Chapter O28

463 124 136
                                    

Escape |things bad begun

Minho terus melangkah di ikuti oleh Elkie yang setia berjalan di belakangnya. Sudah beberapa jam mereka berjalan entah kemana untuk mencari teman mereka yang lainnya. Namun sampai saat ini tak juga menemukan teman-teman mereka itu.

Koridor yang memang remang pun kini mulai terlihat menggelap karena hari sudah malam. Minho menoleh pada Elkie, melihat apakah gadis itu masih bersamanya. Matanya bisa melihat jika Elkie tampaknya mulai kelelahan. Untuk itu, Minho pun menghentikan langkahnya.

"Kita istirahat ya, " ucap Minho.

"Tapi kita belum menemukan Dahyun dan yang lainnya, " balas Elkie.

Minho menggeleng pelan. Lelaki itu menatap ke sekitar. Tampak begitu tenang disana, hening dalam kegelapan malam di tengah koridor. Untungnya Minho tahu di gedung mana ia berada sekarang. Gedung di Blok B tampaknya tak terlalu berbahaya untuk mereka. Setidaknya Minho berharap begitu.

"Kita lanjutkan besok. Maaf, aku sepertinya terlalu memikirkan diri sendiri hingga tak menyadari jika kau kelelahan," ucap Minho tak enak hati pada gadis yang selalu menemaninya ini.

Elkie menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa-apa Minho."

Minho tersenyum kecil kemudian menggenggam tangan Elkie, mereka kembali berjalan untuk mencari tempat beristirahat. Minho melihat sebuah ruangan yang tertutup rapat, ia memasuki ruangan tersebut. Minho mengeceknya terlebih dahulu apakah ruangan itu aman untuk mereka bermalam disana.

Tak ada tanda-tanda bahaya yang Minho rasakan, lelaki itu pun menatap Elkie. Ia melepaskan genggamannya lalu menaruh tasnya di salah satu meja yang ada disana.

"Kau bisa istrirahat lebih dulu, aku akan berjaga, " ucap Minho.

"Baiklah, terimakasih."

Elkie menaruh tas yang ia bawa di bawah sementara ia mulai naik ke atas sofa lusuh disana. Berbaring sembari menatap Minho yang berada tak jauh darinya tengah berkutat dengan senjatanya.

"Kenapa kau tak memilih tinggal di markas? " tanya Elkie.

"Tak ada alasan untuk ku tetap tinggal disana," jawab Minho tanpa menatap Elkie, ia masih fokus dengan senapannya.

"Tapi kau setidaknya tak perlu mengkhawatirkan persenjataan dan yang lainnya," ujar Elkie.

"Aku lebih baik pergi dari pada harus bersama mereka. Seharusnya aku sejak awal tak meragukan Yuvin," ucap Minho yang kini menghentikan aktivitasnya.

Minho kali ini menatap Elkie. "Bagaimana dengan mu? Kenapa kau ikut dengan ku? " tanya Minho.

Elkie juga menatapnya. "Aku ingin bersama dengan mu," jawabanya kemudian.

Minho tertegun, kemudian menghampiri Elkie. "Terimakasih. Sekarang tidur lah," ucap Minho sembari mengelus kepala Elkie.

Gadis itu tersenyum lalu mulai menutup matanya. Sementara Minho bejalan menuju ke dekat pintu untuk berjaga.

Beberapa jam setelahnya Minho pun merasa jika ia mulai mengantuk. Lelaki itu sempat menutup matanya sekejap, namun di paksa terbuka karena harus berjaga. Sampai sebuah suara langkah kaki yang mendekat pun terdengar. Minho sontak membuka matanya dan dengan sigap bersiap pada posisinya.

"Chaser?! "

Minho berdiri membelakangi pintu di ruangan mereka. Minho tak menduga jika akan ada yang datang. Ia juga tak yakin jika itu langkah kaki teman-temannya, karena di jam-jam seperti ini tak akan ada orang waras yang mau berkeliaran. Termasuk teman-temanya.

The Survivor : EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang