17

31 10 9
                                    

Seminggu telah berlalu, Deyra sudah bisa pulang dari rumah sakit, ia memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang, suasana sepi yang tidak pernah ingin ia rasakan lagi, sudah 1 minggu ini Alaska tidak terlihat, Deyra berinisiatif untuk tinggal dikontrakan daripada harus tinggal dirumah mewah tapi hanya dia seorang yang menempatinya, Devan dan Faiz pun sudah pulang ketempatnya, ia menyiapkan baju dan pakaian lainnya dan memasukkannya kedalam koper, bi Inah memasuki kamar Deyra sambil membawakan secangkir susu coklat kesukaannya.

"Non mau kemana?" Tanya bi Inah menyimpan nampan diatas nakas dan duduk di tepi ranjang, "bi Deyra mau ngontrak, Deyra ngerasa sepi kalo cuma sendiri disini," jawab Deyra setelah membereskan barang-barangnya, bi Inah membolakan matanya kaget.

''Tapi non kan ada den Aska," ucap bi Inah membuat Deyra memberhentikan aktifitasnya, ia menatap kearah bi Inah yang duduk disampingnya, "Aska? dimana bi?" Tanya Deyra pada bi Inah.

"Ada dibawah baru aja dateng," jawab bi Inah, Deyra turun membawa kopernya kebawah dan menyeret nya melewati Alaska yang tengah duduk disofa, lelaki itu menatap punggung Deyra yang menjauh darinya, ia mengerutkan keningnya melihat Deyra yang membawa koper dan pergi keluar.

"Deyra," panggil Alaska yang tidak dianggapi oleh sang empu, Alaska menahan lengan Deyra hingga gadis itu hampir terjatuh kebelakang, Deyra menatap tajam Alaska dihadapannya, "lo mau kemana?" Tanya Alaska pada gadisnya. ck! Tidak penting Alaska mengetahui Deyra akan kemana.

"Jawab." ucap Alaska dengan penuh penekanan, gadis itu menghindarkan genggaman Alaska dari lengannya, gadis itu pergi keluar meninggalkan Alaska didalam rumahnya, "jawab gue dulu, lo mau kemana?"

"Bukan urusan lo," jawab Deyra lalu memasukan kopernya kedalam mobil milik Alaska, lelaki itu terheran dengan tingkah sang istri yang ntah mau kemana, "kunci mobil," Deyra mengulurkan tangannya meminta kunci mobil dari Alaska, lelaki itu menggeleng sambil memasukan kunci mobilnya kedalam saku celananya.

"Gue gak izinin lo pergi, sebelum lo kasih tau gue, lo mau kemana," ucap Alaska menantang, gadis didepannya memutar bola matanya malas dan melipat kedua lengannya, menatap Alaska malas sambil terus mengalihkan pandangannya, ia bosan seperti ini, tapi seketika telinganya terasa panas karna Alaska menatapnya.

"Gue mau pindah, ke kontrakan," ucap Deyra membuat Alaska membola, ia tidak yakin dengan niat gadis didepannya, setau Alaska Deyra itu manja dan selalu banyak ngeluh.

"Yang bener? Cewe manja kaya lo, mau tinggal dikontrakan?" Sindir Alaska.

"Gue seriuslah, yaudah kalo lo gak mau kasih kunci mobil lo kegue, gue berangkat naik taxi aja." Ucapnya hendak mengambil koper yang audah ada didalam mobil lelaki dihadapannya.

"Ck! Sensi amat lo, yaudah Gue ikut," ucap datar Alaska membuat Deyra menatap kearah sang suaminya yang menggaruk tengkunya yang tak gatal, tanpa mengeluarkan sekatapun, Deyra segera menaiki mobil milik Alaska dan bersender dijendelanya, Alaska mengikuti Deyra dan masuk kedalam mobilnya, ia dapat melihat raut wajah Deyra yang hanya diam menggembungkan pipinya.

Alaska mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal, ia terus curi pandang kearah Deyra, semenjak hari itu Deyra selalu menghindari Alaska ntah apa sebabnya.

"Lo kenapa ngindar dari gue?" Tanya Alaska basa-basi, Deyra tertegun dan ntah ia mau bicara apa, ia terus menatap lalu lalang siang hari, tanpa menangapi ucapan Alaska.

"G-gue gak ngindar, sekarang gue tanya sama lo, lo kemana aja seminggu ini? Gue lagi sakit lo malah ngilang..!" Bentak Deyra diakhir katanya membuat Alaska mengepal tangannya, tapi ia menahan emosinya agar tidak melampiaskannya pada Deyra.

Alaska tak menggubris ucapan Deyra, ia fokus dengan jalanan yang ramai, Deyra hanya diam sambil menampakan wajah dinginnya, ia lebih baik diam daripada harus meladeni Alaska yang susah untuk diajak bicara.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang