13

20 13 2
                                    

Deyra berjalan menyusuri lorong-lorong sambil menutupi bagian belakanhnya, semua murid tertawa melihat Deyra yang hanya diam sambil berjalan, ia memasuki kelasnya untuk mencari Alaska, tapi tidak ada Alaska disana, mencari kelapanganpun Alaska belum juga menampakan batang hidungnya, membuat Deyra berdecak kesal pada suaminya yang saat dibutihkan, malah menghilang seperti ditelan bumi.

"Dey lo kenapa?" Ucap Tania ketika hendak keluar kelas, Deyra menggeleng lalu berlari masuk dan segera duduk dibangkunya, Tania hanya menaikan bahunya acuh lalu mulai berjalan kearah kantin, untuk mengisi perutnya, ia lebih mementingkan perutnya daripada sahabatnya yang kini sedang kebingungan.

"Lo liat Deyra gak tan?" Tanya Rey ketika Tania hendak memasuki kawasan kantin. "Noh dikelas, awas lo macem-macem sama dia," jawab Tania sembari mengancam Rey, lelaki itu hanya mengangkat bahunya lalu pergi meninggalkan Tania, ia berjalan kearah kelas Deyra, ntah untuk apa dan ada urusan apa Ray dengan Deyra.

Sesampai nya Rey mulai masuk tanpa permisi ataupun salam, ia mulai berjalan ke arah kursi yang tengah diduduki Deyra, dengan cepat Rey melepaskan jaket nya dan memakaikannya pada Deyra, gadis itu mulai menoleh menatap Rey yang hanya memakaikan jaketnya, "gak usah so perhatian," ucap Deyra dingin malah melepaskan jaket milik Rey yang sudah terpasang ditubuhya. "Lo mau terus kaya gitu? Rok lo ban--" ucapan Rey terpotong ketika Deyra memasukan gumpalan kertas kedalam mulut Rey, sebelum Rey melanjutkan ucapannya, "oke, makasih sekarang lo boleh pergi, gue bakal kembaliin jaket lo besok," ucap Deyra kembali membaca bukunya lagi, Rey hanya mengelus dada nya menandakan sabar, gadis disampinhnya ini benar-benar tidak peka.

***

Alaska tengah duduk di motornya, ia menunggu seseorang yang belum juga menampakan batang hidungnya, sambil menunggu ia membuka buka ponselnya agar tidak terasa bosan, setelah beberapa jam menunggu akhirnya yang ditunggu datang menampakan batang hidungnya.

"Lama banget sih lo, lo pake jaket siapa?" Ucap Alaska dingin, Deyra menatap jaket yang melingkar dipinggangnya, "punya Rey," ucap Deyra sambil memainkan jari jarinya, Alaska sangat tidak mempedulikan nya, ia mulai memberikan helm pada Deyra, Deyra menerima helm dari Alaska lalu memakaikannya keatas kepalanya.

"Aska nanti mampir dulu ke mini market yah," ucap Deyra yang dijawab deheman oleh Alaska, Deyra mengangguk lalu suasana kembali hening, Alaska ataupun Deyra sama sekali tidak banyak bicara, Alaska fokus mengendarai sedangkan Deyra fokus dengan jalanan yang sudah pernah ia lewati sebelumnya.

Setelah beberapa jam terlewati, mereka sampai di mini market yang tidak jauh dari masjid disampingnya, ada kesempatan untuk mereka bisa sholat dan sambil menunggu cuaca yang mendung, ketika Deyra memasuki mini mareket, pas sekali hujan turun membuat Alaska ikut berlari kearah Deyra. "Lo mau beli apa? Jangan lama setelah itu kita berteduh di masjid terdekat." Ucap Alaska yang diangguki oleh Deyra, gadis itu tidak ingin merepotkan suaminya, ia mulai berlari dan mengambil barang yang dibutuhkan, setelah itu ia membayar dan pergi menuju Alaska yang sudah menunggu cukup lama didepan minimarket.

Langit kini terlihat gelap karna ditutupi oleh awan hitam, Deyra duduk di koridor masjid menunggu Alaska yang sedang menunaikan sholat magrib, Deyra terus memainkan kakinya yang terasa dingin, ia hanya memakai kaos kaki yang pas dengan tumit nya, jaket yang Rey berikanpun sudah basah karna air hujan.

Jdar.....

Gemuruh petir menyambar, membuat kilat terasa didepan mata Deyra, Deyra memeluk lututnya sambil beristighfar beberapa kali,
Alaska melihat Deyra dari dalam, ia mulai keluar masjid dan menghampiri gadisnya yang hanya meringkuk untuk menghangatkan tubuhnya, tanpa disadari Deyra Alaska memakaikan jaket ketubuh mungil Deyra, jaket yang dibawa Alaska berbeda dari yang tadi pagi Alaska bawa, Deyra tak memperdulikan nya ia terus menggosokan tangannya berkali-kali, agar mengundang kehangat dari telapak tangannya.

Alaska yang melihat itu bisa merasakannya, dinginnya sampe menusuk kekulitnya, ia hanya memakai kemeja putih pendek serta celana abu yang dikenakannya untuk sekolah, Alaska ikut melakukan ritual seperti Deyra dan menempelkannya ke pipi tembam milik Deyra, Deyra menoleh kearah Alaska yang berkali-kali menggosokan telapak tangannya.

Kryuk...kryuk....

Suara itu tiba-tiba menutup keheningan, Alaska menatap kearah Deyra yang menahan perutnya dengan kedua lengannya, ia mulai berdiri dan pergi meninggalkan Deyra, kini semua baju dan celananya basah kuyup karna hujan, rambutnyapun sangat basah menjadi semakin berantakan, Deyra ikut berdiri ia ingin menyusul Alaska tapi ia juga sangat kedinginan, setelah beberapa menit akhirnya Alaska datang membawa sekantung keresek berisi makanan, Deyra terus menatapnya karna benar-benar perutnya sangat kosong belum ada yang masuk.

"Lo makan, kalo lo gak makan nanti lo sakit, gue yang repot," ucap Alaska memberikan sekantung keresek putih berisi makanan yang bungkusnya sudah basah, Deyra mengangguk dan menerimanya, ia mulai duduk dan membuka bungkus makannya yang hanya berisi satu bungkus roti dan satu botol air putih.

"Aska gak beli dua? Kalo satu gak cukup nanti Aska makan apa?" Ucap Deyra menatap Alaska yang sudah membuka bajunya, Deyra tak memperdulikan lelaki yang sudah membuka bajunya dan memerasnya agar tidak terlalu basah. "Udah, lo tinggal makan aja apa susahnya sih?"jawab Alaska yang hanya fokus dengan bajunya, Deyra menggeleng lalu membuka roti coklat dan membaginya dengan impas, Deyra menarik lengan Alaska hingga kelaki di hadapannya terduduk disamping Deyra. "Deyra juga gak mau Aska sakit nanti Deyra juga yang repot, jadi Aska juga harus makan," ucap Deyra mengulurkan tanganya yang kini sudah ada didepan mulut Alaska, tak ingin banyak bicara Alaska melahap roti dari lengan Deyra dan langsung mengunyahnya, Deyra gadis itu hanya tersenyum lalu ikut memakannya.

Beberapa jam menunggu hujan reda, akhirnya hujanpun reda dan jalanpun mulai ramai karna kedaraan, bahu Alaska terasa berat karna kepala Deyra yang menyender dibahunya, Alaska menatap Deyra yang sudah terlelap tidur, Alaska melambaikan tangannya menandakan Deyra benar-benar pulas tidur nya.

***

"Lo yakin mau ikut balap liar?" Tanya Valen pada Rey yang tengah memakai helmnya. "Gue yakin, dan lo pada jangan ada yang ngalangin gue." Jawab Rey mulai memundurkan motornya dan mulai pergi meninggalkan markas yang kini ditempatinya.

"Gila emang si Rey, udah tau bakal kalah ngapain nekat sih," ucap Jule membuat yang lain menatap tajam kearahnya. "Lo gak setia kawan banget, udah tau temen lo mau berjuang lo sebagai sahabat kasih suport ke," lanjut Baim pada Jule, semua hanya diam menonton kedua tingkah sahabatnya.

"Udah lah mending kita susul tuh bocah, gue gak mau hal yang pernah Renald alamin terulang lagi sama Rey." Ucap Valen berusaha untuk tegas.

"Iya len lo bener, kali ini gue setuju sama omongan lo." Ucap Raka menanggapi ucapan Valen, semua mengangguk dan mulai bersiap.

♡~~~~~~♡

Selamat membaca dipart selanjutnya..
Semoga kalian suka sama ceritanya...

Next?

See you

25-2-2022

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang