15| Mimpi Buruk

958 210 125
                                    

Sudah lama pengen up chapter ini. Tapi baru yakin untuk up malem ini.

______________

Terlalu terlambat jika menyebutnya sebagai sarapan. Bahkan memang tak sempat buat sarapan di rumah karena sama-sama bangun kesiangan. Sebuah restoran pinggir jalan menjadi perhentian pertama Seokjin dan Youra siang ini untuk mengisi perut yang keroncongan.

"Sayang, jangan diet-diet." Seokjin sempat protes ketika Youra hanya memesan salad.

"Sedang tidak enak perut, Han," balas Youra.

Sempat ada perdebatan kecil. Sebagai suami, Seokjin selalu ingin yang terbaik untuk Youra. Jadilah berakhir dengan Seokjin yang memesan satu porsi burger dengan keju dan bacon yang melimpah untuk Youra.

"Kan benar. Makanannya sisa banyak. Dibilang aku tak enak perut," Youra yang kini balik protes sambil melihat burger di piring saji masih tersisa setengah lingkaran.

"Makan tiga suap lagi. Setelah itu kalau memang mau sayurnya saja, makan sayurnya saja. Sisanya kasi aku," ucap Seokjin sambil menarik tisu dan membawanya ke ujung bibir Youra. Mengusap sisa saus tomat di sana.

Matahari seperti merestui, tak begitu terik. Sehingga Seokjin dan Youra bisa mengambil duduk di bagian outdoor restoran. Satu pasang burung merpati mendekat ke kaki kursi Seokjin dan Youra. Mereka sempat bermain-main sebentar dengan merpati seraya Seokjin yang menunggu Youra menghabiskan ice cream rasa stawberry.

Setelah urusan mengisi perut selesai, mereka langsung berpindah ke convenience store untuk membeli banyak bahan dapur. Belum 15 menit berkeliling, troli belanja yang Seokjin dorong sudah penuh karena Youra mengisinya dengan dua buah semangka besar. Katanya Youra ingin membuat hwachae.

"Wah, ada yang aroma strawberry yogurt!" Youra berseru ketika mendekat ke rak yang diisi berbagai macam sampo.

Seokjin terkekeh ketika Youra tanpa pikir panjang memasukan tiga botol sampo wangi strawberry yogurt.

"Padahal yang mint sorbet aromanya enak juga, Sayang," ucap Seokjin.

Youra menggeleng. "Kalau mint sorbet aromanya jadi tidak seperti aku."

Seokjin setuju itu. Seokjin menyebutnya 'aroma Youra', kalau sudah ada sangkut pautnya dengan stawberry, Seokjin pasti langsung teringat Youra. Aroma yang mungkin Seokjin akan rindukan.

Siang mereka memang terasa singkat hari ini karena waktu lebih banyak dihabiskan untuk perayaan kelulusan Seokjin malam kemarin. Ketika langit sudah lebih menggelap dan mentari sudah mulai sembunyi, mereka tak boleh melewatkan Eiffel.

Mereka sudah duduk di atas rumput hijau di bawah Eiffel yang berlatarkan langit senja. Tak beralaskan sesuatu seperti orang-orang lain yang sepertinya memang sudah merencanakan untuk duduk di atas rumput hijau itu dengan kain bercorak.

Sama sekali tak masalah jika mereka hanya berbekal satu tangkai mawar merah yang Seokjin beli dari florist bersepeda di parkiran convenience store beberapa menit lalu untuk Youra. Itu saja sudah cukup membuat Youra senang, terbukti ketika Youra terus menggengam mawar merah yang tak berduri itu dengan senyuman.

"Wah, indah sekali, Han," Youra berseru sambil menujuk ke arah langit dengan tangannya yang menggengam mawar merah.

"Iya, Sayang." Seokjin memberikan kecupan di pucuk kepala Youra yang tengah bersandar di dadanya.

Jingga, merah muda, ungu, dan disusul biru, begitu pemandangan langit yang bersanding dengan Eiffel. Memang indah. Sudah cukup indah untuk dibayangkan.

One Spoon Of Paris [Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang