10| Disappear

1K 211 63
                                    

Malam ini bisa up lagi. Semoga bisa jadi obat rindu.
__________

Pernikahan memang tak mudah. Semua orang tahu hal tersebut dan mengerti benar jika itu tak mudah. Han Seokjin pun begitu, pria itu tahu, tetapi tak menduga akan sangat-sangat berat.

Kondisi wanita yang kini sedang berbaring lemah di atas ranjang begitu meremas hatinya. Menyakitkan. Wajah Youra terlihat begitu pucat, tubuhnya lemah, dan titik air mata masih terlihat di ujung mata.

Perutnya sudah tak membuncit lagi. Kini kembali seperti di awal. Han mereka sudah tak di sana lagi.

Dunianya terasa begitu hampa, pikirannya terus mengulang dan mencari jawaban mengapa hal tersebut bisa menimpa mereka. Air mata Seokjin kembali jatuh dari ujung mata dan melewati pipinya yang bahkan belum sempat kering.

Seokjin benar-benar membenci dirinya sendiri karena meninggalkan Youra dalam kondisi sakit. Youra terjatuh di kamar mandi, dan konsekuensinya adalah Han mereka.

"Sayang, maaf." Seokjin menangis lagi. Menyesali semuanya. Punggung tangan Youra yang sedang terlelap dikecup.

Baru kemarin Seokjin mengelus perut Youra yang membuncit dengan canda tawa, kini tawa itu tergantikan dengan tangis. Begitu menyakitkan hari Seokjin.

🍰

Setelah beberapa hari, segalanya membaik. Sepertinya membaik karena mereka tak bisa terus bersedih. Yang bisa dilakukan hanyalah ikhlas.

Di saat-saat terpuruk seperti itu, Han Seokjin selalu meyakinkan Youra, selalu menyemangati. Itu menjadi alasan besar Youra bisa berangsur-angsur pulih. Ada seseorang yang siap menjadi sandarannya ketika terpuruk. Han Seokjin, sang suami.

Lalu, bagaimana dengan Han Seokjin?

Pagi ini seusai mandi, Youra mendengar suara teko mendidih yang begitu nyaring dari arah dapur, suara yang begitu panjang dan tak kian ada tanda-tanda akan diangkat dari atas stove.

Youra melangkah tergesa setelah melipat selimut menuju arah dapur.

"Han?" panggilnya karena setahu Youra, suaminya yang sedang sibuk dengan urusan dapur pagi ini.

Langkah Youra terhenti di pertengahan dapur. Hatinya teriris ketika melihat Han Seokjin terduduk meringkuk di lantai dapur, kepalanya dibenamkan di kedua tangan. Pria itu tertidur.

Perlahan Youra mendekat untuk mematikan stove, kemudian ikut menyetarakan diri dengan Han Seokjin. Air mata Youra jatuh begitu saja. Kondisi Seokjin membuatnya sakit. Youra tahu, sejak kabar kehilangan buah hati mereka, Seokjin tak pernah bisa tidur tenang. Pria itu resah, terutama di pertengahan malam.

Sempat Youra mendapati sang suami merenung melihat ke jendela di tengah malam. Han Seokjin sibuk menguatkan dirinya, tetapi diri pria itu sendiri ternyata begitu rapuh.

Jemari Youra terangkat untuk mengusap bahu Seokjin lembut. Jemari lainnya terangkat menyeka air mata di pipi.

"Han..," panggil Youra pilu.

Seokjin cepat terusik. Kepalanya yang dibenamkan di kedua tangan terangkat. Pandangan mereka bertemu, wajah Seokjin tak baik-baik saja. Terlihat pucat dan lesu.

"Sayang? Kenapa di sini? Istirahat di kamar, kondisimu belum pulih," Seokjin malah berucap seperti itu. Kedua bahu Youra ditangkup. Tatapan pria itu khawatir.

Han Youra menggunakan waktunya untuk menatap sang suami. Han Seokjin kembali menguatkan dirinya. Padahal diri pria itu juga rapuh.

Seokjin perlahan bangkit, Youra juga ditarik untuk ikut bangkit, kemudian sang istri ditarik untuk didekap erat. Youra tak bisa lagi menahan, wanita itu menangis dalam dekapan sang suami.

One Spoon Of Paris [Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang