Chapter 06 : Audisi UKM

818 83 131
                                    

Ruang Serbaguna Fakultas Seni dan Pertunjukan
15.26 WIB

Saat ini para mahasiswa yang berminat masuk UKM Musik berkumpul di sebuah ruangan yang cukup luas. Para mahasiswa itu akan menampilkan kemampuannya di depan kakak tingkat yang akan menentukan mereka lolos atau tidak.

Disinilah Lyodra, Ziva, Novia, Samuel, dan Richard berada, menunggu giliran mereka untuk audisi. Juga ada Tiara dan Mahalini yang ingin mencoba audisi UKM ini.

Meskipun gak lolos juga gapapa. Itung-itung hiburan liat orang nyanyi.

Beberapa sudah menunjukkan bakatnya, kebanyakan bernyanyi atau bermain musik solo. Saat itulah terlintas di otak Lyodra untuk membuat sebuah band.

"Solo mulu penampilannya, buat band asik kali ya? Ayo buat!" celetuk Lyodra iseng.

Ternyata langsung disetujui oleh Samuel dan Richard dengan bersemangat. Tapi tidak dengan Novia yang terlihat ragu karena dirasa kekurangan anggota.

"Cuma berempat? Terus vokalisnya dua nih?" tanya Novia sambil menunjuk dirinya dan Lyodra bergantian.

"Shift-shiftan aja vokalisnya, terus anggotanya dibuat fleksibel." Lyodra memberi usulan yang terkesan asal. Tapi boleh juga, sehingga semuanya hanya mengangguk pada rapat dadakan itu.

"Ini Jipa bisa main gitar masukin aja." Richard tiba-tiba mengusulkan nama Ziva, membuatnya langsung mendapat tatapan tajam dari gadis cepol itu.

"Ih gua solo ya, enak aja main masukin." Ziva menggebu-nggebu tidak setuju. Bukannya ragu akan kemampuan band abal-abal itu, cuma lebih yakin solo.

"Oh ini nih, Nuca ikut juga guys!"

Samuel tiba-tiba berujar heboh sambil menepuk-nepuk bahu Nuca yang notabenenya adalah seorang kating dengan lancangnya. Wajar, Nuca adalah kakak kelas Samuel, Novia, Lyodra, dan Ziva di SMA yang juga merupakan teman baik mereka.

"Ntar habis audisi bubar kok, tenang aja," celetuk Mahalini karena melihat ekspresi Nuca yang seperti tidak setuju akan ucapan Sam. Tentu saja Mahalini langsung dipelototi dengan tidak santai oleh orang-orang yang ingin membentuk Band itu.

Tapi beberapa detik kemudian mereka mengangguk, merasa ucapan Mahalini ada benarnya. "Iya juga sih." ucap mereka kompak.

"Aku pengen, tapi gabisa alat musik. Jadi tukang pegang mic-nya aja boleh?" ucap Tiara polos setengah melawak, mendapat tertawaan dari teman-temannya.

"Ga ada mic disini. Bibik pegang ini aja," kata Mahalini sambil tiba-tiba menyentuhkan telapak tangan Lyodra dengan telapak tangan Tiara.

"Eh!" Lyodra dan Tiara yang sama-sama kaget reflek menarik tangan mereka bersamaan, melotot ke arah Mahalini yang kini senyum-senyum sendiri.

"Ih kok ngapal, lucuuu!" Tiara tiba-tiba menarik kembali tangan Lyodra, menekan-nekan ujung jari Lyodra dengan gemas.

Khas Tiara yang selalu lambat menyadari sesuatu.

Ujung jari Lyodra memang menebal, efek dari tugas kelompok ansambel gitar yang membuatnya mau tak mau harus belajar gitar selama seminggu penuh.

Sementara Lyodra yang diperlakukan seperti itu hanya diam, membiarkan Tiara melakukan apapun dengan jarinya. Tidak ingin protes karena sayang suara.

Beberapa menit kemudian --tepatnya setelah penampilan apik Ziva dengan teknik riff n runs-nya-- tiba giliran band Lyodra dan kawan-kawannya untuk tampil, mereka pun naik ke panggung di depan ketiga kating yang bertugas menilai.

"Halo, tes. Oke." Lyodra mengecek mic di depannya, melempar senyum ke arah teman-temannya yang memberi mereka semangat.

"Kami Band-" ucapan Lyodra terhenti sejenak, lupa nama band dadakan mereka ini. Ia pun menoleh, bertanya pada Richard yang terlihat sudah siap memainkan drum. "Band apa tadi?"

Chasing By The Past | Lyodra x TiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang