16

14 11 8
                                    

"Aaaaa...!" Teriak Deyra membuat penghuni ruangan keluar dari kamarnya, termasuk Alaska ia menatap brangkar yang sudah tidak  ada Deyra disana, ia segera keluar dan mengecek siapa yang berteriak, Alaska menghampiri Deyra yang tengah menutup matanya, banyak pasien yang mengelilinginya dengan bertanya-tanya.

"Mba, mba nya gaapa-apa?

"Mba maaf jangan berisik

"Mba nya kenapa sih?

"Deyra," panggil Alaska membuat Deyra segera memeluk Alaska dengan erat sambil menunjuk seorang suster yang tengah duduk sambil memunguti beberapa berkas, "aska i-itu ada suster ngesot." Ucapnya membuat para lenghuni rumah sakit tertawa melihat tingkah Deyra yang membuat semuanya berfikir bahwa Deyra tidak waras, Alaska melihat seorang wanita yang hanya diam merasa bersalah.

"M-maaf mba udah bikin kaget, mas maaf, tadi saya keseleo dan berkas saya jatuh semua," jelas wanita itu membuat Alaska hanya mengangguk paham.

"Haha mbanya gak waras nih

"Ganggu orang aja

"Matanya rabun kali

"Mas kalo gak waras, bawa aja ke rsj.

Cibiran para penghuni rumah sakit membuat Deyra hanya bungkam dipelukan Alaska, lelaki itu membawa masuk Deyra kekamarnya, ia merasa kesal hari ini, Rey yang membuatnya selalu kesal, dan Deyra yang selalu membuatnya susah.

"Lo malu-maluin..!" Ucap Alaska dengan suara tinggi,  Deyra melepas pelukan Alaska dan segera menaiki brangkar menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Kalo sampe lo teriak kaya gitu lagi, gue bener-bener masukin lo kekandang buaya." Ucap Alaska penuh penekanan membuat Deyra bergidik ngeri,  "Aska jahat sama Deyra, Deyra gak suka, mending Aska pulang aja." Gumam Deyra masih bisa Alaska denger.

Blam...

Tanpa jawaban dari Alaska ia tanpa segan keluar dari ruangan dan menutup pintu dengan kencang, ia duduk di ruang tunggu dan menutup  wajahnya dengan jaket jeans biru miliknya.

Deyra melihat sekeliling, tidak ada Alaska di ruangannya, ia benar-benar meninggalkannya sendiri.

***

Glen memasuki sebuah ruangan dimana tempat Deyra dirawat, terdapat Deyra yang tengah duduk sambil menyantap suapan dari Faiz, Deyra yang meminta Faiz untuk menyuapinya, lelaki itu melihat Faiz yang dengan sayang menyuapi Deyra, Glen sudah dengar dari Feya bahwa Deyra sudah menikah dengan lelaki yang pernah Almarhum Lukman jodohkan.

"Mas Faiz, biar saya yang jagain Deyra sekarang," suara batiton Glen keluar, sambil menatap kearah Faiz, Faiz mengangguk lalu bangkit dan menyimpan semangkuk bubur yang Deyra rasa hambar rasanya.

"Ah ia benar, saya banyak urusan disini, tolong yah Glen jaga Deyra." Ucap Faiz menepuk bahu Glen yang dijawab anggukan oleh lelaki itu, Deyra hanya menonton kedua lelaki di hadapannya.

Faiz telah keluar dari kamar beberpa menit lalu, Glen mangambil alih tempat duduk nya, ia menatap Deyra yang sangat lesu, "suami kamu mana?" Tanya Glen pada Deyra, gadis itu menggeleng karna ntah Alaska dimana sekarang, terakhir ia melihatnya saat malam Alaska membentaknya.

"Bang Deyra bosen, Deyra mau masuk kesekolah," ucap Deyra tiba-tiba, Glen tersenyum kikuk membuat Deyra memajukan bibirnya, "keluar yu," ajak lelaki itu membuat Deyra tersenyum sembari menganggukan kepalanya,  Glen mulai membantu Deyra bangkit dari brangkar dan segera pergi dari ruangannya, ah akhirnya bisa keluar, sudah lama juga gadis itu tidak menghirup udara segar, ia bosan jika harus tiduran di brangkar tanpa melakukan aktifitas apapun.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang