AUTOR POV
Prily sedang bersantai ria di depan teras rumah sambil menikmati susu coklat hangat kesukaanya. Terlebih udara pagi yg begitu menyehatkan untuk wanita hamil. Ali berjalan menghampiri istrinya. Hari ini ia harus pergi ke kantor karena harus menghadiri rapat penting.
" pagi sayang " sapa ali. Tak ketinggalan ia mengecup kening istrinya. Prily tersenyum dan balas mengecup pipi ali.
" sarapan dulu. Aku dah nyiapin di meja makan" ucap prily.
" ga keburu yang. Ni aku juga harus berangkat" ucap ali tak enak. Ia sebenarnya ingin sarapan dan sedikit berlama2 di rumah . tapi rapat ini sangat penting dan ali tidak bisa terlambat menghadirinya.
Prily segera bangkit, kalau sudah bilang tidak sempat maka prily harus membawakanya bekal. Jika tidak begitu ali akan melewatkan sarapan pagi nya dan akan terus bergulat demgan pekerjaan.
Ali berjalan mengikuti prily dari belakang. Ali tahu apa yg ada dalam pikiran istrinya itu. Istrinya memang pengertian, setiap kali ia tidak bisa sarapan di rumah pasti istrinya akan membekalkanya sarapan. Ali memang kerap melewatkan makan paginya karena pekerjaan yg menumpuk. Kalau bukan istrinya yg selalu mengingatkanya maka ali mungkin sudah jatuh sakit akibat daya tahan tubuh nya yg melemah.
" kamu memang the best yang" puji ali. Prily mencubit pinggang ali dengan gemas.
" sakit yang,, ko malah di cubit sih " keluh ali. Meski tak seberapa namun cukup panas di pinggangnya.
" kamu ini. Kalau bukan aku yg memperhatikan kamu siapa lagi" ucap prily. Ia sedang sibuk memasukan roti selai coklat serta menyeduh kopi dan di masukan ke dalam termos tahan panas.
" nih sarapan kamu, ingat harus di makan" ancam prily. Ali mencium pipi prily cepat. Memasuki bulan ke sembilan prily lebih cerewet padanya. Dulu saat sangat cuek tapi sekarang prily lebih cerewet dan selalu mengkritik apa yg dia lakukan.
" ya...ya sayang. Sini beri aku ciuman sebelum berangkat kerja" ucap ali sambil memanyun kan bibir. Prily mencibir tapi meski begitu ia tetap memberi ciuman singkat dan mampu membuat ali tersenyum lebar.
Ali merengkuh tubuh prily, memeluk nya pelan. Ia selalu bersyukur dan bersyukur telah memiliki prily. Ali juga bersyukur karena tuhan mempercayakanya untuk menjaga malaikat kecil yg tak akan lama lagi hadir di antara mereka berdua.
Prily membalas pelukan hangat ali. Ia merasa bahagia dan selalu bahagia saat bersama ali. Tak mudah untuk mencapai kebahagian yg kini tengah ia rasakan. Banyak sekali rintangan dan cobaan yg datang silih berganti. Namun takdir tuhan tak akan pernah salah. Ia memang di ciptakan untuk menjadi tulang rusuk ali. Setiap cobaan yg menimpanya tuhan balas dengan kebahagiaan yg berlipat ganda
Ali melepas pelukanya, mengusap perut buncit prily. Hanya tinggal menunggu hari maka buah hati mereka akan melihat indahnya dunia ini.
" sayang cepat lahir ya. Ayah dan bunda sudah menunggu kehadiranmu" ucap ali sambil mengelus perut prily. Prily hanya terkikik geli saat ali mengajak baby nya bicara. Seolah mendengar ali selalu mengatakan yg membuat prily hanya bisa tersenyum.
" ayah.. Bunda"
" ya,, aku ingin anak kita nanti manggil aku ayah dan kamu bunda. Itu impianku sejak dulu. " terang ali.
" kenapa" tanya prily lagi.
" karna aku kan manggil momy sama daddy, terus kamu papah sama mamah. Nah kita ayah sama bunda" jelas ali sumringah.
" ok deh ayah yg ganteng, yang cakep. Sekarang waktunya berangkat. Katanya ada rapat" ingatkan prily. Ali menepuk jidatnya, hampir saja ia lupa. Ke biasaan kalau udah berdua. Suka lupa waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brandalan
Fanfictionapa jadi nya jika cowok ganteng,tajir, pengusaha muda pula. harus bertunangan dengan anak rekan kerja ayahnya. yg alex ketahui sebagai gadis brandalan. tentu alex ingin wanita yg cantik,sexy dan elegan yg menjadi pendampingnya. bukan tampang urakan...