11

24 16 7
                                    

Drt..drt...drt...

Dering telfon Alaska berbunyi, ia tengah asik menikmati kopi yang diminumnya sambil menikmati lalu lalang yang sangat bising, melihat banyaknya kendaraan dari arah  jendela Cafe yang sedang ia duduki, Alaska menatap ponselnya, nomor tidak dikenal atau belum sempat ia save, ia tak memperdulikan siapa sang penelfon.

Sudah lima kali nomor itu menelfonya, hingga akhirnya ada seorang pelayan yang menghampiri Alaska dan memberi tahu jika dering ponselnya membuat para penghuni Cafe merasa terganggu, Alaska berdiri dan meninggalkan Cafe, sebelumnya ia sudah membayar terlebih dahulu, barulah Alaska mengangkat sang penelfon.

"Aska," suara cempreng dan agak gemetar itu membuat Alaska mengerutkan keningnya, ia mendengar nada ketakutan yang keluar dari mulut gadis yang menelfonya.

"Berisik banget sih lo, ada apa hem?"  ucap Alaska sanatai, sambungan terputus membuat Alaska sedikit merasa panik, ia memasukan ponselnya kedalan saku jaket jeans nya dan segera memasuki mobil, setelah itu ia mulai menancap kecepatan tinggi.

Alaska terus mencoba untuk menghubungkan Deyra berkali-kali, tapi tak ada jawaban dari sang istri, ia mulai menyimlan ponselnya disampingnya, ia fokus mencari jalanan yang sebelumnya dilewati oleh Deyra dan Alaska.

***

Deyra mencoba melepaskan tali yang terikat ditangannya, gadis itu berjalan sambil terus diikuti oleh ketiga preman tersebut, Deyra dibawa kesebuah rumah tua yang pernah ia lihat sebelumnya, ia memasuki rumah tersebut dengan gemetar ketakutan.

"Bos gue dapetin cewe yang lo minta,"
Ucap salah seorang preman bertubuh besar membuat Deyra menatapnya, preman itu menatap tajam kearah Deyra membuat pandangan Deyra memusat kesebuah rumah dihadapannya.

"Bawa dia masuk," jawan seseorang  dari arah telfon, Deyra membola ketika mendengar suara itu, suara yang sempat ia dengar, Deyra mendekatkan telinganya agar bisa mendengar jelas lelaki disebrang sana.

"Gak usah nguping, telinga lo bisa-bisa gue putusin..!" Bentak preman tersebut membuat Deyra menundukan kepalanya sambil  bergidik ngeri, Deyra mulai berjalan memasuki rumah tua didepannya, yang dikawal oleh ketiga preman dibelakang nya, dari luar emang terlihat sangat seram, tapi dalemnya sangat bersih dan rapi, Deyra duduk disebuah sofa sambil memainkan jarinya.

Tap..

Tap..

Tap...

langkah kaki terdengar sangat nyaring membuat rumah bak istana ini bergema karna langkah kaki, Deyra hanya menunduk tak berani menatap siapa yang berjalan kearahnya.

Lelaki dengan tubuh atletis yang sangat digilai para kaum hawa, ia berdiri dihadapan Deyra sambil  melipat kedua lengannya diatas dada, Deyra mendongak perlahan menatap siapa yang berdiri didepannya, lelaki dengan tuxedo hitam rapi serta sepatu hitam mengkilat seperti kaca.

Deyra terus menatap penampilan lelaki didepannya, siapa yang meminta untuk didatangkan pangeran berjas seperti ini? "Deyra Arsyila Syaqela,"  ucap nya dengan suara berat, Deyra menatap bola mata lelaki didepannya, bagaimana bisa dia tau nama lengkapnya?

"Saya benarkan?" Ucapnya lagi membuat Deyra gelagapan sambil mengangguk perlahan, melihat tingkah Deyra lelaki didepannya hanya tertawa menatap gadis cantik yang mungkin sedang kebingungan.

Deyra mulai menggelengkan kepalanya agar tidak banyak melamun, ia berdiri dan menghampiri lelaki yang sedang asik dengan rokok nya, "anda siapa? Kenapa bawa saya kesini? Ada urusan apa sampai anak buah anda mengganggu saya," ucap Deyra panjang lebar membuat aktifitas lelaki itu berhenti dan ikut menatap Deyra.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang