19| Paris to Provance

882 183 63
                                    

Chapter ini narasinya cukup banyak, banyak hal penting yang terselip di narasinya. Jangan di skip-skip.

Udah siapkah?

Komen yang banyak, ya.

Selamat membaca!
________________________


Semuanya berjalan dengan sangat baik. Lebih baik lagi dari tiga tahun yang lalu. Sejak menekuni pekerjaan barunya sebagai content creator, Youra merasa jauh lebih baik.

Beberapa keinginan besarnya mulai terkabul, salah satunya memiliki satu rumah di Provance dan memiliki toko pastry di Ile Saint Louis. Provance memang cukup jauh, perlu waktu sekitar delapan jam perjalanan dari Paris ke Provance. Youra sama sekali tak mempermasalahkan hal itu, sudah ada pegawainya yang mengurus toko, Youra hanya mengeceknya sesekali.

Youra menemukan banyak hal baru ketika pindah dari Paris ke Provance. Sampai Youra berpikir jika keputusannya sama sekali tak salah, ini yang memang wanita itu mau.

Ketika membuka jendela kamarnya di pagi hari, Youra akan disapa oleh pemandangan hijau dari pepohonan yang tumbuh di taman kecilnya. Lavender tumbuh tanpa sengaja di taman kecilnya, bergabung dengan bunga-bunga lainnya, taman itu warna-warni. Terkadang jika hujan, aroma lavender akan menelusup masuk ke ruangannya lewat celah jendela kamar Youra.

Youra betah duduk di jendela kamarnya sambil menyeruput hot chocolate dalam cangkir. Damai sekali rasanya. Tidurnya jauh lebih baik setelah pindah ke Provance. Semuanya terasa lebih mudah di Provance, ide untuk content dan bisnisnya lancar saja didapat ketika sedang melamun melihat ke luar jendela.

"Selamat pagi, anak-anakku," Youra menyapa gemas ketika sesuatu mendekat ke kakinya.

Tiga ekor kucing peliharaannya. Noori, Nun, dan Bam. Nun dan Bam adalah anak dari Noori yang Youra temukan di dekat pembuangan ketika masih di apartemen lamanya. Rasanya Youra baru saja menemukan Noori beberapa hari yang lalu, memang waktu berjalan begitu cepat, Noori membuatnya sadar dengan itu.

Ketiga kucing itu mendekat ke kaki Youra dan bermanja-manja di sana. Senyuman Youra tak bisa dicegah, hatinya mendamai. Bukan sekedar peliharaan, tetapi juga teman. Youra tak merasa kesepian lagi.

Tiupan angin dari jendela membuat selembar kertas dari rak buku yang tergantung di sisi kanan dan kiri jendela ruangan jatuh dan berakhir di kaki Youra. Youra berdebar melihat lembaran yang jatuh tepat di sebelah kakinya. Perlahan Youra membungkuk untuk mengambil lembar itu. Di tatapnya lekat-lekat potret pria yang sedang berdiri di luar ruangan dan menatap ke arah jendela. Pria di potret itu Han Seokjin.

Terakhir yang Youra tahu tentang Seokjin, pria itu sepertinya sudah menepati janjinya. Ada restoran ramen yang baru dibangun di Ile Saint Louis, yang Youra yakini itu milik Han Seokjin karena nama restoran itu Han Ramyun Bar.

Youra begitu berharap itu milik Han Seokjin, tetapi tak ada yang bisa Youra pastikan seratus persen tentang Han Seokjin. Empat tahun Youra mencari kontak Seokjin, tetapi tak kian didapat, tak ada yang tahu tentang Seokjin. Sempat Youra berpikir ingin menyusul Seokjin saja ke Italy, sama sekali tak jauh. Italy berbatasan dengan Provance, mudah saja seharusnya kalau Youra memang ingin egois.

Lembaran foto digenggaman Youra sudah usang. Youra ingat betul kapan foto itu diambil. Mereka masih sangat muda, baru lulus dari sekolah menengah atas, Youra masih tinggal bersama orang tuanya saat itu.

Ketika malam bersalju, Seokjin mengetuk jendela kamarnya karena Youra tak kian mengangkat telepon padahal Han Seokjin sudah menunggu sedari tadi di bawah salju. Youra merasa lucu saat itu, diam-diam memotret Han Seokjin yang sudah terlihat begitu marah karena Youra menghabiskan banyak waktu untuk berdandan sebelum kencan.

One Spoon Of Paris [Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang