Alaska mulai duduk diatas sofa, ia menyenderkan kepalanya dan memijat pelipisnya yang terasa pening, pikirannya teringat akan ucapan Rey ketika disekolah, dan apa yang ia ucapkan pada keempat sahabatnya. Tanpa sadar Devan dan Faiz datang mengahmpiri Alaska, mereka duduk disamping Alaska yang sedang berkecamuk dengan pikirannya.
"Gue tau lo pasti cape banget kan?" Ucap Devan melipat kedua lengannya diatas dada miliknya, Alaska tersadar disampingnya ada Devan yang tengah menatapnya, lelaki itu hanya diam tak menjawab.
"Gimana keadaan kantor?" Tanya balik Alaska, Devan menarik nafas nya kasar, ini yang membuatnya kesal setiap kali dirinya bertanya, pasti Alaska selalu mengalihkan pembicaraan.
"Kantor aman ko ka, kamu gak perlu khawatir. Oh Aska ayah ingin kamu segera menikah dengan Deyra," ucap Faiz tiba-tiba, Alaska membolakan matanya, ia menatap sang ayah yang hanya diam, pandangannya fokus kedepan tanpa menatap Alaska.
"Ayah, Devan dulu yang nikah baru Aska," ucap Devan menyenggol tubuh Faiz hingga tubuhnya hampir saja terjatuh, Alaska semakin pusing, hari ini ia dikejutkan banyak kata-kata yang masuk ketelinganya.
"Yah, Aska udah bilang Alaska gak mau nikah sama Deyra," ucap Alaska dengan nada penekanan, Faiz dan Devan berbarengan menatap Alaska, lagi-lagi ucapan Devan tak ada yang menanggapinya. Alaska memejamkan matanya, ia benar-benar dilanda banyak pikiran, mulai dari urusan sekolah hingga urusan keluarga.
"Ayah cuma nepatin janji Almarhum Abi Lukman ka," ucap Faiz pada Alaska, Alaska mendengus kesal, tubuhnya mulai berdiri dan membawanya kelantai 2, jalannya sempoyangan mungkin karna kelelahan.
"Oke, janji harus ditepati kan yah? Tapi Aska gak cinta sama Deyra," jawab Alaska mulai berjalan dan membanting pintu kamarnya pelan, Devan dan Faiz saling menatap dan menarik nafas pelan.
***
Givar berdiri diatas perbatasan fortop, menikmati suasana malam yang begitu dingin dan sejuk, ketiga temannya ikut menemani pemuda itu yang tengah melampiaskan semua rasa kesalnya, dengan melihat Alam yang Allah cipatakan.
Yuda berdiri di belakang Givar, takutnya lelaki itu akan melakukan perbuatan di luar dugaan, ia was was agar Givar tidak jatuh.
"Var, udahlah, gue tau lo kesel sama Alaska, gue juga kesel ketika dia bilang gitu, tapi mau himana lagi, sekalinya Alaska bilang gitu, yah kita bisa apa?" Ucap Iqbal mengahmpiri Givar dan Yuda yang berdiri di perbatasan roftop.
"Jangan gantungin masalah lopada sama gue, pegasus, udah bukan urusan gue lagi camkan itu,"
Ucapan Alaska membuat Givar terngiang-ngiang, ia benci saat mendengar kata-kata yang Alaska keluarkan, sudah dari siang hingga malam ketiga pemuda itu menemani Givar diatas roftop.
Givar mulai turun dari atas perbatasan roftop, dengan cepat lelaki itu mukai mengambil tasnya dan menggendongnya dia bahu kanannya, ia mulai turun dari roftop sekolah, diikuti ketiga temannya, Juna menatap Yuda yang hanya diam, hari ini ia tak banyak bicara, ia berbicara ketika menanyakan atau menjawab hal yang menurutnya penting.
"Yud, you oke?" Ucap Juna angkat bicara, Yuda menoleh kearah Juna yang setia berdiri disampingnya, Yuda tersenyum miring menandakan dia baik-baik saja.
Mereka akhirnya sampai juga diparkiran, dengan santainya mereka mulai mengendarai motor untuk pulang ketempat kediaman mereka sendiri, Yuda menaiki motor jadulnya, ia meninggalkan ketiga temannya tanpa berpamitan, membuat semua menatap kepergian Yuda yang terlihat sangat kesal.
'Ka gue gak tau apa yang lagi lo pikirin, tapi gue mohon sama lo, lo ngertiin perasaan gue dan yang lain' batin Yuda mengeratkan giginya hingga bersuara, ia menancap gas hingga jalanan terdengar berisik karna suara motor jadul milik Yuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Short StorySebelum baca jangan lupa follow akun ku yah..😀 Alaska Aldebaran Rivandra dan Deyra Arsyila Syaqela Dua pemuda yang harus menikah diusianya yang masih sangat muda, akankah pernikahan mereka bahagia? Akankah tumbuh benih cinta dalam hati mereka? P...