11| Tahu Salah

1.1K 230 74
                                    

Han dan Youra untuk malam minggu ini. Selamat membaca🌹
________________


Bukan seperti alur dalam cerita dongeng, perjalanan hidup lebih rumit dari itu. Sakitnya dijatuhkan ekspektasi sudah biasa di rasa sampai takut mengharap lagi. Namun, untuk berlarut-larut dalam kesedihan bukanlah pilihan satu-satunya. Han Seokjin dan Han Youra, tak bisa terus terjebak dalam kesedihan.

Beberapa bulan setelah kepergian Han kecil mereka, semuanya terasa jauh lebih baik. Han Seokjin lega karena Youra memiliki alasan untuk cepat melupakan kesedihan. Wanita itu menyibukan diri dengan bekerja di restoran, Youra juga sudah mulai terbiasa dengan kenaikan pangkatnya di tempat kerja. Wanita itu lebih ceria belakangan ini, tawanya jadi lebih mudah terdengar.

Han Seokjin ingin menyakinkan diri bahwa pria itu juga senang dengan kenaikan pangkat Youra dan pekerjaan snag istri, tetapi untuk beberapa alasan, Seokjin tak sepenuhnya bisa merasakan kesenangan itu hadir dalam dirinya.

Kesibukan Youra membuat mereka berjarak, mereka jarang terlibat obrolan sebelum tidur seperti hari-hari yang lalu. Youra pulang malam, kadang sampai larut karena harus belajar tentang resep baru di restoran. Ketika sampai di rumah mereka sudah sama-sama lelah, waktu malam habis hanya untuk tidur.

Han Seokjin bisa mengerti kesibukan Youra dan tak menuntut banyak. Sebisa mungkin membuat Youra merasa dihargai. Namun, hari itu Seokjin tak bisa lagi menahan diri. Pria itu menunggu tak tenang di kamar depan, sofa yang empuk pun tak bisa membuatnya nyaman. Waktu sudah menunjukan jam 12 malam dan Youra kedapatan diantar pulang oleh Cho Jimin.

Youra tentu merasa tak enak. Wanita itu takut ketika suaminya yang duduk di sofa menatap dingin dengan kedua tangan dilipat di depan dada.

"Ponselku mati, Han," Youra segera mendekat ke arah sang suami sambil berucap begitu.

Emosi Seokjin menyulut ketika mencium aroma alkohol tepat saat Youra berdiri di hadapannya.

"Ponsel Cho Jimin mati juga?" sahut Seokjin dingin sambil beranjak. "Kenapa tak pinjam punya dia untuk kabari?"

Youra hanya menunduk diam. Seokjin tak bicara lagi, pria itu melenggang, tetapi lengannya ditahan.

"Maaf," ucap Youra mendongak menatap sang suami. Matanya berkaca-kaca.

Seokjin melepas genggaman tangan Youra di lengannya. "Tak usah minta maaf kalau akhirnya diulang lagi."

"Aku pergi bukan hanya sama Cho Jimin. Ada beberapa pegawai juga yang ikut," Youra menjelaskan.

"Yang kemarin persis begitu juga, bukan? Perginya tak direncanakan, ketiduran, ponsel mati, lalu diantar pulang?" Seokjin menekan nada suaranya seperti menyalahkan Youra. Kilat emosi tergambar jelas dari tatapannya.

Youra menunduk dan air matanya jatuh ke lantai. "Iya, maaf, Han."

"Biasakan dirimu begitu. Tak guna minta maaf kalau diulang terus!" Seokjin mengeraskan suara. Marah sekali.

Tangisan Youra pecah. Takut mendengar Seokjin mengeraskan suara. Tatapannya tak berani lagi menatap mata sang suami yang berapi-api.

"Tak enak a-aku menolak, Ha-han..," ucapnya di tengah isakan sambil menunduk.

"Terus. Diulang terus alasannya. Terus saja begitu. Kalau dengan dia saja kau bisa merasa tak enak, lalu bagaimana denganku, Youra?! Kau anggap aku apa?!"

Youra tak tahu sedari tadi Seokjin menunggunya pulang sampai lupa bagaimana rasa kantuk, padahal tubuhnya begitu lelah karena kerja dan kuliah hari ini. Betapa sakit hatinya Seokjin saat ini. Semua lelahnya dilampiaskan dengan emosi.

One Spoon Of Paris [Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang