18

43 7 1
                                    


Givar  berjalan lebih awal dan diikuti  oleh ketiga sahabatnya, begitupun Rey yang juga diikuti anggota pegasus lainnya, melihat raut wajah datar Givar membuat Iqbal dan Yuda menelan salivannya kasar, dibalik sifat cuek dan ketidak pekaan Givar, membuat Juna berfikir jika Alaska dan Givar itu tidak ada bedanya.

"Var muka lu kontrol dong, ngeri gue liatnya," bisik Yuda pada Givar yang dijawab deheman olehnya.

"Lu udah kaya singa nyari mangsa." Lanjut Iqbal di iringi dengan kekehan

Disisi lain Naren berbisik pada Rey didepannya, "lo udah gaada urusan lagi sama Alaska?" Tanya Naren membuat Rey hanya diam melipat kedua lengannya.

"Rey gue gak tau apa tencana lo kali ini." Ucap  Jule pelan.

"Berisik lu pada, diem dan dengarkan." Lanjut Rey menatap  tajam anggotanya, lelaki itu memandangkan pandangannya kearah Givar, ia mengangkat ujung bibirnya sambil memasukan kedua lengannya kedalam saku celananya.

Rey memajukan tubuhnya begitupun Givar, hingga jarak mereka yang begitu dekat dengan raut wajah yang tidak memastikan, Rey mengulurkan tangannya yang dilihat Givar heran, apa maksudnya? Semua menatap  heran kearah Rey yang hanya memandang Givar tenang.

"Damai."

"What....!!"  Ucap pemuda-pemuda itu serempak,  yang memenuhi  jalanan, tak habis fikir dengan ucapan  Rey, Jule memijat lelipisnya pening.

"Maksud lo apa minta damai?" Ucap Givar dengan ragu, dan membiarkan tangan Rey terangkat, Rey memusatkan pandangannya kesembarang arah, ck! Apa yang akan direncanakan oleh pemuda itu?

***

Fira terbaring lemah diatas kasur, dengan Alaska yang setia  disampingnya sambil menyuapi gadis itu dengan semangkuk bubur ditangannya.  "Aku gak mau makan Aska," rengek Fira terus menghindari mangkuk yang lelaki itu pegang.

"Kamu mau sembuhkan? Kamu harus  banyak makan, habis itu kamu istirahat," jawab Alaska pada Fira yang membuatnya kesal.

"Sayang, bener loh kata Aska, kamu ini mau sembuhkan?" Ucap Agnes pada sang putri yang hanya menatapnya.

"Yaudah iya, tapi Aska temenin aku disini," ucap Fira manja, Alaska mengangguk kaku, ia teringat Deyra dirumah yang ntah sedang apa, terakhir ia melihat Deyra, gadis itu tengah menangis karnanya.

Kini fikiran Alaska tertuju pada Deyra, ia berfikir yang tidak-tidak tentang gadis itu, ia takut Deyra stres dan melakukan hal yang tidak bisa ia duga.

"Aska, kamu mikirin apa sih?" Tanya Fira membuat fikiran Alaska buyar.

Alaska menggelengkan kepalanya, lalu menyimpan semangkuk buburnya keatas nakas, lalu memakai jaket jeans hitam yang ia bawa dan pergi tanpa berpamitan pada Fira.

"Aska mau kemana?!" Teriak Fira ketika Alaska sudah diambang pintu, tanpa menjawab lelaki itu mulai keluar dari ruangan Fira, ia menaiki mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi, apa yang membuatnya selalu memikirkan  Deyra? Ia khawatir pada istrinya yang ia tinggal sendiri dikontrakan.

Sesampainya di kontrakan, Alaska  keluar dari mobil dan mulai  berjalan memasuki kontrakannya, ketika membuka pintu, hidungnya disambut dengan wangi makanan kesukaannya, lelaki itu mengendus  wangi makanan dari arah dapur, Alaska berjalan melihat istrinya yang tengah memasak sambil melihat vidio tutorial memasak di yotube.

"Lo lagi apa?" Tanya Alaska tiba-tiba.

"Lo gak liat gue lagi apa?" Jawab Deyra menunjuk tumis yang sedang ia masak, Alaska mengangguk lalu duduk di ruang tamu, ia merasa khawatir jika Deyra ditinggal sendiri dikontarkannya, Alaska memijat pelipisnya, melihat wajah segar Deyra yang sudah mandi, ingin rasanya ia bawa tubuh Deyra kedalam bekepannya, tapi setelah memikirkan perkataanya kemarin pada Deyra, bahwa ia tidak mencintainya, membuat Alaska merasa canggung, perutnya terasa lapar karna dari pagi  ia belum menyempati untuk makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang