkan pesanan.
Sementara Lyodra sedang kesal karena Tiara yang tiba-tiba berhenti, membuatnya hampir saja Ia menabrak gadis di depannya itu.
"Kasian banget, motornya mogok tiba-tiba," gumam Tiara sambil menoleh tanpa dosa, memberitahukan Lyodra dengan tujuan... entah, mungkin agar gadis itu turut berempati?
Lyodra hanya menatapnya datar, semakin jengkel karena Tiara tidak merasa bersalah telah berhenti secara tiba-tiba. Ia pertahankan muka dan tatapan itu sampai Tiara salting sendiri.
"Eh, iya! Makasih buat hari ini," lanjut Tiara tersenyum manis lalu setelahnya berbalik untuk melangkah menjauh sambil membatin soal Lyodra dan tatapannya yang datar-datar nggak jelas, bisa bikin salting tiba-tiba.
Sumpah Tiara malu, makanya sekarang dia berniat ngibrit cepet sambil tangannya mencet buat pesen ojol baru. Tapi baru dua langkah, suara Lyodra kembali kedengaran.
"Nggak pamitan?"
Huft. Tiara menghembuskan napas. Secara, dia udah pengen pergi karena malu, masih disuruh pamitan. Apalagi mukanya Lyodra yang datar itu nyebelin. Masa udah dibantuin belanja malah ngasih muka datar?
Tapi ya udah, Tiara nurut aja buat berbalik dan pengen pamitan, biar bisa cepet-cepet kabur. Tiara balik ke hadapan Lyodra dan ngulurin tangan buat pamitan. "Aku pulang dul--"
Sayangnya, sama Lyodra nggak dikasih lanjut karena orangnya kaget. Tangan Tiara yang ngajak salaman keburu ditarik buat dikasih karcis parkir sambil orangnya senyum manis.
"Nggak usah ya, pamitannya nanti aja habis turun dari motor."
Tiara terpaku di tempat. Lyodra sih, udah duluan ke tempat parkir sambil nenteng kantong kresek yang entah gimana tiba-tiba jumlahnya nambah sekresek.
Saat itulah baru otak Tiara merespon.
"Eh, jangan!" serunya langsung menyusul Lyodra dan merebut kresek miliknya dari tangan kanan Lyodra.
Lyodra tentu kaget, hampir diakira begal snack. Tapi setelah tahu itu Tiara, dia tertawa kecil melihat muka gadis itu seperti merajuk.
"Kenapa?" tanyanya.
"Tangan kamu kan belum pulih," lanjut Tiara melirik ke tangan Lyodra yang masih diperban.
"Ah, luka kecil ini." Lyodra berkata remeh sambil tangannya berusaha meraih kantong kresek berisi snack milik Tiara.
Dan mungkin karena reflek, Tiara menghentikan pergerakan tangan Lyodra dengan menggenggam jemarinya, membuat Lyodra langsung terdiam.
"Nggak usah, Ly. Aku kuat kok, nggak perlu kamu bawain," ucap Tiara lembut. Jemarinya yang masih memegang jemari Lyodra yang dibalut perban juga ikut mengelus lembut, membuat Lyodra merasa rileks sejenak di dalam genggaman Tiara.
Matanya yang terpaku itu lalu beralih ke tatapan gadis yang baru dikenalnya pagi tadi itu, sungguh-sungguh khawatir. Dia turut terpaku sejenak di sana, dalam bola mata Tiara yang mungkin secara obyektif, Lyodra bisa bilang itu sepasang bola mata yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing By The Past | Lyodra x Tiara
FanfictionBuku #2 dari Series: Andil Masa Lalu Ini hanyalah kisah tentang Lyodra dan Tiara. Dua gadis dengan bayangan masa lalu yang sama-sama traumatis meski berbeda luka. Berbekal perasaan senasib dalam trauma itulah, mereka mencoba saling bantu memulihkan...