09

23 19 9
                                    

Jam menunjukan pukul 06:45, sebentar lagi bel akan segera berbunyi, Alaska belum juga datang, tak seperti biasanya Alaska datang terlambat, bangku nya kosong belum ada yang menempati, sedangkan Deyra sudah siap dengan penampilan barunya, sekarang hari jum'at diamana semua murid wajib memakai baju bebas, tidak seperti jum'at biasanya, kali ini Deyra mengubah penampilanya, yang membuat semua murid terus menatapnya.

Sebenarnya Deyra kurang pd memakai baju gamis, serta kerudung segitiga yang menutupi dadanya, sedangkan Aisya di sampingnya terkekeh melihat teman disampingnya, Deyra terus mengigit bibirnya, tangannya bergetar, dadanya berdebar sangat kencang.

"Lo ngetawain gue hm?"  Ucap Deyra sedikit gugup, Aisya tertegun ketika Deyra bicara seperti itu.

"Ngga ko, kamu cantik, aku terhura liatnya," ucap Aisya mengipas wajahnya dengan tangan kanaan yang terangkat, Deyra memutar bola matanya malas, ia mulai berdiri dan pergi meninggalkan kelas, beberapa teman kelasnya mengikuti Deyra dari belakang membuat gadis itu risih.

Setelah Deyra sampai di depan kamar mandi, ia menoleh menatap kaum adam yang mulai mengalihkan pandangannya, Deyra segera memasuki kamar  mandi dan membanting pintu dengan keras.

Drt...drt...

Deyra mengambil ponsel yang berdering di saku gamisnya, melihat siapa yang menelfonya.

"Asalamualaikum Dey,"

"Waalaikum'salam tan, kenapa? Deyra lagi sekolah loh tan,"
Ucap Deyra pada seseorang di sebrang  telfon, Feya tertawa kecil mendengar nada bicara Deyra yang seperti anak kecil.

"Maaf yah Dey, tante ganggu bentar, tante mau tanya ukuran baju kamu berapa?" 

"Buat apa tan? Tapi kalo baju gamis yang bi Inah kasih sekarang  ukurannya S,"  jawab Deyra melihat hruf S di ujung baju yang Deyra pakai.

"Oke, mas, kata Deyra S aja.

"Kecil dong.

"Kan body Deyra kecil sayang.

"Yaudah Dey siap-siap yah, tante tutp dulu telfonnya, Asalamualaikum."

"Waalaikum'salam, Iih tan apaan yang siap? Terus tadi siapa yang ngomong, tante..!!  Teriak Deyra ketika Feya mematikan sambungannya, Deyra berdecak kesal lalu mulai keluar kamar mandi, ia memasukan ponselnya kedalam saku gamisnya.

Melihat suasana luar yang semakin riuh, tapi bukan untuk Deyra,  apa yang ia tinggalkan? Lapangan sangat ramai, ketika Deyra melihat jam tangannya, ia menepuk keningnya sendiri.

"Dey gimana sih, ko bisa lupa? Sekarangkan por seni,"  ucap Deyra pada dirinya sendiri, ia mulai berjalan kearah lapangan, semua murid dari kelas 10 kelas 11 hingga kelas 12, semua asik melihat pertandingan basket yang sedang berlangsung, teriakan histeris kaum hawa membuat Deyra terus menutup telinganya sambil berjalan.

"Huh, ayo ka Alaska, kaka pasti bisa...

"Alaska......Alaska.....

"Ka Alaska pasti bisa, i love you ka....

"Dih apaan sih nih adik kelas gak usah  so kenal yah sama bebep gue...

"Ka jane gak usah songong...

Deyra ikut menyaksikan perlombaan basket yang sedang berlangsung, melihat kehebatan Alaska membuat Deyra kagum dengannya, ia mengembangkan senyumnya sambil bertepuk tangan, ciliders dari kelas 12 membuat banyak kaum adam tak lepas untuk memandangnya, mata Deyra tertuju pada Manda yang  sangat asik menggoyangkan bodynya, Deyra miris melihatnya, tapi ia sadar dulu dia ada di posisi Manda.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang