Prily pov
Buk...
Dug...
Arrggggggggg, aku memukul samsak yg tergantung di garasi rumah ku. Menyalurkan kemarahan serta kekesalanku sore ini.
Kenapa harus kembali, kenapa harus bertemu lg, ok kemarin mungkin aku mengharapkan kehadiranya di sini, aku jg sangat merindukannya. Tapi melihat dia kembali dengan wanita itu. Aku tak lg mengharapkan kedatangannya. Lebih baik tidak usah kembali saja.
Buggg..
Duggg
Brukkk
Aku kembali melayangkan pukulan mautku hingga samsak yg tergantung itu jatuh. Asal kalian tahu kekuatan ku akan bertambah 2x lipat jika sedang dalam keadaan emosi.
" woooowwww, seberapa marah hingga samsak yg tergantung itu bisa terjatuh" ucap seseorang yg baru saja masuk dan dengan seenak nya saja menyeruput capucino ku.
" seenak nya saja kau meminum minuman ku edrik. Kau lancang" gurau ku. Karna aku tak benar2 mengatakan itu.
Edrik terkekeh dan lagi dia menyeruput capucino hangat milik ku. Hal biasa jangan heran.
" kau seperti orang kesetanan sya. Apa marko dan sela yg membuatmu seperti ini " tanyanya.
Ya karna mereka dan aku ingin menelan mereka hidup2 karena telah mengambil pekerjaanku. Batinku berteriak.
" diam kau aku malas membahas mereka. Bukankah td sudah ku bilang di telfon. Jangan pura2 lupa" gerutuku.
" ok, kita cari jalan keluar nya nanti. Biar aku dan martin yg urus. Kamu tetap saja mencari di mana keberadaan lie chong wou " jawabnya.
Ahhh edrik memang bisa di andalkan.
" aku cape, aku tidur di sini dulu ya." pintanya.
Cape! Habis ngapain dia. Apa ali mempekerjakannya terlalu keras. Atau memang edrik sedang mendapat proyek baru. Tidak biasanya edrik bilang cape atau pun lelah di hadapan ku.
" ya sudah kau istrirahat saja, tapi awas kalau bikin pulau di bantal gue. Lu bakal gue tendang ke afrika selatan" ancamku.
Tapi kurasa edrik sudah tak mendengar ancamanku. Karena kudengar dengkuran halus dari edrik. Secepat itu kah! Astaga !!!
Akhirnya aku memilih untuk menghentikan aksiku, aku tak mau edrik terganggu dengan suara2 pukulan yg aku timbulkan.
Aku memilih untuk keluar dan mencari udara segar, rasanya pengap setengah hari di garasi, memantau perkembangan istana negara dan menghajar samsak atas kemarahanku.
Beruntung hari ini papah,mamah sedang keluar kota jd aku bebas keluar masuk.
Aku jg bebas melakukan apa saja seperti memakai tank top hitam pekat di padupadankan dengan celana traning abu dan juga sepatu cat yg sama warnanya dengan celana. Ini sungguh nyaman.Tapi kalian jgn berpikir aku memakai ini td sewaktu bersama edrik. Jawabnya tida karena td aku memakai jaket. Berhubung panas dan gerah aku memilih membukanya pas keluar garasi td.
" pakai baju yg pantas, " ucap suara bariton sambil melemparkan handuk ke arah ku. Sial.. Masih ada satu mahluk lg yg mengganggu ku. Siapa lg kalau bukan tuan alex prasetyo... Suamiku.
" selalu saja mengangetkan. Bisa tidak kalau datang itu tidak tiba2 seperti ini" omel ku. Dia malah acuh dan berlalu melewatiku menuju kulkas. Entah apa yg dia cari mungkin makanan. Karna aku lihat sepertinya dia baru pulang kerja terlihat dari pakaian kerja yg masih sama saat td pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brandalan
Fanfictionapa jadi nya jika cowok ganteng,tajir, pengusaha muda pula. harus bertunangan dengan anak rekan kerja ayahnya. yg alex ketahui sebagai gadis brandalan. tentu alex ingin wanita yg cantik,sexy dan elegan yg menjadi pendampingnya. bukan tampang urakan...