12

26 16 4
                                    


Jam menunjukan pukul 06:23 hari senin dimana mereka harus mengikuti upacara, Alaska bangun lebih pagi karna Faiz yang menyuruhnya, sedangkan Deyra baru selesai mandi, Deyra mulai menuruni tangga untuk ikut sarapan bersama yang lain, tapi Alaska malah menyuruhnya untuk berangkat duluan karna takutnya mereka telat dan dihukum, Deyra menaiki motor sport milik Devan yang dipakai oleh Alaska. “motor gue jangan sampe lecet.” Ucap Devan yang bersender di tembok rumah yang sedang ia tempati sekarang.

“aman bang Dev..!” teriak Deyra karna Alaska hanya berdehem pelan, Devan tersenyum lalu masuk kedalam rumah, Alaska memberikan jaket pada Deyra, gadis dibelakangnya hanya diam sambil mengerutkan keningnya.

“buat nutupin paha lo.” Ucap Alaska yang diangguki oleh Deyra, ia mulai mengampar jaket jeans milik Alaska ke atas pahanya, untungnya Deyra memakai celana panjang, tapi celana nya hampir saja membentuk kaki.

 
Alaska mulai melajukan motor dengan kecepatan normal, sedangkan Deyra hanya bisa diam tanpa berbicara, Alaska bahka lebih banyak diam sepanjang jalan, lengan Deyra kini hanya memegang baju seragam  milik Alaska, ia merasa canggung jika harus memeluk perutnya, tiba-tiba saja anging berhembus sangat kencang membuat Deyra rafleks memeluk erat perut Alaska, Alaska bisa merasakan dinginnya lengan Deyra, ia mulai menambah kecepatan agar bisa sampai lebih cepat.

***

“bahasa inggris nya,aku apa?” tanya Iqbal pada Tania yang duduk disamping Aisya, Aisya terkekeh melihat kedua pemuda di dekatnya.

“ bahasa inggrisnya Aku? Itu I,” ucap Tania mengulang pertanyaan dari Iqbal, ketiga sahabat Iqbal terus menonton tingkah sahabatnya yang ntah mau apa.

“kalo bahasa inggris,cinta apa?” Ucap Iqbal lagi

“love.” Jawab Tania

“bahasa inggrisnya,kamu?” ucap Iqbal semakin gereget.  “you,” jawab Tania lagi.

“terus kalo disatuin?” lanjut Juna ikut-ikutan, Tania berfikir sebentar, lalu menatap kearah Juna. “I love you,” ucap Tania polos.

“I love you too,” jawab Juna membuat Tania merasa panas, Iqbal menatap tajam kearah Juna yang hanya tertawa, semua bersiul termasuk Yuda dan Gifar ikut-ikutan, kini kelas semakin riuh karna candaan dari keempat pemuda yang sedang menganggu Tania dan Aisya, bukan menganggu tapi menghibur kelas agar tidak terlihat sepi.

“cie..Juna cie...diem-diem suka sama Tania nieh..!!” teriakan teman sekelasnya membuat Tania hanya menutup wajahnya dengan lengannya dibalik badan Aisya yang hanya tertawa.

“lo mah jun, gue yang mau gombal, napa malah lo yang ngegombalin si Tania?” ucap Iqbal menatap tajam kearah Juna, Juna tertawa sambil  terus menepuk pundang sang sohib.

“Aslamualaikum,” ucap Deyra dan Alaska berbarengan membuat semua yang awalnya terpusat pada Juna dan Tania, kini semua pandangan terpusat kearah kedua insan yang sudah sah menjadi suami istri.  “waalaikum'salam...!” jawab semua seisi kelas, mereka bersorak kedatangan Alaska dan Deyra, ribuan kata siap untuk kedua pemuda itu terima.

Alaska mulai duduk disamping Gifar, Gifar yang sadar keberadaan Alaska hanya bisa diam karna canggung, ia lebih memilih tutup mulut dari pada harus berbicara pada kulkas disampingnya.  “Aska kamu tega nikah sama perempuan lain,” ucap para kaum hawa dramatis, Alaska hanya diam fokus dengan bukunya.

“awas aja kalo sampe lo berani goda Alaska dimalem pernama lo,” ucap Fira mendekat kearah Deyra yang hanya mengerutkan keningnya heran, Aisya dan Tania menatap kearah Fira dan Cindy yang terus bertanya-tanya. “kepo banget lopada sama urusan orang, mau malem pertama malem kedua, bukan urusan lo kali,” tegas Deyra membuat Fira mengepalkan lengannya kesal, gadis didepannya ini selalu saja melawan, Fira memang ditakuti oleh angkatannya, tapi Deyra berbeda ia lebih baik melawan daripada harus diperbudak sama buto ijo kaya Fira, make up nya sangat menor seperti tante-tante membuat segan para adam untuk mendekat.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang