09| Wind Picking Up The Sail

1.4K 231 109
                                    

Rumah terasa lebih hangat sejak kabar kehamilan Youra. Sudah berjalan tiga bulan kehamilan. Tak ada lagi yang ditutup-tutupi. Youra tak mencoba lagi untuk mencegah Seokjin bekerja, jika itu yang Seokjin inginkan.

Sesungguhnya Youra khawatir tentang kesehatan sang suami, seperti yang dikatakan di awal, bekerja sambil kuliah begitu melelahkan, ditambah lagi urusan rumah tangga dan anak. Selebihnya, Seokjin juga harus mulai memikirkan tesis kuliahnya.

Kata Seokjin dijalani dengan hati yang terisi, maka semuanya akan baik-baik saja. Itu melegakan untuk Youra melihat suaminya bisa mengimbangi semuanya, bahkan pekerjaan rumah. Memang pada dasarnya sejak awal mereka sudah mengerti satu sama lain. Percaya dengan masing-masing, bahkan melakukan semuanya bersama-sama.

Pagi ini mereka kedapatan menyiapkan sarapan sebelum bekerja. Mereka sibuk di dapur berduaan, sengaja bangun pagi-pagi agar bisa menikmati waktu berdua sebelum kerja.

Menu sarapan hari ini adalah chicken casserole. Makanan khas Prancis yang disiapkan Youra spesial untuk sarapan pagi ini.

"Sudah pikirkan judul tesisnya, Sayang?" Youra bertanya sambil sibuk dengan pot di atas stove. Mengaduk isi dalam pot hati-hati.

Sedangkan Han Seokjin ada di sisi kabinet yang lain sedang menyendok bubuk berwarna merah muda pucat dari dalam boks. Pria itu sedang menyiapkan susu ibu hamil untuk Youra, seperti hari-hari biasanya.

"Sudah," balas Han Seokjin yang kini beralih menuangkan air panas ke gelas.

"Yang pengolahan pastry dengan campuran wine bagus, Han. Itu bisa dipakai. Pasti dosen suka. Apalagi ini di Paris." Youra menengkok ke arah Han Seokjin, senyumannya ditarik tanpa diminta ketika mendapati Seokjin menganduk susu dalam gelas dengan sendok.

Sendok yang sesekali berbenturan dengan gelas yang digenggam Seokjin menghasilkann suara ~ting yang unik dan terdengar berat.

Seokjin membalas senyuman Youra setelah sadar wanita itu memperhatikannya, kemudian mendekat untuk meletakan susu yang selesai dibuatnya di dekat Youra.

"Terima kasih, Sayang," ucap Youra dengan senyuman. Sikap manis sang suami membuat hatinya menghangat.

Youra mendongak dan Seokjin memberikan kecupan singkat di bibir sang istri, kemudian beralih ke balik tubuh Youra, mendekap erat tubuh sang istri. Youra mendongak ke samping ketika merasakan jemari Seokjin mengusap lembut perutnya yang membuncit, itu membuat Youra merasa sangat disayang.

Seokjin menghirup udara di bahu sang istri terpejam, kemudian kecupan lembut dijatuhkan di bahu Youra. "Sehat-sehat, ya, Sayang," ucap Seokjin dengan sayang.

Itu membuat Youra tertawa tipis dengan helaan. Han Seokjin selalu tahu apa yang ia perlukan untuk menenangkan diri.

"Aku akan siapkan piringnya," ucap Han Seokjin setelah mengintip masakan di atas stove sudah mendidih.

Youra mengangguk mengiyakan, kemudian Han Seokjin melepaskan dekapan.

"Tadi kau bilang apa, ya? Aku sepertinya belum jawab," Seokjin yang sudah men-setting meja makan di balik tubuh Youra kembali teringat.

"Tesisnya olahan dengan wine bagus, Han," balas Youra sambil mematikan stove setelah ayam dalam pot dirasa matang sempurna.

Seokjin membantu Youra mengangkat pot berukuran sedang itu ke atas meja makan, itu gerakan yang natural padahal Youra tak menyuruh. Memang begitu pengertian.

"Judul itu aku ingin ganti," ucap Seokjin ketika mereka sudah sama-sama duduk di meja makan.

"Kenapa diganti?" Youra tahu banyak tentang kuliah Seokjin. Bahkan sangat tahu, tak ada yang tak wanita itu tahu karena mereka selalu membicarakannya.

One Spoon Of Paris [Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang